Dalam Konferensi Pers/Press Conference/Seminar Media dari SILC LASIK CENTER Jakarta, yang di selenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 April 2018, dan dalam kesempatan itu dalam seminar media, disampaikan banyak hal mengenai kesehatan mata dan terutama mengenai LASIK. Berikut salah satu ulasan dari wartawan JURNAS.COM sebagaimana diposting dalam http://www.jurnas.com/artikel/33563/kenali-gangguan-penglihatan-terbanyak-di-indonesia/

Jakarta – Penyebab gangguan pengelihatan terbanyak di seluruh dunia adalah gangguan refraksi yang tidak terkoreksi sebesar 42 persen, diikuti oleh katarak 33 persen dan glaucoma 2 persen. Sedang sebesar 18 persen tidak dapat ditentukan dan 1 persen adalah gangguan penglihtan sejak masa kanak-kanak.

Gangguan penglihatan memiliki dampak negatif pada aktivitas harian yang memerlukan fungsi penglihatan seperti mobilitas, keikutsertaan dalam kegiatan sosial dan ranah kualitas hidup lainnya.

Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan, mengisi waktu luang, atau melakukan aktivitas harian.dr. Zoraya Ariefia Feranthy, SpM, mengatakan macam-macam kelainan refraksi yatu, Myopia, bayangan dari benda yang terletak jauh berfokus di depan retina pada mata yang tidak berakomodasi.

“Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata di mana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retina dan Astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang diakibatkan kelainan pada kelengkungan lensa atau kornea yang berakibat pandangan terdistorsi atau kabur,” papar dr Soraya saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin (30/4).Pada kesempatan yang sama, dr. Sophia Pujiastuti, SpM(K), MM, Founder & Ophthalmologist SILC LasikCenter, mengatakan kesehatan mata berperan sangat penting dalam kehidupan seseorang.”Karena mata adalah jendela dunia, sebagai pintu masuk informasi sehingga dengan melihat jelas tanpa alat bantu akan menjadikan hidup lebih berkualitas,” ucap dr Sophia.