ARTIKEL

5 Alasan Profesional Hukum Pilih LASIK

Friday, May 3, 2024 | SILC Lasik Center
5-alasan-profesional-hukum-pilih-lasik

Operasi LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) bisa membantu banyak profesi dalam meningkatkan performa di tempat kerja. Tidak hanya dalam bidang yang terlihat jelas menuntut penglihatan tajam, seperti astronot, melainkan juga bidang profesional lain, seperti para profesional yang bekerja di bidang hukum.

Bisa dibilang, pengacara, jaksa, dan hakim termasuk dalam kategori kandidat yang tepat untuk menjalani LASIK. Kenapa? Karena, pekerjaan menuntut mereka untuk banyak membaca hingga mengamati gestur orang di dalam persidangan sampai gerakan terkecil. Penglihatan yang jernih akan meningkatkan kemampuan mereka memperhatikan detail terkecil yang dapat membantu memenangkan sebuah kasus.

Lalu, apa saja benefit LASIK bagi orang yang bekerja di dunia hukum?

Petik manfaat LASIK


Para profesional di bidang hukum memilih LASIK karena banyak alasan, di antaranya pemulihan dan durasi prosedur yang terbilang cepat. Dalam waktu satu atau dua hari setelah operasi, Anda sudah bisa kembali bekerja. Namun, di samping itu, mereka juga dapat menikmati sejumlah benefit dan keunggulan yang ditawarkan oleh prosedur yang inovatif ini, antara lain:

1. Kenyamanan membaca

Sejak awal menempuh pendidikan di sekolah hukum hingga kini berkarier di dunia hukum, seseorang dituntut untuk banyak sekali membaca, termasuk membaca berbagai jenis kitab berisi undang-undang. Membaca dalam waktu yang lama bisa menyebabkan stres, karena penggunaan kacamata dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan sakit kepala.

Selain itu, para profesional hukum bisa menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, yang dapat berdampak buruk. Hal ini bisa terjadi pada Anda yang memiliki resep terpisah untuk jarak yang berbeda, atau yang kesulitan menggunakan bifokal dengan nyaman.

Salah satu manfaat dari operasi LASIK adalah penglihatan yang jauh lebih baik secara keseluruhan, sehingga meskipun kacamata baca kadang-kadang masih diperlukan, resep yang diperlukan jauh lebih sedikit. Atau, Anda bahkan tidak perlu lagi memakai kacamata resep.

2. Kemudahan analisis dokumen hukum

Proses analisis dokumen hukum merupakan salah satu aspek penting dalam pekerjaan di bidang hukum. Dokumen hukum sering kali berisi informasi yang sangat terperinci dan teknis, seperti klausa kontrak, istilah hukum, atau rincian fakta kasus. Penglihatan yang tajam memungkinkan hakim, pengacara, dan jaksa untuk mengidentifikasi setiap detail penting dalam dokumen tersebut. Mereka harus mampu membaca dan memahami kata-kata dengan jelas untuk memastikan bahwa tidak ada informasi yang terlewatkan atau salah dipahami.

Selain itu, dokumen hukum seperti undang-undang, peraturan, atau putusan pengadilan sering kali memuat teks yang rumit dan penuh dengan istilah hukum. Penglihatan yang tajam memungkinkan para profesional hukum untuk menafsirkan peraturan-peraturan ini dengan akurat dan memahami implikasi hukum yang terkandung di dalamnya. Kesalahan dalam menafsirkan peraturan hukum bisa berdampak besar pada hasil suatu kasus.

Dalam beberapa kasus, dokumen tertulis seperti kontrak, laporan, atau surat-surat penting menjadi bukti yang krusial. Penglihatan yang tajam memungkinkan petugas hukum yang terlibat untuk menganalisis bukti-bukti ini dengan cermat, mencari tahu kebenaran fakta, atau menemukan ketidaksesuaian yang mungkin mendukung argumen hukum mereka.

Dalam proses penyusunan dokumen hukum, seperti kontrak, pernyataan persidangan, atau petisi, para profesional hukum harus memastikan konsistensi dan akurasi dalam penggunaan bahasa dan penyampaian informasi. Penglihatan yang tajam membantu mereka memeriksa kesalahan ketik, kesalahan tata bahasa, atau ketidaksesuaian yang mungkin terjadi dalam dokumen-dokumen tersebut.

3. Lebih fokus pada detail

Profesional hukum yang baik harus memperhatikan detail terkecil. Entah bukti penting yang terbenam dalam foto TKP, entah detail yang lebih rumit, seperti bahasa tubuh saksi yang tidak jujur atau tatapan mata jaksa yang tidak percaya. Operasi LASIK dapat membantu mempertajam fokus seorang profesional hukum, sehingga ia dapat membuat keputusan terbaik, paling kritis, dan tepat waktu.

Pada saat persidangan, observasi dan interpretasi non-verbal bisa menjadi kunci dalam menghadapi kasus secara efektif. Penglihatan yang tajam adalah aspek penting dalam kemampuan para profesional hukum untuk memperhatikan dan memahami isyarat-isyarat ini.

Ekspresi wajah saksi atau terdakwa bisa memberikan petunjuk penting tentang perasaan atau kesaksian mereka. Pengacara dan jaksa perlu mencermati ekspresi wajah ini untuk mendeteksi kejujuran atau kebingungan saksi, kepercayaan diri atau kecemasan terdakwa.

Gerakan tubuh saksi atau terdakwa, seperti perubahan postur atau gerakan refleks yang kecil, bisa memberikan informasi tambahan tentang ketegangan, kebohongan, atau kepercayaan diri. Pengacara dan jaksa harus mampu mengamati gerakan tubuh ini dengan seksama untuk menggali informasi tambahan yang mungkin relevan dengan kasus.

Bahasa tubuh mencakup segala bentuk komunikasi non-verbal, termasuk postur tubuh, gerakan tangan, dan kontak mata. Bahasa tubuh saksi atau terdakwa bisa mengungkapkan kegelisahan dan ketidakjujuran terhadap argumen yang disampaikan. Penglihatan yang tajam memungkinkan hakim, pengacara, dan jaksa untuk menangkap isyarat bahasa tubuh ini dan menggunakannya dalam melakukan analisis terhadap suatu kasus.

4. Kecermatan lebih tinggi dalam analisis

Saksi dapat memberi informasi penting tentang kejadian yang terjadi dalam suatu kasus. Penglihatan yang tajam memungkinkan para profesional hukum untuk mengamati wajah saksi, gerakan tubuh, dan ekspresi yang mungkin memperkuat atau meragukan kesaksian mereka. Dengan melihat secara langsung, para profesional hukum dapat menilai kepercayaan dan kredibilitas saksi.

Bukti fisik, seperti dokumen, rekaman video, atau barang bukti, sering kali menjadi bagian krusial dari sebuah kasus. Penglihatan yang tajam memungkinkan para profesional hukum untuk melihat detail-detail pada bukti fisik tersebut, termasuk cap jari, tanda tangan, atau rincian lain, yang mungkin penting untuk membuktikan atau membantah suatu argumen. Kemampuan untuk melihat dengan jelas bisa memungkinkan para profesional tersebut untuk mengidentifikasi potensi kesalahan atau manipulasi dalam bukti fisik tersebut.

Selain mengamati bukti fisik secara langsung, penglihatan yang baik memungkinkan hakim, pengacara, dan jaksa untuk memperhatikan reaksi saksi dan terdakwa terhadap bukti yang dipresentasikan di pengadilan. Reaksi ini bisa memberikan petunjuk tentang kebenaran bukti atau kekuatan argumen yang disampaikan.

Dengan penglihatan yang jernih, para profesional hukum dapat membandingkan kesaksian saksi dengan bukti fisik yang disampaikan. Mereka dapat memeriksa apakah kesaksian saksi konsisten dengan apa yang terlihat dalam bukti fisik, seperti catatan, dokumen, atau gambar. Kemampuan untuk melihat dengan jelas memungkinkan para profesional tersebut untuk menilai kredibilitas kesaksian dan mempertimbangkan bobotnya dalam pembuatan keputusan.

5. Komunikasi makin efektif

Penglihatan yang tajam memungkinkan pengacara dan jaksa untuk melihat dengan jelas dokumen-dokumen hukum yang mereka kerjakan, termasuk bukti, praperadilan, atau tuntutan hukum. Dengan melihat detail-detail tersebut, mereka dapat merancang argumen hukum yang solid dan terperinci, menggabungkan berbagai bukti yang relevan dan prinsip-prinsip hukum yang berlaku.

Kemampuan untuk menyampaikan argumen secara jelas dan persuasif sangat penting dalam persidangan. Pengacara dan jaksa perlu mempresentasikan argumen mereka dengan percaya diri dan meyakinkan, menggambarkan dengan jelas bagaimana fakta-fakta kasus mendukung klaim hukum mereka. Penglihatan yang tajam memungkinkan mereka untuk membaca respons dari hakim, dan menyesuaikan pendekatan komunikasi mereka sesuai dengan situasi.

Hakim juga membutuhkan penglihatan yang tajam untuk menyampaikan keputusan mereka secara jelas dan tegas kepada semua pihak yang terlibat dalam kasus. Dengan melihat langsung semua yang terlibat dalam sidang, hakim dapat memastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya didengar dengan jelas, tetapi juga dipahami dengan baik oleh semua pihak yang terlibat.

Bagi profesi yang harus membaca

Para profesional di dunia hukum harus membaca banyak hal dan kegiatan ini sudah menjadi bagian dari pekerjaan mereka. Dengan begitu banyaknya buku, laporan, dan dokumen tebal yang harus dibaca, Anda pasti ingin memastikan bahwa Anda bisa membaca setiap kata yang tertera dengan jelas, tanpa harus bersusah payah mengernyitkan dahi dan menyipitkan mata.

Inilah kenapa Anda membutuhkan LASIK. Bagi orang yang menjalani pekerjaan dengan banyak membaca, penglihatan yang jernih dan tajam sangat penting untuk pengalaman membaca yang nyaman dan menyenangkan. Ketika Anda kesulitan untuk melihat kata-kata dengan jelas, Anda akan kesulitan juga untuk berkonsentrasi dalam memahami bacaan.

LASIK dapat membantu meningkatkan ketajaman penglihatan Anda secara signifikan. Banyak pasien yang dapat melihat dengan baik tanpa memerlukan kacamata atau kontak setelah menjalani prosedur ini. Jika biasanya Anda harus memakai kacamata baca, LASIK dapat membuat Anda tidak perlu memakainya terlalu sering atau bahkan tidak memerlukannya sama sekali.

Anda mungkin tidak menyadarinya, tapi ketika penglihatan Anda sedikit buram, kondisi tersebut dapat membuat mata Anda tegang dan merasa lelah. Inilah sebabnya mengapa banyak orang dengan penglihatan kabur mengalami sakit kepala, ketika mereka mencoba untuk fokus pada tugas yang melibatkan membaca, terutama untuk durasi waktu yang lama.

LASIK dapat membantu Anda meningkatkan kecepatan dan efisiensi membaca. Banyak pasien LASIK yang merasa bahwa mereka kini membutuhkan waktu lebih singkat untuk menyelesaikan satu halaman atau bab, karena tidak perlu lagi memperlambat proses membaca untuk fokus pada setiap kata.

Sejumlah pasien yang telah menjalani LASIK bertanya-tanya apakah mereka dapat langsung membaca segera setelah operasi. Dua puluh empat jam setelah operasi LASIK, Anda sudah dapat kembali membaca, baik membaca buku atau kertas dokumen fisik, maupun membaca lewat layar ponsel atau laptop. Tapi, Anda perlu menggunakan obat tetes mata untuk melumasi mata Anda di sela-sela kegiatan membaca.

Meskipun Anda yang bekerja di dunia hukum tak bisa menghindari kegiatan membaca, sebaiknya Anda membatasi waktu di depan layar selama 24 hingga 48 jam setelah LASIK. Layar menghasilkan banyak panjang gelombang cahaya, dan menatap layar secara terus-menerus dapat membahayakan mata yang paling sehat sekalipun. Membatasi penggunaan layar selama beberapa hari pertama sangat penting, terutama jika Anda sedang dalam masa pemulihan setelah LASIK.

Entah Anda seorang mahasiswa fakultas hukum ataukah profesional yang telah lama menggeluti dunia hukum, Anda mungkin perlu LASIK, jika menderita kelainan refraksi mata. Periksakan mata Anda secara menyeluruh di SILC Lasik Center dan cari tahu apakah Anda merupakan kandidat yang tepat untuk menjalani LASIK.