Q&A Soal Mata Minus dan LASIK
LASIK (Laser Assisted in Situ Keratomileusis) merupakan sebuah prosedur revolusioner dalam dunia oftalmologi yang telah membantu ribuan orang mengatasi masalah penglihatan, khususnya kelainan refraktif mata, yaitu miopia, hipermetropia, dan astigmatism.
Salah satu kelainan refraktif yang sering menjadi sorotan adalah mata minus, atau dalam istilah medis disebut dengan miopia. Bagi mereka yang telah lama mengandalkan kacamata atau lensa kontak sebagai solusi untuk mata minus, LASIK menjadi solusi yang menarik untuk mendapatkan penglihatan yang lebih baik tanpa perlu lagi mengenakan kacamata atau lensa kontak.
LASIK, yang berfokus pada koreksi kelainan refraktif mata, telah memberikan harapan baru bagi banyak penderita mata minus. Namun, sebelum menjalani prosedur ini, Anda perlu memahami dengan baik tentang bagaimana prosedur LASIK dapat membantu mengatasi mata minus.
Kondisi seperti apa yang disebut mata minus?
Mata minus adalah kelainan refraksi mata yang paling umum, yang juga dikenal sebagai miopia atau rabun jauh. Pada kondisi mata minus, cahaya yang memasuki mata tidak fokus tepat pada retina, melainkan di depan retina. Akibatnya, penderita mata minus kesulitan melihat benda yang jaraknya jauh, namun bisa melihat benda dekat dengan baik.
Apa yang menyebabkan terjadinya mata minus?
Mata minus adalah kondisi mata yang dipercaya disebabkan oleh kombinasi antara faktor keturunan dan faktor lingkungan. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki mata minus, kemungkinan besar anak mereka juga akan mengalami kondisi yang sama.
Selain faktor keturunan, aktivitas yang melibatkan penggunaan mata dalam jarak dekat, seperti membaca dan menggunakan smartphone, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya mata minus.
Mata minus biasanya mulai muncul pada usia kanak-kanak, setelah usia 4 tahun, ketika mata mulai berkembang pesat. Kondisi ini cenderung memburuk seiring pertambahan usia, dan mencapai puncaknya di usia 20 tahun.
Apakah ada cara untuk mencegah mata minus?
Mata minus biasanya tidak dapat dicegah, terutama jika faktor keturunan menjadi penyebab utamanya. Namun, dengan pemeriksaan mata secara teratur, terapi penglihatan, dan penanganan yang tepat, mata minus dapat dikendalikan dan risiko penyakit mata yang parah dapat diminimalkan.
Apa saja gejala yang harus diwaspadai terkait mata minus?
Beberapa di antaranya adalah:
- Kesulitan melihat benda jauh dengan jelas.
- Memicingkan mata saat membaca marka jalan.
- Duduk terlalu dekat dengan layar televisi atau komputer agar bisa melihat jelas.
- Memegang bacaan, seperti majalah atau koran, terlalu dekat dengan mata.
- Merasa lelah saat menyetir.
Apa yang dapat memengaruhi pertambahan tingkatan mata minus?
Penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup dan kebiasaan tertentu, seperti penggunaan layar perangkat digital dalam jarak dekat dan durasi lama, dapat berpengaruh terhadap pertambahan tingkatan miopia. Aktivitas seperti membaca buku dan menonton film melalui tablet, bermain game, dan menggunakan smartphone, semuanya berkaitan dengan layar dan dapat merusak mata, jika tidak dilakukan dengan bijak.
Apa yang membedakan miopia rendah dan miopia tinggi?
Miopia rendah, biasanya dengan tingkat minus di bawah 3, cenderung tidak membahayakan kesehatan mata secara serius. Namun, kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, karena penderita perlu mengandalkan kacamata atau lensa kontak agar bisa melihat dengan jelas.
Kenapa mata minus dianggap sebagai isu kesehatan yang serius?
Karena, jumlah kasusnya terus meningkat, terutama di kalangan anak. Peningkatan kasus mata minus dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, sosial, dan akademis. Jika mata minus tidak segera diatasi, risiko komplikasi serius, seperti katarak, glaukoma, dan bahkan kebutaan permanen, dapat meningkat. Oleh karena itu, Anda perlu mengidentifikasi dan mengatasi miopia dengan cepat.
Apa opsi solusi untuk mengatasi mata minus?
Ada berbagai opsi solusi untuk yang bisa dipertimbangkan, termasuk:
- Menggunakan kacamata atau lensa kontak multifokal untuk mengoreksi penglihatan dan memperlambat pertambahan ukuran minus.
- Memakai lensa Orthokeratology (Ortho-K), lensa kontak khusus yang dapat memperlambat pertambahan tingkatan mata minus.
- Menjalani operasi refraktif laser, seperti LASIK, untuk mendapatkan penglihatan normal.
Apakah mata minus bisa normal setelah operasi LASIK?
Bisa. Setelah menjalani operasi refraktif seperti LASIK, Anda dapat mencapai penglihatan yang jelas tanpa perlu kacamata atau lensa kontak, seperti mereka yang tidak mengalami mata minus. Hasil LASIK diharapkan sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelum prosedur LASIK dilakukan. Dokter akan memberikan penjelasan mengenai perhitungan sebelum LASIK, yang memungkinkan dokter untuk memproyeksikan akurasi penglihatan pasca LASIK.
Apakah mungkin mendapat penglihatan yang kurang dari normal setelah LASIK?
Hal ini mungkin saja terjadi. Sebagai contoh, jika pemeriksaan pra-LASIK menunjukkan bahwa akurasi penglihatan tidak mencapai rentang normal, hasil pasca LASIK juga akan kurang dari penglihatan normal. Selain itu, jika pemeriksaan pra-LASIK menunjukkan bahwa akurasi penglihatan berada dalam rentang normal, tetapi karena ketebalan kornea yang tidak mencukupi, kemudian ada rabun jauh yang tersisa. Akibatnya, hasil akhir setelah operasi mungkin tidak mencapai penglihatan normal.
Untuk mata minus, sejauh mana LASIK dapat dilakukan?
Secara umum, operasi LASIK dapat mengatasi mata minus dalam kisaran mulai dari sekitar -1.00 dioptri hingga -12.00 dioptri. Beberapa bahkan hingga -13.00 dioptri. Namun, ini sangat tergantung pada peralatan dan kondisi mata pasien. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah kelengkungan dan ketebalan kornea. Oleh karena itu, sebelum menjalani LASIK, dokter dapat melakukan perhitungan untuk memprediksi apakah hasilnya akan mencapai target penglihatan normal atau tajam seperti ketika menggunakan kacamata, atau apakah akan ada sisa mata minus setelah operasi.
Apakah mata minus dapat kembali setelah operasi LASIK?
Mata minus dapat kembali setelah operasi LASIK, jika syarat-syarat tertentu tidak terpenuhi, seperti ukuran minus yang belum stabil sebelum operasi. Faktor lain yang memengaruhi kembalinya mata minus adalah aktivitas harian yang dapat membuat otot mata bekerja keras dan penggunaan komputer dalam durasi yang lama. Oleh karena itu, Anda harus memenuhi syarat-syarat dan menjalani perawatan pasca operasi dengan baik.
Apakah diperlukan operasi kedua, jika mata minus kembali?
Bisa ya, bisa tidak. Jika ya, proses dimulai dengan pemeriksaan pra-LASIK yang serupa dengan pemeriksaan sebelum operasi LASIK pertama. Semua kondisi mata harus memenuhi persyaratan, dan ketebalan kornea harus cukup untuk memungkinkan tindakan ini.
Sayangnya, dalam banyak kasus, operasi LASIK pertama mengambil sebagian besar ketebalan kornea, terutama jika tingkat mata minus awalnya sangat tinggi. Akibatnya, ketebalan kornea menjadi sangat minimal atau hampir tidak mencukupi. Namun, jika kondisi mata memungkinkan dan terdapat sisa ketebalan kornea yang cukup, maka operasi kedua dapat menjadi pilihan.
Apa risiko LASIK kedua?
Seperti halnya semua jenis tindakan, ada risiko yang membayangi. Namun, risiko ini dapat diantisipasi melalui serangkaian pemeriksaan awal. Hasil pemeriksaan ini memberikan data penting yang menjadi pertimbangan bagi dokter, sebelum memutuskan apakah operasi kedua dapat dilakukan. Secara umum, risiko antara operasi pertama dan kedua tidak memiliki perbedaan signifikan.
Apakah orang dengan miopia tinggi bisa LASIK?
Secara umum, orang yang menderita mata minus dengan ukuran yang tinggi sering mengalami penurunan penglihatan selama masa kanak-kanak dan kondisi penglihatan mereka memburuk saat dewasa. Anda yang punya miopia tinggi mungkin merasa khawatir bahwa kelainan refraksi mereka mungkin menghalangi mereka dari operasi LASIK.
Namun, menurut penelitian yang diterbitkan di Acta Ophthalmologica pada 2020, operasi LASIK merupakan pilihan yang aman dan efektif untuk mengatasi miopia tinggi.
Apa saja ciri miopia tinggi?
Miopia tinggi terjadi ketika bola mata atau kornea terlalu panjang dan tidak melengkung dengan benar. Orang dengan miopia mengalami kesulitan melihat objek yang berjarak jauh, meskipun memiliki penglihatan baik pada objek yang berdekatan. Menurut WebMD, miopia tinggi biasanya membutuhkan koreksi sekitar -5 dioptri atau lebih, walaupun definisi ini bisa sedikit berbeda pada setiap klinik.
Baca Juga :Tidak Ada Kata Terlambat Untuk LASIK
Apakah operasi LASIK cocok untuk miopia tinggi?
Operasi LASIK untuk mata minus yang ukurannya tinggi bisa menjadi solusi yang tepat. Proses LASIK yang menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea mata secara lembut akan mampu memperbaiki masalah penglihatan.
Bagi Anda yang memilih menjalani operasi LASIK untuk memperbaiki miopia tinggi, ada beberapa manfaat yang dapat mereka nikmati. Pertama adalah kenyamanan, karena Anda tidak perlu lagi mengandalkan lensa kontak atau merawat kacamata. Operasi ini memungkinkan mereka melihat dengan jelas tanpa bantuan tambahan.
Kedua, dengan LASIK, Anda dapat menjalani gaya hidup yang lebih aktif dan bebas tanpa perlu khawatir tentang masalah yang terkait dengan lensa korektif.
Dapatkah LASIK menangani miopia dan astigmatisma secara bersamaan?
Biasanya, ketika LASIK digunakan untuk mengoreksi suatu kelainan refraksi, pasien dengan miopia dan astigmatisma dapat menjalani prosedur ini secara bersamaan. Artinya, miopia dan astigmatisma Anda dapat dikoreksi dalam satu kali operasi LASIK, tanpa perlu menjalani LASIK dua kali atau secara bertahap.
Dengan demikian, setelah operasi, pasien dapat menikmati penglihatan yang jelas tanpa buram atau bayangan yang disebabkan oleh kelainan refraksi yang belum dikoreksi.
Baca Juga : Tak Perlu Cemas Soal Efek Samping LASIK
Apakah LASIK mempunyai efek samping?
Sampai saat ini belum ada data atau laporan mengenai kasus kebutaan sebagai akibat dari prosedur LASIK. Walaupun LASIK dikenal sebagai tindakan yang aman, seperti halnya dalam semua prosedur medis, risiko terhadap kemungkinan komplikasi atau efek samping yang tidak diinginkan selalu ada.
Efek samping sementara yang mungkin timbul termasuk lebih sensitif terhadap cahaya, atau perasaan kelilipan seakan ada benda asing di mata. Selain itu, ada beberapa kemungkinan efek samping lain, seperti:
- Under correction. Misalnya, awalnya memiliki masalah penglihatan -4, tetapi setelah LASIK masih tersisa -0,75.
- Over correction. Misalnya, awalnya memiliki masalah penglihatan -4, tetapi setelah LASIK memiliki +0,5.
- Penglihatan silau, terutama saat berkendara di malam hari. Biasanya bersifat sementara dan dapat berkurang atau hilang seiring berjalannya waktu.
- Mata kering. Biasanya juga bersifat sementara dan dapat ditangani dengan obat tetes mata.
SILC Lasik Center menyediakan layanan LASIK untuk mengatasi masalah rabun jauh. Dengan menggunakan peralatan mutakhir berbasis teknologi Jerman, prosedur LASIK berlangsung dengan aman dan memberikan kenyamanan. Yang lebih menarik lagi, Anda tidak perlu khawatir soal biaya, karena klinik mata yang telah menjadi pilihan bagi berbagai public figure ini menawarkan harga yang terjangkau. Keamanan prosedur selalu menjadi prioritas, dengan para dokter ahli yang akan melakukan penilaian kondisi Anda untuk memastikan kesesuaian Anda dalam menjalani tindakan LASIK.
Recent Comments