Dalam Konferensi Pers/Press Conference/Seminar Media dari SILC LASIK CENTER Jakarta, yang di selenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 April 2018, dan dalam kesempatan itu dalam seminar media, disampaikan banyak hal mengenai kesehatan mata dan terutama mengenai LASIK. Berikut salah satu ulasan dari wartawan merdeka.com sebagaimana diposting dalam : https://newsbeezer.com/indonesia/teknologi-lasik-tawarkan-solusi-tanpa-perlu-kacamata/
Bisnis.com,JAKARTA – Laser Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK) merupakan salah satu teknologi bedah yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dengan LASIK, orang dapat melihat secara jelas tanpa alat bantu tanpa gangguan refraksi.
Gangguan refraksi adalah salah satu gangguan penglihatan yaitu pembiasan cahaya, yaitu pembiasan yang tidak dapat terpotret pada retina meskipun media pembiasannya jernih.
Gangguan penglihatan yang terjadi negatif pada aktivitas harian yang Fungsi penglihatan seperti mobilitas, keikutsertaan dalam kegiatan sosial dan pengalaman hidup.
Hal ini memungkinkan berkurangnya kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan, mengisi waktu luang, atau melakukan aktivitas harian.
Dengan begitu manfaat LASIK, saat ini ini masih beberapa langkah dalam melakukan tindakan LASIK, s biaya yang mahal.
Dokter Spesialis Mata Zoraya Ariefia Feranthy menuturkan macam-macam refraksi adalah miopia atau bayangan dari benda yang ada di depan mata yang tidak berakomodasi.
Dia menjelaskan Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata di mana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retina.
Astigmatisme adalah gangguan penglihatan yang diakibatkan kelainan pada kelengkungan lensa atau kornea yang berakibat sudut terdistorsi atau kabur.
“Seperti pilihan terapi untuk kelainan refraksi, yaitu Kacamata, Kontak lensa dan Bedah refraktif, termasuk di dalamnya LASIK, TRANS-PRK, PRK, Pengambilan lensa yang jernih, ”ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Senin (30/4/201
LASIK adalah bantuan laser keratomileusis yang digunakan dalam pembuatan flap (permukaan mata) pada kornea dan laser untuk mengubah kelengkungan korne a, sehingga kelainan refraksi dapat terkoreksi.
Sementara, TRANS-PRK adalah metode yang digunakan dalam proses laser dimana tidak ada sentuhan ke kornea oleh alat apapun selain laser.
Sedangkan PRK atau photorefractive keratectomy adalah metode dengan cara kompetisi sel epithelium atau lapisan jaringan kornea dengan laser.
“Penghapusan lensa bening atau CLE adalah metode pengkristalan yang masih jernih,” lanjutnya.
Pendiri & Dokter Mata SILC Lasik Center, Sophia Pujiastuti menambahkan LASIK dapat dikatakan sebagai terobosan teknologi bedah yang tidak ada hubungannya dengan alat dan lensa kontak.
Dia mengatakan bebera syarat untuk melakukan LASIK, yaitu: Miopia: -1,00 D sampai -13,00 D, Astigmatisma: -1.00 D sampai -5.00 D, Hypermetropia: +1.00 D sampai +4.00 D, Kesalahan kelainan refraksi stabil 6-12 bulan.
“Di samping itu pasien harus berdasarkan pada 18 tahun karena ukuran refraksi atau ukuran kacamatanya belum stabil. Dikhawatir akan muncul kelainan refraksi / ukuran kacamata baru setelah LASIK,” jelasnya.
Recent Comments