ARTIKEL

Katarak Kembali Usai Operasi? Simak Faktanya!

Thursday, April 17, 2025 | SILC Lasik Center
katarak-kembali-usai-operasi-simak-faktanya

Katarak Kembali Usai Operasi? Simak Faktanya!

Operasi katarak adalah salah satu prosedur bedah yang paling umum dan memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Namun, seperti semua prosedur medis, operasi ini tetap memiliki beberapa risiko, meskipun jarang terjadi. Risiko ini bisa bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kondisi kesehatan pasien, teknik operasi yang digunakan, dan kepatuhan terhadap perawatan pasca operasi.

Salah satu risiko operasi katarak adalah katarak sekunder, yang gejalanya serupa dengan katarak yang pertama kali Anda alami. Lalu, apakah katarak sekunder berarti katarak bisa kembali lagi setelah operasi?

Benarkah bisa kembali?

Setelah operasi katarak, katarak itu sendiri tidak bisa tumbuh kembali, karena lensa mata yang keruh telah diganti dengan lensa buatan. Namun, beberapa pasien bisa mengalami kondisi yang disebut katarak sekunder (posterior capsule opacification atau PCO).

Katarak sekunder terjadi ketika kapsul lensa (bagian tipis di belakang lensa buatan) menjadi keruh, menyebabkan penglihatan buram seperti sebelum operasi. Untungnya, kondisi ini bisa diatasi dengan prosedur sederhana menggunakan laser (YAG laser capsulotomy), yang hanya memerlukan beberapa menit dan tidak memerlukan operasi ulang.


Jika ada gejala seperti penglihatan buram lagi setelah operasi katarak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mata untuk memastikan penyebabnya.

Fakta soal katarak sekunder

Katarak sekunder bukan katarak yang tumbuh kembali. Banyak orang mengira bahwa katarak bisa tumbuh kembali setelah operasi, tetapi itu tidak benar. Dalam operasi katarak, lensa asli yang keruh telah diangkat dan diganti dengan lensa buatan (IOL), sehingga katarak tidak bisa muncul kembali. Namun, kapsul belakang lensa (bagian tipis dari mata yang menahan lensa buatan) bisa menjadi keruh, menyebabkan penglihatan buram yang mirip dengan katarak.

Baca Juga : Apa yang Terjadi Jika Tidak Melakukan Kontrol Setelah Operasi Katarak?

Katarak sekunder terjadi karena sel-sel epitel lensa yang tersisa setelah operasi dapat berkembang biak di kapsul belakang lensa, menyebabkan kekeruhan. Ini adalah respons alami tubuh dan bukan karena kesalahan dalam operasi.

Gejala katarak sekunder

Gejala katarak sekunder sangat mirip dengan gejala katarak sebelum operasi. Kondisi ini terjadi secara bertahap dan bisa mulai muncul dalam hitungan bulan hingga beberapa tahun setelah operasi katarak. Gejalanya antara lain:

1. Penglihatan buram atau berkabut

Pasien sering merasa seperti melihat melalui kaca berkabut atau seperti ada lapisan tipis yang menutupi pandangan. Penglihatan yang awalnya jelas setelah operasi bisa perlahan memburuk. Ketajaman visual menurun, terutama dalam kondisi cahaya redup. Sulit mengenali wajah atau membaca teks kecil karena objek tampak kurang tajam.

2. Sensitif terhadap cahaya

Cahaya terang, seperti sinar matahari atau lampu mobil di malam hari, terasa menyilaukan dan tidak nyaman. Beberapa pasien mengalami fotofobia (ketidaknyamanan terhadap cahaya terang). Pasien juga sulit melihat dalam kondisi pencahayaan kontras tinggi, seperti saat keluar dari ruangan gelap ke area yang lebih terang.

3. Ada bayangan atau halo di sekitar cahaya terang

Ketika melihat sumber cahaya, pasien bisa melihat lingkaran cahaya (halo) di sekelilingnya. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan saat berkendara di malam hari karena lampu kendaraan lain terlihat lebih menyilaukan. Beberapa orang merasa seperti melihat ghosting atau bayangan ganda di sekitar objek terang.

4. Kesulitan melihat dengan jelas

Teks pada layar komputer, ponsel, atau buku tampak samar dan sulit dibaca, meskipun menggunakan kacamata. Aktivitas sehari-hari seperti menonton TV, menjahit, atau mengenali ekspresi wajah orang lain menjadi lebih sulit. Pasien sering merasa harus meningkatkan pencahayaan atau mendekatkan objek agar bisa melihat lebih jelas.

Gejala katarak sekunder biasanya berkembang secara perlahan, tetapi bisa cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika Anda mengalami gejala-gejala ini setelah operasi katarak, sebaiknya segera periksa ke dokter mata untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat, seperti prosedur YAG laser capsulotomy.


Pasien yang berisiko katarak sekunder

Tidak semua orang yang menjalani operasi katarak akan mengalami katarak sekunder, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya, seperti:

1. Usia muda. Pasien yang menjalani operasi katarak di usia muda lebih rentan terhadap PCO.

2. Jenis lensa buatan. Lensa buatan dengan desain atau bahan tertentu memiliki risiko lebih rendah dibandingkan yang lain.

3. Penyakit mata lain. Orang dengan kondisi seperti diabetes atau uveitis lebih berisiko.

4. Metode operasi. Teknik operasi yang lebih modern dan presisi dapat mengurangi kemungkinan katarak sekunder.

Jika katarak sekunder menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan, dokter mata biasanya akan merekomendasikan prosedur laser YAG capsulotomy. Prosesnya meliputi:

1. Menggunakan laser untuk membuat lubang kecil di kapsul belakang lensa yang keruh

2. Membuka jalur cahaya agar bisa masuk ke retina tanpa hambatan

3. Hanya memerlukan beberapa menit, tanpa rasa sakit, dan pasien bisa langsung pulang setelahnya

4. Hasilnya instan, penglihatan biasanya membaik dalam beberapa jam atau hari setelah prosedur

Setelah prosedur YAG laser capsulotomy, kapsul belakang lensa tidak bisa menjadi keruh lagi. Itu berarti masalah ini hanya perlu ditangani sekali seumur hidup dan tidak akan kambuh lagi. Namun, kika mengalami penglihatan buram setelah operasi katarak, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk memastikan apakah katarak sekunder adalah penyebabnya.

Gejala serupa katarak sekunder

Katarak sekunder hanya terjadi setelah operasi katarak karena penyebab utamanya adalah pertumbuhan sel epitel lensa yang tersisa di kapsul belakang lensa setelah operasi. Namun, apakah ada kondisi lain yang bisa menyebabkan gejala serupa? Ada. Beberapa kondisi mata lain bisa menyebabkan penglihatan buram, silau, atau halo tanpa adanya operasi katarak sebelumnya, antara lain:

1. Katarak biasa (primer)

Jika Anda belum pernah menjalani operasi katarak tetapi mengalami gejala mirip katarak sekunder, kemungkinan besar itu adalah katarak primer (katarak asli). Katarak primer terjadi akibat penuaan, diabetes, trauma, atau faktor genetik yang menyebabkan lensa alami mata menjadi keruh.

2. Keruhnya kapsul lensa akibat trauma atau peradangan

Cedera mata atau infeksi serius bisa menyebabkan jaringan parut atau keruh di kapsul belakang lensa, mirip dengan efek katarak sekunder. Peradangan kronis pada mata (uveitis) juga bisa menyebabkan kekeruhan pada lensa atau kapsulnya.


3. Retinopati diabetik atau edema makula

Orang dengan diabetes bisa mengalami pembengkakan pada retina (edema makula) atau kerusakan pembuluh darah di retina (retinopati diabetik), yang menyebabkan penglihatan buram dan sensitivitas terhadap cahaya. Gejalanya sering menyerupai katarak sekunder tetapi disebabkan oleh masalah di retina, bukan lensa mata.

4. Glaukoma dan penyakit saraf optik

Glaukoma bisa menyebabkan penglihatan berkabut serta efek halo atau silau akibat tekanan bola mata yang meningkat. Kerusakan saraf optik akibat kondisi seperti neuropati optik juga bisa menimbulkan gejala yang mirip dengan katarak sekunder.

Cara cegah katarak sekunder

Meskipun katarak sekunder tidak sepenuhnya bisa dicegah, ada beberapa langkah yang dapat mengurangi risikonya setelah operasi katarak. Ini beberapa faktor yang dapat membantu mencegah atau meminimalkan kemungkinan katarak sekunder:

1. Memilih lensa buatan (IOL) yang tepat

Jenis lensa intraokular (IOL) yang digunakan dalam operasi katarak berperan besar dalam menentukan risiko katarak sekunder. Lensa berbahan akrilik hidrofobik telah terbukti lebih efektif dalam mengurangi pertumbuhan sel epitel lensa dibandingkan lensa hidrofilik atau silikon.

Lensa dengan desain khusus, seperti IOL berbentuk tepi tajam (square-edge design), dapat menghambat migrasi sel epitel lensa ke kapsul belakang, sehingga mengurangi risiko PCO. Diskusikan dengan dokter mata mengenai pemilihan IOL terbaik untuk mengurangi kemungkinan katarak sekunder.

2. Teknik bedah yang tepat

Teknik operasi katarak yang lebih modern, seperti phacoemulsification dengan sayatan kecil, dapat membantu mengurangi sisa sel epitel lensa yang bisa menyebabkan PCO. Pembersihan kapsul lensa secara maksimal (cortical cleanup) oleh dokter selama operasi sangat penting untuk mengurangi risiko pertumbuhan sel-sel epitel yang menyebabkan katarak sekunder.


Penggunaan teknik, seperti ‘no touch’, juga terbukti lebih efektif dalam mengurangi kemungkinan kekeruhan kapsul belakang.

3. Menggunakan lensa yang dapat menyaring sinar UV

Paparan sinar UV berlebihan dapat mempercepat pertumbuhan sel epitel lensa yang tersisa, meningkatkan risiko PCO. Beberapa lensa intraokular modern memiliki lapisan penyaring sinar UV untuk melindungi kapsul lensa dari efek merusak sinar matahari.

4. Menjaga kesehatan mata pasca operasi

Setelah operasi katarak, Anda harus mengikuti petunjuk dokter mengenai penggunaan obat tetes mata, terutama yang mengandung steroid atau antiinflamasi, untuk mengurangi peradangan yang bisa merangsang pertumbuhan sel epitel. Hindari mengucek mata atau terkena trauma yang dapat mempercepat iritasi dan reaksi jaringan di dalam mata.

5. Rutin periksakan mata

Meskipun katarak sekunder bisa terjadi secara perlahan, pemeriksaan mata secara berkala dapat membantu dokter mendeteksi tanda-tanda awal sebelum menyebabkan gangguan penglihatan yang lebih serius. Pemeriksaan mata berkala juga penting untuk memantau kondisi kesehatan mata secara umum, terutama jika memiliki penyakit seperti diabetes atau hipertensi yang bisa memperburuk kondisi mata pasca operasi.

Benarkah ini katarak sekunder?

Untuk memastikan bahwa penglihatan buram disebabkan oleh katarak sekunder dan bukan masalah lain, ada beberapa cara untuk mengenalinya. Salah satunya adalah melakukan tes penglihatan sendiri.

Jika Anda merasa penglihatan semakin buram, coba lakukan beberapa tes sederhana di rumah:


1. Tutup satu mata dan lihat apakah perbedaannya signifikan. Jika satu mata lebih buram dari yang lain setelah operasi, itu bisa menjadi tanda PCO.

2. Uji penglihatan dalam kondisi berbeda. Jika buram lebih terasa dalam kondisi terang atau saat melihat cahaya langsung, itu bisa menjadi tanda katarak sekunder.

3. Cek efektivitas kacamata. Jika sebelumnya kacamata membantu melihat lebih jelas tetapi sekarang tidak lagi, bisa jadi masalahnya bukan di lensa kacamata, melainkan di mata Anda.

Jika Anda mengalami gejala katarak sekunder, langkah terbaik adalah memeriksakan mata ke dokter spesialis mata untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk pemeriksaan slit lamp. Dokter akan menggunakan mikroskop khusus untuk melihat bagian belakang lensa mata dan memeriksa apakah ada kekeruhan pada kapsul belakang lensa, yang merupakan tanda katarak sekunder.