ARTIKEL

Wajib Tahu! Ini Gejala Kelainan Refraksi Mata

Monday, August 14, 2023 | SILC Lasik Center
wajib-tahu-ini-gejala-kelainan-refraksi-mata

Wajib Tahu! Ini Gejala Kelainan Refraksi Mata

gejala kelainan refraksi Kelainan refraksi mata atau refractive error merupakan kelainan pembiasan cahaya pada mata. Kondisi ini terjadi karena adanya ketidaksempurnaan pada anatomi mata. Antara lain, kornea kurang melengkung atau terlalu datar, atau justru terlalu melengkung, bola mata terlalu panjang atau terlalu pendek, atau lensa terlalu tipis. Ada 3 tipe kelainan refraksi mata yang sangat umum dialami orang dewasa maupun anak-anak, yaitu miopia (rabun jauh), astigmatisma (mata silinder), dan hipermetropia (rabun dekat). Namun, semua kelainan tersebut memunculkan dampak yang sama, yaitu membuat penglihatan jadi buram atau berbayang. Hanya saja, jaraknya berbeda-beda. Ada yang penglihatannya buram saat melihat benda yang dekat, ada yang samar saat melihat benda yang jauh, dan ada juga yang sama buramnya ketika melihat benda dalam jarak jauh maupun dekat. Setiap kelainan refraksi mata memunculkan sejumlah gejala berbeda. Kalaupun ada gejala yang hampir sama, biasanya penyebabnya berbeda. Di samping itu, ada orang yang merasakan gejala berat dan ada yang gejala ringan. Soalnya, ada yang mengalami 2 kelainan refraksi mata sekaligus, sehingga gejalanya pun berlipat. Lalu, apa saja gejala refraksi mata yang mungkin Anda rasakan dan bagaimana cara mengatasinya? Anda akan menemukan jawabannya di sini!

Gejala miopia

Miopia atau rabun jauh terjadi ketika bentuk bola mata terlalu panjang, sehingga cahaya yang masuk ke mata tidak bisa dibiaskan tepat di retina, melainkan di belakang retina. Akibatnya, Anda akan merasakan sejumlah gejala yang sebaiknya tidak diabaikan, antara lain:

1. Penglihatan samar

Saat melihat benda yang jauh dari Anda, benda itu jadi terlihat buram. Misalnya, saat mengikuti seminar, Anda kesulitan melihat materi presentasi yang ditembakkan ke dinding dengan proyektor. Atau, ketika menyetir mobil, Anda kesulitan melihat petunjuk jalan, saat mencari alamat tertentu.

2. Menyipitkan mata dan mengernyitkan dahi

Tanpa sadar Anda mungkin akan sering menyipitkan mata, sekaligus mengernyitkan dahi kuat-kuat, ketika ingin melihat suatu benda. Ini terjadi karena Anda sedang berusaha untuk memfokuskan mata melihat benda yang jauh.

3. Sakit kepala

Kondisi ini terbilang umum terjadi, jika Anda mengalami rabun jauh. Anda cenderung melihat suatu benda dari dekat, sehingga kerja keras itu kemudian membebani mata dan menyebabkan kepala terasa berat.

Gejala hipermetropia

Hipermetropia atau rabun dekat terjadi karena salah satu dari tiga hal, yaitu bola mata Anda lebih pendek dibandingkan ukuran normal, kornea kurang melengkung, atau lensa terbilang terlalu tipis. Sehingga, cahaya yang masuk ke mata tidak bisa dibiaskan dengan benar dan jatuh di belakang retina, bukan tepat pada retina. Itulah kenapa penderita hipermetropia justru bisa melihat benda di kejauhan dengan lebih jelas dibandingkan dengan benda dalam jarak pandang yang dekat. Rabun dekat menimbulkan beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan, antara lain:

1. Tidak nyaman pada mata

Anda mengalami berbagai rasa tidak nyaman pada bagian mata, termasuk mata terasa panas seperti terbakar, perih, mata terasa pegal, atau sakit pada bagian dalam dan sekitar mata.

2. Sering sakit kepala

Umumnya rasa pening atau sakit kepala terjadi, ketika atau setelah Anda melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan jarak dekat, misalnya menulis di tablet, membaca berkas dan dokumen, atau bekerja dengan laptop dalam waktu lama.

3. Kerap mengerjapkan mata

Karena benda yang Anda lihat tampak double atau berbayang, secara tidak sadar Anda sering berkedip atau mengerjapkan mata agar dapat melihat dengan jelas.

4. Sulit berkonsentrasi

Konsentrasi Anda mudah sekali teralihkan oleh hal-hal sepele, karena Anda sulit fokus pada pekerjaan. Dampaknya, kinerja Anda terlihat menurun. Keluhan-keluhan ini umum terjadi pada orang dewasa, sedangkan anak-anak dengan masalah rabun dekat biasanya tidak merasakan gejala apa pun. Namun, anak yang mengalami rabun jauh pada level yang lebih parah, mungkin saja akan mengalami pusing-pusing, sering menggosok mata karena merasa tidak nyaman, tidak tertarik untuk membaca karena kerap merasa kesulitan, atau penurunan prestasi karena sulit fokus saat proses belajar.

Gejala astigmatisma

Astigmatisma atau mata silinder terjadi ketika lengkung kornea Anda, yaitu bagian mata yang berada di depan, memiliki bentuk lengkung yang tidak beraturan atau tidak simetris. Seharusnya, permukaan kornea mata normal berbentuk lengkung sempurna serupa permukaan bola basket, bukan lengkung oval serupa telur, seperti yang terjadi pada penderita mata silinder. Akibatnya, cahaya tidak mampu membias dengan sempurna, sehingga tidak bisa jatuh secara tepat di retina, menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi dalam jarak pandang yang dekat maupun yang jauh. Ada beberapa gejala mata silinder yang membuat Anda merasa tidak nyaman, di antaranya adalah:

1. Penglihatan buram atau terdistorsi

Benda yang sedang Anda lihat dapat tampak melebar, sehingga bentuknya aneh. Atau, sebagian gambar tampak melompat ke arah Anda. Atau, Anda mungkin mengalami penglihatan ganda, sehingga benda apa pun yang Anda lihat, jumlahnya menjadi dua kali lipat di mata Anda.

2. Gangguan penglihatan pada malam hari

Anda mungkin melihat lingkaran cahaya (halo) atau efek seperti semburat cahaya di sekeliling lampu saat malam hari. Ini terjadi karena kornea atau lensa yang tidak sempurna mengganggu kemampuan mata untuk melihat cahaya, sehingga menyebabkan silau dan memunculkan lingkaran cahaya.

3. Sakit kepala yang terus-menerus

Sakit kepala ini bisa begitu mengganggu. Rasa sakit yang berpusat di sekitar mata menjadi pertanda umum bahwa mata Anda tegang akibat dipaksa terus-menerus bekerja keras agar Anda bisa melihat dengan jelas.

4. Memicingkan mata agar bisa melihat dengan lebih jelas

Saat melihat sesuatu, Anda harus menyipitkan mata agar penglihatan Anda bisa jelas. Memicingkan mata sampai hampir terpejam berarti mengurangi cahaya yang masuk ke mata, sehingga membuat lensa berubah bentuk agar bisa fokus dengan lebih jelas. Itu terjadi karena mata sedang mencoba mengimbangi penglihatan yang kabur akibat astigmatisma atau kelainan refraksi lain.

5. Mata lelah dan kelelahan tubuh

Kondisi harus berjuang terus-menerus demi penglihatan yang jelas dapat membuat mata Anda terasa lelah dan pada akhirnya juga menyebabkan kelelahan pada tubuh.

solusi kelainan refraksi

Sudah waktunya kunjungi dokter mata

Kalau Anda merasakan berbagai gejala yang terkait dengan mata, jangan menunda waktu untuk memeriksakan diri ke dokter mata. Tak sedikit orang yang memilih menunda, karena gejala tersebut tidak dirasa terlalu mengganggu. Padahal, gejala yang ringan, jika tidak mendapatkan penanganan yang benar, bisa mengarah pada gangguan kesehatan mata yang lebih berat. Tanyakan kepada dokter tentang risiko kelainan refraksi mata dan bagaimana solusi yang paling tepat. Masalahnya, tidak semua orang menyadari gejala kelainan refraksi mata. Misalnya, karena sudah biasa merasa pusing, bisa jadi ia berpikir pusing itu disebabkan oleh stres akibat banyak pekerjaan. Karena itu, Anda perlu menemui dokter mata secara reguler dan memeriksakan mata Anda dengan cermat. Dengan begitu, dokter dapat mencari jalan terbaik agar penglihatan Anda tetap jernih.

Baca Juga : Mata Silinder Tak Harus Bikin Siwer

Jika Anda saat ini sudah menggunakan kacamata atau lensa kontak dan masih mengalami berbagai gejala tersebut, ada kemungkinan Anda memerlukan resep baru. Temui dokter mata Anda dan lakukan pemeriksaan mata, jika Anda mengalami masalah baru dengan penglihatan Anda. Kelainan refraksi mata yang tidak ditangani dengan tepat membuat kualitas hidup Anda menurun. Misalnya, Anda yang awalnya hobi membaca, jadi kehilangan minat baca buku terbaru, karena selalu merasa kesulitan dengan huruf-huruf yang tampak terlalu kecil untuk dibaca. Atau, Anda yang biasanya menikmati nonton film di bioskop jadi tak tertarik lagi, karena selalu melihat double. Dokter dapat mengecek kelainan refraksi mata yang Anda alami melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pemeriksaan ini sederhana dan tidak menyebabkan rasa sakit. Dokter akan meminta Anda membaca huruf dalam jarak pandang yang dekat maupun jauh. Kemudian, dokter akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil dan memeriksa gangguan kesehatan mata lain. Setelah itu, ia dapat mengoreksi kelainan refraksi dengan kacamata atau lensa kontak, atau memperbaiki kelainan refraksi dengan tindakan bedah.

Solusi kelainan refraksi

Setelah mengetahui jenis kelainan refraksi dan tingkatannya, dokter spesialis mata akan memberikan pilihan solusi. Ada tiga solusi umum yang biasanya ditawarkan kepada pasien, yaitu:

1. Kacamata

Kacamata adalah cara termudah dan teraman untuk mengoreksi kelainan refraksi mata. Dokter akan meresepkan lensa kacamata yang sesuai kebutuhan agar penglihatan bisa kembali jernih dan tajam. Meski banyak toko yang menjual kacamata minus dan kacamata plus lengkap dengan ukurannya, tidak disarankan untuk menebak-nebak ukuran kacamata tanpa diagnosis yang tepat dari dokter.

2. Lensa kontak

Lensa kontak hanya perlu diletakkan di permukaan mata Anda dan dengan mudah lensa tersebut akan mengoreksi kelainan refraksi. Dokter akan menyesuaikan lensa dengan ukuran dan jenis yang tepat bagi Anda, sekaligus memberi edukasi tentang cara memakai yang aman dan cara membersihkannya.

3. Operasi mata

Beberapa jenis tindakan bedah, termasuk bedah laser mata, dapat mengubah bentuk kornea untuk memperbaiki kelainan refraksi. Dokter dapat membantu Anda memutuskan apakah operasi merupakan solusi yang tepat bagi Anda. Jika Anda memilih operasi mata karena hasilnya permanen, dan tak lagi harus tergantung pada kacamata atau lensa kontak, cari tahu dahulu persyaratan dan risikonya. Tanyakan saja kepada dokter Anda. Jangan mengandalkan informasi dari internet semata. Anda boleh menggali informasi dari internet, tapi pastikan Anda melakukan konfirmasi kepada dokter. Hal ini penting untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan informasi yang benar. Sayangnya, LASIK yang merupakan  operasi laser sangat populer, tidak dirancang untuk semua orang. Ada sederet syarat yang harus dipenuhi, jika Anda ingin menjalaninya. Antara lain, usia di atas 18 tahun dan kondisi fisik sehat. SILC Lasik Center merupakan klinik yang berpengalaman dalam mengatasi kelainan refraksi mata dengan operasi laser. Dengan amunisi sejumlah mesin laser yang mutakhir dan digawangi dokter berpengalaman, klinik tersebut dapat membantu melenyapkan ketergantungan Anda pada kacamata dan lensa kontak. Anda yang hendak mendaftar untuk menjadi perwira kepolisian atau masuk sekolah penerbang bisa berkonsultasi di SILC untuk mendapatkan penglihatan normal tanpa bantuan kacamata, seperti yang umumnya disyaratkan.