7 Pertanyaan Seputar LASIK, Kehamilan, & Menyusui

7 Pertanyaan Seputar LASIK, Kehamilan, & Menyusui

hamil bolehkah lasik

Agar risiko komplikasi menjadi minimal dan hasil akhir operasi bisa maksimal, LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) menetapkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh kandidat LASIK. Selain memiliki tubuh sehat dan mata sehat, persyaratan lainnya adalah tidak dalam keadaan hamil dan menyusui. Kenapa?

Rupanya, hormon saat hamil dan menyusui mempunyai cukup banyak pengaruh terhadap hasil pemeriksaan pra-LASIK dan hasil operasi LASIK.

Berikut 7 pertanyaan yang sering ditanyakan seputar LASIK, kehamilan, dan menyusui.

Q: Kenapa operasi LASIK tidak direkomendasikan untuk ibu hamil?

A: Prosedur LASIK pada umumnya dianggap sebagai prosedur yang relatif aman bagi penglihatan dan tidak berhubungan dengan risiko tinggi terhadap nyawa ibu atau bayi yang dikandungnya. Namun, ada beberapa faktor dan pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan, sebelum memutuskan untuk menjalani LASIK.

Selama kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang dapat memengaruhi penglihatan, termasuk ketajaman penglihatan dan peningkatan risiko keringat mata. Selain itu, perubahan refraktif selama kehamilan, seperti perubahan jarak pandang atau peningkatan ukuran miopia (rabun jauh) sementara, dapat memengaruhi hasil LASIK, jika dilakukan selama kehamilan.

Meskipun tidak ada bukti kuat tentang risiko tinggi terhadap bayi, banyak dokter mata merekomendasikan agar ibu hamil menunda prosedur LASIK hingga setelah melahirkan dan masa menyusui berakhir demi memberikan hasil yang lebih stabil.

Q: Apakah perubahan hormon kehamilan bisa memengaruhi hasil operasi LASIK?

Hormon kehamilan dapat berpengaruh terhadap hasil operasi LASIK dengan beberapa cara. Meskipun dampaknya bisa bervariasi, berikut dampak yang perlu Anda antisipasi:

1. Perubahan kornea

Selama kehamilan, fluktuasi hormon seperti estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan perubahan pada kornea mata. Kornea yang berfungsi sebagai lensa luar mata memiliki kelengkungan yang penting untuk memfokuskan cahaya dengan tepat pada retina. Perubahan hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada bentuk dan ketebalan kornea, yang pada akhirnya dapat memengaruhi hasil akhir dari operasi LASIK.

2. Perubahan refraksi

Hormon kehamilan dapat berpengaruh terhadap ketebalan dan bentuk lensa mata, yang pada akhirnya berdampak terhadap kelainan refraksi mata atau kemampuan mata untuk fokus pada objek yang berbeda. Perubahan ini bisa membuat dokter sulit memperkirakan hasil akhir LASIK dengan tepat.

3. Ketidakpastian pengukuran pra-LASIK

Pengukuran mata yang akurat lewat pemeriksaan pra-LASIK sangat penting dalam merencanakan operasi LASIK. Namun, fluktuasi hormonal dapat menyebabkan ketidakpastian dalam pengukuran, seperti kelengkungan kornea, ketebalan kornea, dan pengukuran refraksi.

4. Perubahan mata sementara

Selama dan setelah kehamilan, beberapa ibu melaporkan perubahan sementara dalam penglihatan, seperti penglihatan kabur atau peningkatan sensitivitas terhadap cahaya. Perubahan ini mungkin terus berlangsung selama beberapa waktu setelah melahirkan. Jika perubahan ini masih ada saat Anda menjalani operasi LASIK, hasil akhir operasi dapat terpengaruh.

5. Mata kering dan pedih

Kehamilan dapat menyebabkan mata kering dan rasa sakit pada mata. Pasca operasi LASIK, mata kering dan tidak nyaman adalah efek samping umum selama masa pemulihan. Jika Anda sedang hamil atau baru saja melahirkan, gejala mata kering ini mungkin lebih parah dan bisa memengaruhi pemulihan LASIK.

Q: Apakah hormon saat menyusui juga berdampak terhadap hasil operasi?

Ya, hormon menyusui juga dapat memberikan dampak serupa terhadap hasil operasi LASIK, seperti halnya hormon selama kehamilan. Meskipun dampaknya dapat bervariasi antara individu, hormon-hormon yang terlibat dalam menyusui juga dapat memengaruhi mata dan kornea, sehingga berpotensi memengaruhi hasil akhir dari LASIK. Ini beberapa dampak hormon menyusui yang perlu diperhatikan:

1. Perubahan kornea

Hormon menyusui, seperti estrogen dan prolaktin, dapat memengaruhi bentuk dan ketebalan kornea mata. Perubahan ini dapat memengaruhi kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya dengan benar pada retina, dan memengaruhi hasil LASIK.

2. Perubahan refraksi

Hormon menyusui juga dapat memengaruhi kelainan refraksi mata atau kemampuan mata untuk fokus pada objek yang berbeda. Ini bisa menyebabkan perubahan sementara dalam penglihatan dan kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya.

3. Peningkatan risiko mata kering

Banyak ibu melaporkan mata kering selama periode menyusui. Ini bisa menjadi efek samping yang mengganggu dan dapat memengaruhi kenyamanan mata setelah LASIK. Mata kering adalah efek samping umum dari LASIK. Jika sudah ada kondisi mata kering sebelumnya, hal ini dapat memburuk selama menyusui.

4. Perubahan penglihatan sementara

Beberapa ibu melaporkan perubahan sementara dalam penglihatan selama dan setelah menyusui. Meskipun perubahan ini cenderung bersifat sementara, hal ini dapat memengaruhi hasil akhir operasi LASIK, jika perubahan penglihatan masih ada saat Anda menjalani operasi.

Q: Apakah operasi LASIK aman untuk janin atau bayi selama kehamilan?

A: Prosedur LASIK sendiri sebenarnya tidak berisiko langsung terhadap janin atau bayi. Tetapi, obat-obatan yang digunakan sebelum, selama, dan setelah operasi bisa memiliki efek yang belum diketahui. Obat-obatan, seperti obat penenang sebelum operasi, tetes mata anestesi selama operasi, antibiotik, dan tetes mata steroid, mungkin akan diresepkan oleh dokter kepada Anda. Hingga kini dampaknya pada perkembangan anak belum diketahui.

Pada umumnya, anestesi lokal yang digunakan dalam prosedur mata, seperti operasi atau tindakan medis, dirancang untuk bekerja secara lokal dan memiliki risiko yang relatif rendah terhadap janin atau bayi yang sedang menyusu.

Anestesi lokal yang umum digunakan dalam praktik medis telah dikaji secara luas dan dianggap relatif aman. Namun, dalam situasi kehamilan atau menyusui, keputusan penggunaan anestesi harus dibuat oleh tenaga medis yang berpengalaman, setelah mempertimbangkan manfaat dan risiko yang terlibat.

Sementara itu, kebanyakan penelitian terkait dengan penggunaan tetes mata steroid pada ibu hamil atau menyusui adalah studi observasional atau kasus, karena uji klinis langsung terhadap ibu hamil atau menyusui sering kali terbatas karena pertimbangan etika.

Beberapa penelitian telah mengindikasikan bahwa penggunaan tetes mata steroid dengan dosis yang direkomendasikan mungkin memiliki risiko rendah terhadap janin atau bayi yang sedang menyusu. Namun, ini adalah bidang yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Q: Apakah operasi LASIK dapat dipertimbangkan selama kehamilan dalam keadaan tertentu?

A: Dalam kasus tertentu, LASIK mungkin dapat dipertimbangkan selama kehamilan, jika resep kacamata pasien tidak berubah secara signifikan dalam setahun terakhir, pemeriksaan mata pra-LASIK normal, pasien bersedia tidak menggunakan obat penenang, dan pasien memahami keterbatasan antibiotik yang aman selama kehamilan.

Menjalani prosedur LASIK selama kehamilan atau masa menyusui dapat membawa konsekuensi yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Meskipun efeknya dapat bervariasi tergantung pada individu, jenis LASIK, dan kondisi kesehatan, ada beberapa potensi risiko dan dampak yang mungkin terjadi.

Antara lain, kerusakan mata atau Infeksi. Setiap operasi memiliki potensi risiko terhadap infeksi atau kerusakan mata. Kondisi ini dapat menjadi lebih rumit selama kehamilan, karena tubuh sedang mengalami perubahan hormon dan perubahan dalam sistem kekebalan, yang dapat memengaruhi penyembuhan dan respons terhadap infeksi.

hamil bolehkah lasik mata

Q: Apakah LASIK aman saat menyusui?

A: LASIK tidak dianjurkan untuk ibu menyusui. Karena, ada risiko transfer obat-obatan ke dalam ASI. Proses transfer obat-obatan dari ibu yang menjalani LASIK ke ASI dapat terjadi melalui beberapa jalur:

1. Pemrosesan tubuh

Obat-obatan yang digunakan selama operasi LASIK akan diproses oleh tubuh ibu. Beberapa obat dapat dipecah menjadi metabolit, yang kemudian dapat diekskresikan melalui ginjal atau hati. Dalam beberapa kasus, obat-obatan yang dipecah ini mungkin juga dapat masuk ke ASI dalam jumlah yang rendah.

2. Pengaruh pada produksi ASI

Beberapa obat atau zat dapat memengaruhi produksi ASI. Penggunaan obat-obatan tertentu atau paparan bahan kimia dapat memengaruhi hormon atau faktor lain yang mengatur produksi ASI.

3. Waktu penggunaan

Penggunaan obat-obatan saat atau setelah operasi LASIK dapat memengaruhi seberapa banyak obat yang akan tersimpan di ASI. Beberapa obat memiliki waktu atau durasi tertentu dalam tubuh, sebelum kemudian dibuang.

Q: Setelah hamil dan menyusui, kapan waktu yang tepat untuk LASIK?

Waktu yang tepat untuk menjalani operasi LASIK setelah hamil dan menyusui bisa bervariasi. Tetapi, umumnya disarankan untuk menunggu beberapa bulan setelah berakhirnya masa kehamilan dan menyusui, sebelum mempertimbangkan LASIK.

Setelah melahirkan, tubuh perlu waktu untuk memulihkan diri dari perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sebaiknya Anda menunggu minimal enam bulan hingga satu tahun setelah persalinan, sebelum mempertimbangkan operasi LASIK. Hal ini memberi waktu bagi hormon untuk kembali stabil dan efek hormon terhadap kornea mata mereda.

Jika Anda telah berhenti menyusui, disarankan untuk menunggu setidaknya satu bulan sejak berhenti menyusui, sebelum menjalani pemeriksaan mata dan mempertimbangkan LASIK. Meskipun hormon akan kembali normal lebih cepat setelah berhenti menyusui, Anda perlu memberi waktu tubuh untuk pulih sepenuhnya.

Sebelum menjalani LASIK, hormon Anda harus sudah kembali stabil dan penglihatan Anda telah stabil selama beberapa bulan. Perubahan hormon dapat memengaruhi hasil LASIK dan stabilitas penglihatan. Pastikan penglihatan Anda tidak mengalami perubahan drastis dalam setahun terakhir.

Perlu diingat, setiap orang menghadapi kondisi berbeda. Waktu yang tepat untuk LASIK setelah hamil dan menyusui dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor pribadi Anda. Diskusikan rencana Anda dengan dokter mata yang berpengalaman untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kondisi Anda.

Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada mata Anda untuk menentukan apakah Anda adalah kandidat yang cocok untuk LASIK. Mereka juga akan memberi saran tentang waktu yang tepat berdasarkan kondisi kesehatan mata dan hormon Anda.

Kehamilan dan menyusui adalah periode transformasi yang membawa fluktuasi hormonal yang berpengaruh terhadap berbagai aspek tubuh, termasuk mata. Meskipun operasi LASIK menawarkan solusi praktis untuk koreksi penglihatan, prioritas tetap pada keselamatan ibu dan perkembangan anak yang sedang berlangsung.

Mengingat ketidakpastian efek hormon pada mata dan potensi risiko terkait dengan obat-obatan yang digunakan dalam LASIK, Anda disarankan untuk menunggu hingga masa kehamilan dan menyusui selesai, dan Anda tidak berencana memiliki anak dalam waktu dekat.

SILC Lasik Center, klinik mata yang kerap menerima pasien public figure, akan memastikan keamanan dan kenyamanan Anda, sebelum, selama, dan sesudah operasi LASIK atau operasi laser mata lain. Dokter-dokter berpengalaman di klinik ini akan memberikan informasi dan edukasi yang komprehensif tentang tindakan apa pun yang dipilih oleh pasien. Didukung oleh peralatan dengan teknologi canggih, SILC akan memberikan pelayanan terbaik demi kualitas hidup Anda yang lebih baik.

Terima kasih. Anda pegunjung ke-4 halaman ini. Bantu Share di Sosial Media kamu yuk, agar temanmu mendapatkan manfaat dari tulisan ini.