Fotofobia Usai LASIK? Lakukan Cara Ini
Friday, November 1, 2024 | SILC Lasik CenterTak perlu diragukan lagi bahwa LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) merupakan prosedur bedah laser mata yang inovatif dengan durasi penyembuhan yang terbilang singkat. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa LASIK juga mempunyai efek samping, walaupun bersifat ringan. Salah satunya adalah sensitivitas berlebih terhadap cahaya atau sering kali disebut fotofobia.
Meski terkesan ringan, beberapa pasien LASIK bisa terganggu oleh gejala visual yang terjadi dalam proses pemulihan. Sehingga, tak mengherankan, jika kemudian ada yang berpikir bahwa ada sesuatu yang salah dalam proses pemulihan mereka.
Kenapa bisa terjadi fotofobia dan bagaimana cara mengatasinya?
Karena proses penyembuhan mata
Meski risiko terjadinya sensitivitas terhadap cahaya setelah LASIK memang ada, bukan berarti Anda pasti akan mengalaminya. Tapi, seandainya Anda mengalami kondisi tersebut beberapa hari setelah LASIK, hal ini mungkin disebabkan oleh salah satu atau beberapa faktor sekaligus.
Umumnya, sensitivitas terhadap cahaya disebabkan oleh pembengkakan jaringan kornea sebagai respons terhadap kerusakan yang terjadi selama pembuatan flap kornea. Flap akan sembuh dengan relatif cepat setelah operasi dan jarang menimbulkan komplikasi. Tetapi, selama masa pemulihan, proses penyembuhan mata cenderung membuat pasien jadi hipersensitif terhadap cahaya terang.
Pada saat yang bersamaan, pasien juga cenderung mengalami mata kering pada tahap awal pemulihan, yang kemudian membuat jaringan mata menjadi tidak nyaman akibat faktor lingkungan, termasuk cahaya. Sebanyak 95% pasien LASIK melaporkan gejala mata kering, dan hampir dua pertiganya melaporkan bahwa gejala tersebut dialami satu bulan setelah LASIK.
Meskipun masalah ini biasanya akan mereda tidak lama setelah pertama kali muncul, masih ada cukup banyak pasien dengan keluhan mata kering yang berlangsung selama setidaknya enam bulan setelah operasi. Kondisi ini berpotensi menyebabkan fotofobia jangka panjang sebagai efek samping.
Prosedur LASIK tanpa pisau bedah cenderung menghasilkan bentuk sensitivitas cahaya yang unik, yang disebut Transient Light Sensitivity (TLS). TLS sering kali lebih signifikan daripada sensitivitas cahaya biasa, dan mungkin tidak muncul hingga beberapa minggu setelah operasi. Namun, dengan penanganan profesional yang tepat waktu, pasien dapat mengatasi gangguan tersebut secara efektif.
Sensitif untuk sementara
Meskipun efek samping yang parah usai LASIK jarang terjadi, beberapa pasien dapat mengalami fotofobia setelah operasi dalam jangka panjang. Para peneliti mencatat bahwa pada pasien yang mengalami gejala tersebut, ditemukan adanya peningkatan aktivitas di korteks visual otak, yang bertanggung jawab untuk memproses rangsangan yang berkaitan dengan cahaya dan penglihatan.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada mata saat terpapar oleh rangsangan terang, silau, semburat cahaya, dan efek samping visual lain. Aktivasi di dalam otak ini tidak berbeda dari apa yang diamati pada pasien lain yang mengalami fotofobia kronis.
Bagi sebagian besar pasien LASIK yang mengalami gangguan ringan dalam penglihatan, sensitivitas terhadap cahaya yang muncul setelah LASIK hanya bersifat sementara, dan biasanya akan sembuh dalam waktu satu minggu. Paling tidak fotofobia yang dialami bisa sembuh total dalam waktu 3 bulan.
Sesudah LASIK, banyak pasien mengalami sensasi benda asing, yaitu perasaan seperti ada sesuatu di dalam mata. Rupanya hal tersebut juga dapat menimbulkan perasaan bahwa cahaya terlalu menyakitkan atau tidak menyenangkan.
Bagi sebagian orang lainnya, sensitivitas terhadap cahaya dapat bertahan lebih lama daripada waktu penyembuhan normal. Sebuah penelitian mengungkap, sejumlah pasien LASIK mengalami gejala ini selama kurun waktu satu hingga dua tahun setelah prosedur. Hanya saja, fakta ini tidak menunjukkan terjadinya kondisi fotofobia kronis.
Berbeda pada tiap pasien
Pasien yang mengalami sensitivitas cahaya pasca operasi LASIK menggambarkan perasaan tidak nyaman saat terpapar cahaya terang, sehingga memaksa mereka untuk melindungi mata atau memalingkan muka. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya alami atau sintetis, seperti dari matahari atau lampu dalam ruangan.
Sejumlah pasien dapat dengan nyaman menerima sebagian besar tingkat cahaya tanpa masalah. Tapi, di luar mereka, banyak pasien LASIK merasakan matanya sangat tidak nyaman saat terkena cahaya terang. Tingkat keparahan dari ketidaknyamanan dan kejadiannya bervariasi, tergantung pada penyebab sensitivitas dan toleransi setiap pasien.
Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu menghindari semua cahaya, kecuali cahaya redup, selama beberapa hari pertama di masa pemulihan. Meskipun tidak ada pasien yang dapat memprediksi efek sampingnya secara pasti, beberapa tindakan pencegahan sederhana dapat membantu pasien LASIK menjalani pemulihan yang lebih nyaman.
Agar tak terlalu sensitif
Saat ini metode pembedahan laser mata telah menurunkan risiko efek samping secara signifikan. Misalnya, dengan mendinginkan kornea setelah LASIK. Dengan meresepkan obat tetes mata anestesi, dokter mata yang berpengalaman dapat mengurangi sensitivitas, baik dari segi tingkat keparahan maupun durasinya.
Sambil menunggu mata Anda pulih dengan sempurna, Anda bisa melakukan beberapa langkah yang dapat membantu meredakan sensitivitas terhadap cahaya sehingga tidak terasa terlalu menyakitkan. Di antaranya:
1. Buka atau tutup tirai jendela
Membuka atau menutup tirai jendela Anda sepenuhnya dapat menghilangkan masalah cahaya yang tersebar dan mengenai mata Anda secara tidak terduga. Seandainya Anda memilih untuk menutup tirai, pastikan Anda memiliki cukup cahaya di tempat lain.
2. Hindari cahaya terang
Kelihatannya mudah, tetapi sulit untuk menghindari paparan cahaya terang secara konsisten. Baik berjalan di luar maupun di dalam ruangan yang terang, menghindari lingkungan terang seperti itu membutuhkan sedikit trik.
3. Kenakan kacamata hitam terpolarisasi
Lindungi mata Anda dari paparan cahaya langsung. Jika Anda harus berada di area dengan cahaya terang, persiapkan diri dengan tepat. Kenakan kacamata hitam, topi dengan pinggiran lebar, atau bahkan keduanya. Jika Anda harus keluar rumah atau keluar kantor pada siang hari, pastikan Anda menggunakan kacamata hitam terpolarisasi untuk mengurangi silau, pantulan, dan sinar matahari.
4. Pakai lensa yang presisi
Jika Anda memiliki kacamata dalam ruangan untuk mengatasi fotofobia, pastikan Anda memakainya di sekitar pemicu cahaya dalam ruangan yang Anda ketahui. Ini adalah cara alami yang bagus untuk sensitivitas cahaya, karena akan membuat Anda terlindungi dari panjang gelombang cahaya paling menyakitkan, yang dapat memperburuk kondisi mata.
5. Rehat dari gadget
Sindrom penglihatan komputer adalah masalah kesehatan yang nyata bagi orang-orang yang menghabiskan waktu seharian di depan komputer atau perangkat seluler. Gejalanya antara lain berupa mata yang tegang, sakit kepala, dan kepekaan berlebih terhadap cahaya. Sering-seringlah mengistirahatkan mata dari perangkat Anda. Atau, letakkan perangkat Anda sejenak, jika memungkinkan. Dan, jika Anda memang harus menggunakannya, ikuti beberapa tip sederhana lain.
Hindari layar TV sangat terang, yang dapat menyebabkan ketegangan pada mata, saat jaringan mata Anda masih dalam masa penyembuhan. Cobalah untuk menghindari layar tersebut dalam 48 jam pertama pemulihan.
6. Gunakan obat tetes mata
Mata kering juga dapat menyebabkan kondisi fotofobia yang lebih parah, terutama jika Anda didiagnosis dengan sindrom mata kering. Setidaknya mata yang kekurangan kelembapan dapat menyebabkan rasa gatal, kemerahan, atau sensitivitas umum. Apotek dan toko obat umumnya menjual berbagai obat tetes mata dan air mata buatan untuk menjaga agar mata tetap terlumasi dan mengurangi rasa sakit akibat cahaya.
7. Bersihkan rumah Anda dengan cermat
Coretan di tembok, serta kotoran atau debu pada perabot atau lantai, sepertinya biasa saja. Tapi, hal tersebut bisa sangat buruk bagi mata yang mengalami fotofobia. Salah satu solusi yang paling sederhana adalah mengelap permukaan di dalam rumah Anda. Cara ini akan menghilangkan risiko silau dan mencegah partikel berbahaya masuk ke mata Anda.
8. Tutup permukaan mengkilap
Permukaan yang mengkilap dan bisa memantulkan cahaya bisa sangat mengganggu, ketika cahaya menerpa pada sudut yang tepat. Menutupi benda-benda ini dengan handuk atau sprei, atau mungkin menghiasinya dengan pernak-pernik yang tidak memantulkan cahaya, mungkin tidak ideal dari sudut pandang estetika. Tetapi, hal ini bisa membantu meminimalkan kemungkinan memburuknya sensitivitas Anda terhadap cahaya.
9. Tingkatkan paparan cahaya secara bertahap
Anda tidak bisa bersembunyi dalam gelap atau menutupi mata Anda dengan kacamata hitam di dalam ruangan. Menurut para ahli medis di American Migraine Foundation, menutupi mata Anda terus-menerus sebenarnya dapat membuat mata Anda lebih sensitif terhadap cahaya dari waktu ke waktu. Menjaga lampu tetap menyala, meskipun sangat redup, adalah langkah penting untuk meringankan masalah ini.
Jika sensitivitas terhadap cahaya terus berlanjut setelah minggu pertama, menjadi lebih buruk, atau muncul kembali pada minggu-minggu berikutnya, segera hubungi dokter Anda. Anda mungkin akan diresepkan obat antiinflamasi atau pengobatan alternatif untuk memastikan kesehatan mata dan jaringan kornea Anda. Meskipun Anda tidak yakin apakah efek samping yang Anda alami adalah normal, lebih baik berhati-hati daripada menderita komplikasi yang mungkin terjadi.
Kapan perlu waspada?
Jika Anda mulai mengalami sensitivitas terhadap cahaya sesaat setelah menjalani LASIK, yang terpenting adalah jangan panik. Ini salah satu efek samping yang biasa terjadi beberapa hari setelah prosedur. Pastikan Anda mengikuti petunjuk dokter selama masa pemulihan, dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya.
Meski demikian, ada beberapa tanda yang harus Anda perhatikan yang mungkin mengindikasikan bahwa reaksi sensitif cahaya Anda lebih serius. Antara lain:
1. Timbulnya sensitivitas cahaya yang parah atau yang memburuk dari waktu ke waktu
2. Fotofobia yang berlangsung lebih dari beberapa hari atau minggu setelah LASIK
3. Adanya gejala tambahan, misalnya sakit kepala atau nyeri pada wajah atau mata
4. Sensitivitas terhadap cahaya yang timbul beberapa minggu setelah masa penyembuhan pasca LASIK
Gejala sensitivitas cahaya jangka panjang setelah LASIK dapat berupa ketidaknyamanan atau rasa sakit saat terpapar cahaya terang atau sinar matahari, kebutuhan untuk menyipitkan mata atau melindungi mata dari sumber cahaya, dan kesulitan melihat di lingkungan yang cukup terang. Anda yang mengalami gejala-gejala tersebut sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat.
SILC Lasik Center bisa memberikan penglihatan yang sangat baik bagi Anda yang mengalami kelainan refraksi. Dengan teknologi canggih yang akan meningkatkan akurasi dan hasil, efek samping seperti fotofobia bisa diminimalkan. Konsultasikan kekhawatiran Anda yang membuat Anda menunda LASIK.