Tak Perlu Cemas Soal Efek Samping LASIK
Sebelum Food and Drug Administration (FDA) memberikan persetujuan penerapan LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) lebih dari 20 tahun lalu, prosedur tersebut telah melalui banyak sekali penelitian dan pengujian. Hingga kini LASIK menjadi salah satu tindakan bedah yang paling banyak diriset. Dengan begitu, LASIK merupakan tindakan bedah laser yang aman dan hasilnya efektif. Tingkat kepuasan pasien pun tinggi, hingga di atas 96%.
Namun, seperti tindakan bedah lain, operasi LASIK pun memiliki efek samping tersendiri. Umumnya efek samping itu ringan dan akan menghilang dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu. Meskipun, ada juga yang mengalaminya hingga beberapa bulan.
Anda tak perlu terlalu khawatir soal efek samping atau komplikasi dari LASIK, karena dokter Anda akan mampu menanganinya dengan baik.
Baca Juga :LASIK: Langkah Tepat Tingkatkan Kualitas Hidup
Risiko efek samping LASIK
Sebagian orang merasa takut menjalani LASIK karena takut berujung pada kebutaan atau hilang penglihatan. Tapi, kemungkinan terjadinya komplikasi tersebut sangat kecil.
Hanya saja, ada sejumlah efek samping tertentu dari operasi LASIK yang bisa terjadi. Efek samping ini antara lain berupa mata kering dan masalah penglihatan sementara, seperti silau. Gejala-gejala ini biasanya akan hilang setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Hanya sedikit sekali orang yang menganggapnya sebagai masalah jangka panjang.
Efek samping operasi LASIK antara lain:
1. Mata kering
Operasi LASIK dapat menyebabkan penurunan produksi air mata untuk sementara waktu. Selama enam bulan pertama atau lebih setelah operasi, mata Anda mungkin terasa sangat kering saat sedang dalam proses penyembuhan. Mata kering dapat mengurangi kualitas penglihatan Anda. Dokter Anda akan menyarankan penggunaan obat tetes mata untuk mata kering.
2. Silau dan lingkaran cahaya
Anda mungkin akan mengalami kesulitan melihat di malam hari setelah operasi. Hal ini biasanya berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Anda mungkin juga akan merasakan mata Anda lebih sensitif terhadap cahaya, silau, dan lingkaran cahaya di sekitar cahaya terang. Penglihatan Anda dalam cahaya redup, misalnya pada saat sore hari menjelang malam atau ketika cuaca berkabut, juga dapat menurun.
3. Under correction
Setelah LASIK, ukuran kelainan refraksi mata Anda seharusnya nol. Under correction terjadi, jika masih ada sisa minus, plus, atau silinder pada mata Anda. Jika laser mengangkat terlalu sedikit jaringan dari mata Anda, Anda tidak akan mendapatkan hasil penglihatan yang lebih jelas, seperti yang Anda harapkan.
Under correction lebih sering terjadi pada orang yang mengalami rabun jauh. Anda mungkin memerlukan prosedur LASIK lain dalam waktu satu tahun untuk mengangkat lebih banyak jaringan.
4. Over correction
Sebaliknya, koreksi terhadap penglihatan Anda justru berlebih. Misalnya, Anda yang tadinya mempunyai mata minus 4, setelah LASIK Anda jadi punya mata plus 0,5. Ini terjadi karena laser membuang terlalu banyak jaringan dari kornea mata Anda. Meskipun tetap dapat ditangani, over correction mungkin lebih sulit diperbaiki daripada under correction.
5. Astigmatisma
Astigmatisma atau mata silinder dapat disebabkan oleh pengangkatan jaringan yang tidak merata. Untuk memperbaiki efek samping ini, diperlukan pembedahan lain, kacamata, atau lensa kontak.
6. Ektasia kornea
Ektasia kornea merupakan suatu kondisi ketika kornea menjadi terlalu tipis dan lemah. Ini merupakan salah satu komplikasi yang cukup serius. Jaringan kornea yang tidak normal tidak dapat mempertahankan bentuknya, sehingga dapat menyebabkan kornea menonjol dan penglihatan pasien memburuk.
7. Regresi
Regresi merupakan kondisi ketika penglihatan Anda perlahan-lahan dan secara bertahap berubah kembali ke kondisi semula. Ini merupakan komplikasi yang sangat jarang terjadi.
8. Kehilangan penglihatan
Sangat jarang terjadi ada komplikasi pembedahan yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Pada sangat sedikit kasus ada orang yang mungkin tidak dapat melihat setajam atau sejelas sebelumnya.
9. Komplikasi flap
Melipat kembali atau menutupkan flap dari bagian depan mata Anda selama operasi dapat menyebabkan komplikasi, termasuk infeksi dan air mata berlebih. Lapisan jaringan kornea terluar dapat tumbuh secara abnormal di bawah flap selama proses penyembuhan.
Faktor risiko efek samping
Untuk bisa menjalani LASIK, Anda harus memenuhi sejumlah persyaratan terlebih dahulu. Tujuannya adalah menjamin keselamatan, termasuk meminimalkan potensi efek samping atau komplikasi. Di samping itu, persyaratan dan ketentuan kelayakan LASIK juga diterapkan demi meningkatkan efektivitas LASIK sehingga Anda mendapatkan hasil yang optimal.
Kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan risiko yang terkait dengan operasi LASIK atau membuat hasil operasi LASIK kurang dapat diprediksi. Demi keamanan pasien, dokter mungkin tidak menyarankan LASIK untuk Anda, jika Anda mengalami kondisi tertentu, antara lain:
- Gangguan autoimun, seperti arthritis rheumatoid
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat obat penekan imun atau HIV
- Mata yang selalu kering
- Perubahan penglihatan yang terjadi akibat obat-obatan, perubahan hormon, kehamilan, menyusui, atau usia
- Peradangan pada kornea, kelainan kelopak mata, cedera mata atau penyakit mata, seperti uveitis, herpes simpleks yang memengaruhi area mata, glaukoma, atau katarak
- Gangguan pada kornea, termasuk keratoconus atau ektasia kornea
- Penyakit mata yang menyebabkan kornea menipis dan menonjol, seperti keratoconus
- Riwayat keluarga dengan keratoconus atau ektasia kornea
- Rabun jauh yang parah
- Pupil yang sangat besar atau kornea yang tipis
Jika sedang mempertimbangkan LASIK untuk memperbaiki kelainan refraksi mata Anda, bicarakan dengan dokter tentang kekhawatiran Anda, terutama soal efek samping dan apa yang bisa dilakukan dokter, jika sampai terjadi komplikasi.
Baca Juga :Ini Beda LASIK dan Ortho-K
Cara kurangi risiko komplikasi LASIK
Salah satu cara paling penting untuk meminimalkan kemungkinan efek samping atau komplikasi LASIK adalah memilih dokter mata yang mempunyai banyak pengalaman dalam melakukan prosedur tersebut, dan yang menggunakan teknologi tercanggih. Di tangan dokter yang sangat berpengalaman, risiko kejadian efek samping akan sangat minimal. Ditambah lagi, sebagian besar efek samping dan komplikasi dapat ditangani berkat adanya perangkat diagnostik dan teknologi terkini,.
Efek samping yang paling umum terjadi pada periode awal pasca operasi setelah operasi LASIK adalah mata kering. Tapi, berdasarkan penelitian, orang yang memakai lensa kontak lunak lebih sering mengalami gejala mata kering daripada orang yang telah menjalani LASIK dan tidak lagi memerlukan lensa kontak.
Infeksi kornea yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan sangat jarang terjadi dan lebih jarang terjadi dibandingkan infeksi yang terkait dengan pemakaian lensa kontak dalam jangka panjang.
Kepatuhan pasien terhadap instruksi dokter selama masa pemulihan juga memainkan peran penting dalam meminimalkan efek samping. Jika Anda menggunakan obat tetes mata antibiotik dan steroid yang diresepkan oleh dokter, serta mengikuti anjuran dokter pasca operasi, risiko komplikasi LASIK akan sangat rendah.
Jika Anda terlibat dalam olahraga kontak, hindari aktivitas ini selama minimal tiga bulan dan selalu gunakan pelindung mata. Satu dari seribu orang bisa mengalami flap yang terlepas akibat trauma. Namun, flap tidak semudah itu bisa terlepas begitu saja. Sebagai contoh, pilot angkatan laut yang telah menjalani LASIK dan harus melontarkan diri dari jet tempur mereka, tidak mengalami flap yang terlepas. Trauma langsung pada kornea dapat membuat flap LASIK Anda terlepas, misalnya ketika melakukan olahraga kontak. Tetapi, kondisi ini dapat diperbaiki untuk mengembalikan penglihatan Anda.
Berkat munculnya bedah refraktif laser yang dipandu topografi, orang yang telah menjalani LASIK bertahun-tahun lalu dan saat ini mengalami gejala lingkaran cahaya dan silau, atau kualitas penglihatan yang kurang baik, dapat menjalani operasi tambahan untuk meningkatkan kualitas penglihatan mereka. Tindakan ini sangat mungkin dapat menghilangkan lingkaran cahaya, silau, dan kualitas penglihatan yang buruk.
Kurang dari 1% orang yang menjalani LASIK akan membutuhkan peningkatan LASIK atau LASIK enhancement selama tahun pertama setelah operasi. Sekitar 5% mungkin membutuhkan peningkatan LASIK di kemudian hari. Peningkatan LASIK juga merupakan prosedur yang aman dan hasilnya dapat diprediksi. Komplikasi pun jarang terjadi.
Hanya ada satu komplikasi yang mungkin terjadi setelah prosedur peningkatan LASIK, yang lebih sering terjadi dibandingkan dengan operasi LASIK awal, yaitu epithelial ingrowth. Ini adalah kondisi ketika lapisan pertama kornea, yaitu epitel, tumbuh di bawah flap. Jika hal ini terjadi, maka kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan mengangkat kembali flap dan membersihkan sel-selnya.
Kunjungi : How To Complete Lenticule Extraction Surgery Without Bubble Mapping
Pentingnya seleksi kelayakan kandidat
Kriteria ini menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan prosedur LASIK. LASIK adalah jenis operasi yang membawa risiko tertentu. Ketika seorang calon pasien memenuhi syarat untuk menjalani LASIK, ini berarti bahwa kemungkinan terjadinya komplikasi atau hasil yang tidak memuaskan menjadi lebih kecil. Di sisi lain, bagi calon pasien yang tidak memenuhi syarat untuk LASIK, risiko komplikasi menjadi lebih tinggi.
Prosedur LASIK bertujuan untuk mengatasi kelainan refraksi mata, yaitu miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisma (mata silinder). Untuk mencapai tingkat koreksi yang optimal, tingkat refraksi pasien harus stabil. Jika tingkat refraksi tersebut masih terus berubah, LASIK mungkin tidak akan memberikan hasil penglihatan yang konsisten, yang mengharuskan pasien menjalani prosedur tambahan.
Selain itu, LASIK melibatkan pengubahan bentuk kornea mata. Calon pasien dengan kondisi kornea tertentu, seperti kornea yang tipis atau tidak beraturan, mungkin tidak cocok untuk menjalani LASIK. Upaya untuk melakukan LASIK pada calon pasien yang tidak memenuhi syarat dapat memberi hasil yang tidak dapat diprediksi dan berpotensi menimbulkan komplikasi.
Yang tak kalah penting adalah pemeriksaan pra-LASIK, yang akan memberi informasi sangat detail mengenai kondisi mata pasien, termasuk ketajaman penglihatan, bentuk kornea, serta kesehatan mata secara keseluruhan. Informasi ini memiliki peran penting untuk menyesuaikan prosedur LASIK dengan kebutuhan unik dari setiap pasien. Dengan penanganan yang disesuaikan untuk setiap pasien, hasil koreksi penglihatan dapat menjadi lebih akurat dan efektif.
Selama tahap evaluasi tersebut, dokter dapat menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang tepat untuk menjalani LASIK. Langkah ini untuk memastikan bahwa tidak ada kontraindikasi yang dapat meningkatkan risiko komplikasi pada pasien.
SILC Lasik Center adalah sebuah klinik mata terkemuka yang akan memandu Anda melalui pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan bahwa Anda dapat menjalani operasi LASIK dengan sukses. Selama proses pemulihan, dokter akan terus memberikan dukungan dan bimbingan, sehingga Anda dapat mencapai penglihatan terbaik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Recent Comments