Alasan Kenapa Manajer HRD Perlu LASIK
Thursday, May 9, 2024 | SILC Lasik Center
Alasan Kenapa Manajer HRD Perlu LASIK
LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) telah menjadi solusi yang populer bagi banyak orang yang ingin mengatasi masalah penglihatan akibat kelainan refraksi mata. Bagi seorang manajer HRD, memiliki penglihatan yang baik adalah aset berharga dalam menjalankan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengelolaan SDM di dalam organisasi. Dengan penglihatan yang optimal, Anda dapat lebih efektif dalam mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan SDM.
Seorang manajer HRD mempunyai peran penting dalam menjalin hubungan yang baik di antara karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Dan, menjaga ketajaman penglihatan dengan prosedur LASIK dapat menjadi investasi jangka panjang yang berdampak besar terhadap keberhasilan perusahaan secara keseluruhan.
Merekrut orang yang tepat
Salah satu tugas utama seorang manajer HRD adalah merekrut karyawan baru. Tugas ini membutuhkan kemampuan untuk menilai kandidat berdasarkan wawancara, CV, dan pengamatan langsung. Kemampuan untuk melihat ekspresi wajah dan bahasa tubuh bisa menjadi faktor sangat penting.
Manajer HRD bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualifikasi kandidat yang melamar posisi yang tersedia di perusahaan. Itu berarti ia harus membaca CV dengan saksama, juga mempelajari surat lamaran untuk memahami pengalaman, keterampilan, dan pendidikan yang relevan.
Ia juga bertugas melakukan wawancara dengan kandidat untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang latar belakang, motivasi, dan kepribadian mereka. Melalui wawancara, perekrut dapat menilai apakah kandidat tersebut cocok dengan budaya perusahaan dan memenuhi persyaratan pekerjaan.
Selain wawancara formal, pengamatan langsung juga penting. Manajer HRD dapat mengamati kandidat selama interaksi informal, seperti saat berkeliling kantor atau ketika makan siang bersama. Pengamatan ini dapat membantu manajer HRD dalam menilai kemampuan interpersonal, sikap, dan adaptabilitas kandidat.
Tak kalah penting, manajer HRD harus punya kemampuan untuk membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh kandidat. Kemampuan ini akan membantu mereka dalam memahami emosi, kepercayaan diri, dan kenyamanan kandidat selama proses wawancara. Misalnya, ekspresi wajah yang menunjukkan rasa tidak nyaman atau bahasa tubuh yang menunjukkan kegelisahan dapat menjadi sinyal untuk mengeksplorasi lebih lanjut.
Di samping itu, manajer HRD juga harus memiliki pemahaman yang kuat tentang kebutuhan posisi pekerjaan yang sedang kosong serta budaya perusahaan. Dengan pemahaman ini, mereka dapat menilai apakah kandidat memiliki keterampilan, pengalaman, dan nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai perusahaan.
Dengan menggunakan kombinasi keterampilan evaluasi seperti ini, manajer dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih pegawai yang paling cocok untuk posisi yang tersedia. Tugas-tugas tersebut memerlukan penglihatan yang baik, yang bisa didapat melalui LASIK.
Membuat kebijakan organisasi
Peran lain dari seorang manajer HRD adalah bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan mengelola kebijakan dan prosedur SDM dalam perusahaan. Tugas tersebut meliputi banyak hal, termasuk kebijakan terkait rekrutmen, seleksi, orientasi, evaluasi kinerja, pelatihan dan pengembangan, kompensasi, manfaat, dan hubungan karyawan.
Manajer HRD juga terlibat dalam merancang dan mengimplementasikan program-program SDM yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan. Antara lain, program kesehatan dan kesejahteraan, program pelatihan dan pengembangan, program insentif, dan program pengakuan karyawan.
Dalam mengelola kebijakan dan berbagai program, manajer HRD perlu memiliki kemampuan untuk melihat detail dan menganalisis data. Mereka harus mampu mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data terkait karyawan dan praktik SDM untuk membuat keputusan yang tepat.
Selain itu, manajer SDM juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan keinginan karyawan. Tugas ini memerlukan komunikasi yang terbuka dengan karyawan untuk memahami masalah-masalah yang mereka hadapi, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, serta aspirasi karier mereka.
Bicara soal komunikasi, manajer HRD juga bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang baik antara manajemen dan karyawan. Mereka dapat berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik antar karyawan atau departemen, serta mempromosikan budaya kerja yang inklusif dan berkolaborasi.
Keterampilan analitis akan membuat seorang manajer HRD dapat mengelola SDM dengan efektif untuk mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Meningkatkan kualitas komunikasi
LASIK dapat memberikan sejumlah keuntungan bagi dalam proses komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh manajer HRD, terutama dalam konteks profesional dan sosial. Usai menjalani LASIK, ia tidak lagi perlu bergantung pada kacamata atau lensa kontak untuk melihat dengan jelas. Hal tersebut dapat membuat proses komunikasi menjadi lebih lancar dan nyaman, karena tidak ada gangguan atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kacamata atau lensa kontak.
Dengan penglihatan yang dikoreksi, Anda akan merasa lebih percaya diri dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anda tidak perlu khawatir tentang penampilan atau kenyamanan penglihatan Anda, sehingga dapat fokus sepenuhnya pada komunikasi dan interaksi.
LASIK dapat memberikan fleksibilitas tambahan dalam berbagai situasi sosial. Sebagai contoh, Anda tidak perlu khawatir tentang memakai kacamata saat menghadiri acara sosial atau pertemuan bisnis, yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan diri. Anda juga dapat lebih mudah berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu oleh masalah penglihatan, seperti kabut. Hal tersebut dapat membuat proses komunikasi menjadi lebih lancar dan efisien.
Selain itu, LASIK dapat membantu Anda dalam memperhatikan detail dan ekspresi wajah orang lain dengan lebih baik. Ini dapat memperkaya pengalaman komunikasi dan interaksi, karena seseorang dapat lebih sensitif terhadap pesan non-verbal dalam percakapan.
LASIK secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi non-verba. Dengan memiliki penglihatan yang dikoreksi, Anda dapat lebih mudah memperhatikan detail dan ekspresi wajah orang lain. Ini memungkinkan Anda untuk lebih sensitif membaca bahasa tubuh, ekspresi, dan gerakan yang dapat memberikan petunjuk penting dalam komunikasi non-verbal.
Sebaliknya, Anda juga dapat lebih cepat merespons gerakan dan ekspresi non-verbal dari lawan bicara. Dengan begitu, Anda bisa memfasilitasi interaksi yang lebih lancar dan responsif dalam situasi komunikasi yang terhambat.
Tanpa harus memakai kacamata atau lensa kontak yang dapat mengganggu, Anda dapat lebih fokus pada interaksi non-verbal dengan lawan bicara. Anda tidak perlu repot menyesuaikan letak kacamata, sehingga dapat lebih bebas memperhatikan dan merespons bahasa non-verbal.
Di samping itu, Anda akan merasa lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri secara non-verbal. Anda tidak perlu khawatir tentang penampilan atau kenyamanan penglihatan, sehingga dapat lebih bebas untuk mengekspresikan diri dengan bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
Memantau kinerja karyawan
Manajer HRD perlu memiliki kemampuan untuk melakukan observasi langsung terhadap karyawan dalam lingkungan kerja. Dengan memiliki penglihatan yang baik, Anda dapat mengamati perilaku, produktivitas, dan interaksi karyawan secara langsung. Observasi ini membantu dalam menilai kinerja secara lebih holistik dan memahami kontribusi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Selain observasi langsung, Manajer HRD juga perlu menganalisis laporan kinerja karyawan, yang antara lain mencakup pencapaian target, evaluasi kualitas pekerjaan, dan penilaian terhadap kemajuan karyawan dalam mencapai target pribadi dan divisinya. Dengan kemampuan untuk menganalisis laporan kinerja, Anda dapat memberikan umpan balik yang terperinci dan bermanfaat.
Manajer HRD sering kali memiliki akses ke berbagai data terkait kinerja karyawan, seperti data penjualan, produktivitas, atau hasil survei kepuasan karyawan. Dengan penglihatan yang baik, Anda dapat menafsirkan data ini dengan akurat untuk memahami tren, pola, dan faktor-faktor yang memengaruhi kinerja karyawan. Interpretasi data yang tepat membantu Anda dalam mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Berdasarkan pengamatan langsung, analisis laporan, dan interpretasi data, Manajer HRD dapat memberikan umpan balik yang bermakna kepada karyawan. Umpan balik yang konstruktif membantu karyawan dalam memahami area-area yang perlu diperbaiki dan memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Hal ini juga membantu Manajer HRD dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan yang spesifik untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Kembali ke kantor
Operasi LASIK adalah solusi koreksi penglihatan yang aman, bisa diandalkan, dan permanen bagi siapa saja yang memiliki karier di korporat atau yang bekerja di lingkungan perkantoran. Pekerja kantoran biasanya menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari di depan layar komputer. Hal ini dapat mengganggu perhatian Anda terhadap detail, yang merupakan faktor penting dalam sebagian besar karier pekerja kantoran, termasuk manajer HRD.
Operasi LASIK dapat memperbaiki penglihatan Anda secara permanen, yang dapat memberikan manfaat bagi konsentrasi Anda, mengurangi kelelahan akibat ketegangan mata, dan bermanfaat bagi performa kerja Anda secara keseluruhan.
Sebagian besar orang yang bekerja di bagian HRD menghabiskan banyak waktu untuk membaca dokumen. Dengan LASIK, Anda tidak lagi memerlukan kacamata atau lensa kontak untuk membaca. Bayangkan betapa mudahnya Anda fokus pada tulisan kecil pada dokumen Anda, ketika penglihatan Anda tajam dan jernih tanpa bantuan kacamata.
Anda tidak perlu lagi mencari-cari kacamata Anda yang sepertinya selalu salah tempat, tidak perlu lagi meraba-raba lensa kontak yang membuat mata Anda kering. Menjalani LASIK berarti menyederhanakan pekerjaan Anda sebagai manajer HRD. Kemudahan tersebut sebanding dengan biaya dan proses pemulihan LASIK.
Tidur siang yang cukup diperlukan untuk memberikan waktu istirahat bagi mata Anda, yang dibutuhkan segera setelah operasi LASIK. Menonton televisi dan memakai perangkat elektronik dapat membuat mata Anda tegang, jika Anda menggunakannya terlalu dini setelah prosedur.
Sebagian besar pasien dapat kembali bekerja keesokan harinya setelah LASIK. Tidak sedikit orang yang merencanakan operasi pada hari Kamis atau Jumat sehingga bisa menikmati akhir pekan yang panjang sekaligus memulihkan mata. Tapi, sebenarnya Anda tak perlu ‘libur’ selama itu. Kecuali, jika tanpa sengaja Anda mengucek mata pada beberapa hari pertama. Dokter akan memberi tahu Anda kapan Anda dapat kembali bekerja pada kunjungan pertama pasca LASIK, yang biasanya dijadwalkan satu hari setelah prosedur. Kunjungan ini diperlukan agar dokter bisa memastikan Anda pulih secara normal.
Jika Anda ingin pekerjaan di kantor semakin lancar berbekal penglihatan yang jernih, hubungi SILC Lasik Center dan bicaralah dengan para dokter yang telah sangat berpengalaman. Mereka akan merekomendasikan jenis LASIK terbaik yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.