Gejala Mata Plus Hipermetropia
Monday, March 18, 2024 | SILC Lasik Center
Ada dua kondisi berbeda yang disebut dengan mata plus atau rabun dekat. Pertama, hipermetropia, yaitu rabun dekat akibat kelainan refraksi mata. Kedua, presbiopia, yaitu rabun dekat akibat penurunan kelenturan lensa mata karena pertambahan usia. Meski penyebabnya berbeda, keduanya bisa diatasi dengan beberapa cara.
Mata plus hipermetropia memunculkan ciri dan gejala tersendiri, yang serupa dengan presbiopia. Lalu, apa saja perbedaan dari kedua rabun dekat tersebut? Bagaimana pula cara mengatasinya?
Kondisi mata plus hipermetropia
Mata plus hipermetropia terjadi karena cahaya yang masuk ke mata jatuh di belakang retina, bukan tepat di atasnya seperti pada kondisi mata normal. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bentuk kornea yang datar, panjang bola mata yang terlalu pendek, atau ketebalan lensa yang kurang.
Baik orang dewasa maupun anak-anak dapat mengalami mata plus hipermetropia. Meskipun, jenisnya berbeda dari presbiopia, yang dialami oleh orang dewasa di atas usia 40 tahun. Mata plus pada anak dapat berpengaruh terhadap kemampuan belajar, membaca, dan performa mereka di sekolah.
Pada awalnya mata plus mungkin tidak menimbulkan gangguan penglihatan yang signifikan, sehingga sering diabaikan. Namun, jika tidak ditangani dengan baik dalam jangka waktu yang lama, mata plus dapat menyebabkan penurunan penglihatan. Akibatnya, kualitas hidup juga menurun.
Kebanyakan anak dengan mata plus kemungkinan besar mewarisi kondisi tersebut dari orang tua mereka. Tetapi, mata plus juga dapat disebabkan oleh masalah perkembangan di dalam rahim atau pada masa kanak-kanak. Kondisi lain, seperti down syndrome dan cedera mata, juga dapat meningkatkan risiko mata plus.
Karena mata plus memiliki unsur genetik, anak baru lahir sering kali memiliki kelainan refraksi ini. Meskipun demikian, sebagian besar anak dengan mata plus yang ringan dapat mengoreksi kelainan ini dengan sendirinya, karena lensa mata mereka masih sangat fleksibel. Namun, pada kasus hipermetropia yang lebih berat, kelainan tersebut tidak terkoreksi dengan sendirinya.
Lalu, apa yang membedakan mata plus hipermetropia dan presbiopia?
Hipermetropia dapat terjadi pada segala usia, yang disebabkan oleh bentuk mata yang kurang mampu memfokuskan cahaya dengan baik. Misalnya, karena bola mata terlalu pendek atau kornea datar. Sementara itu, presbiopia adalah penurunan daya penglihatan jarak dekat, yang terjadi sebagai hasil dari penuaan. Biasanya presbiopia terjadi setelah usia 40 tahun.
Pada presbiopia, lensa mata kehilangan elastisitasnya, sehingga mata kesulitan untuk memfokuskan cahaya pada objek yang berada dalam jarak dekat. Orang dengan presbiopia mungkin mengalami kesulitan membaca teks kecil atau melakukan pekerjaan detail dalam jarak dekat, tetapi masih memiliki penglihatan yang baik pada objek yang jaraknya jauh.
Presbiopia biasanya tidak dipengaruhi oleh bentuk mata atau kornea, melainkan disebabkan oleh perubahan alami yang terjadi pada lensa mata seiring bertambahnya usia.
Jadi, meskipun keduanya memiliki gejala yang mirip dalam hal kesulitan melihat objek dalam jarak dekat, hipermetropia dan presbiopia memiliki penyebab yang berbeda dan biasanya terjadi pada tahap kehidupan yang berbeda pula.
Terjadi pada orang dewasa dan anak-anak
Menurut National Eye Institute serta Department of Health and Human Services Amerika Serikat, satu dari tujuh anak mengalami mata plus hipermetropia, bukan presbiopia. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar, karena mereka kesulitan dalam fokus penglihatan, yang sangat diperlukan dalam kegiatan belajar di sekolah.
Mata plus dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari seseorang, baik pada anak-anak, maupun pada orang dewasa. Sejumlah dampak yang dapat dialami, antara lain:
1. Kesulitan membaca dan melakukan pekerjaan jarak dekat lain
Orang dengan mata plus mengalami kesulitan dalam melihat objek yang berada dalam jarak dekat dengan jelas. Ini dapat menyulitkan mereka dalam membaca, menulis, atau melakukan pekerjaan detail lain.
2. Ketegangan mata
Upaya yang lebih besar untuk fokus pada objek dekat dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan pada mata. Ini dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari dan mengurangi produktivitas.
3. Gangguan keseharian
Mata plus dapat menyebabkan gangguan dalam melakukan tugas sehari-hari, seperti menggunakan komputer, atau membaca pesan teks di ponsel. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.
4. Risiko kecelakaan
Penglihatan buram yang disebabkan oleh mata plus dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat melakukan aktivitas yang membutuhkan ketelitian visual, seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin.
5. Kesulitan belajar
Pada anak-anak, mata plus dapat berpengaruh terhadap kemampuan mereka dalam belajar di sekolah karena kesulitan dalam memfokuskan mata dan membaca materi yang ditampilkan di papan tulis atau buku pelajaran.
6. Stres
Kesulitan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari akibat mata plus dapat menyebabkan stres dan kecemasan, sehingga kemudian berpengaruh terhadap kesehatan emosional seseorang.
Oleh karena itu, Anda yang mengalami gejala mata plus perlu mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap kehidupan sehari-hari.
Gejala mata plus
Sama seperti kelainan refraksi mata lain, yaitu miopia (rabun jauh atau mata minus) dan astigmatisma (mata silinder), mata plus juga menunjukkan sejumlah gejala pada penglihatan. Beberapa orang sebenarnya mungkin telah mengalaminya sejak masa anak-anak atau remaja, sedangkan sebagian lain baru menyadarinya ketika mencapai usia 40 tahun.
Sejumlah gejala atau ciri yang mungkin Anda alami, antara lain:
1. Penglihatan buram, ketika melihat benda yang berjarak dekat.
2. Penglihatan buram dan kelelahan mata di malam hari.
3. Penglihatan ganda saat membaca.
4. Sensasi mata sakit, tegang, dan gatal.
5. Kebiasaan memicingkan mata saat membaca.
6. Mata tidak nyaman dan sakit kepala setelah melakukan pekerjaan jarak dekat, seperti membaca, menggunakan komputer, menggambar, atau meneliti angka.
Jika Anda mengalami gejala yang terkait dengan gangguan penglihatan seperti di atas, segera buatlah jadwal untuk memeriksakan mata Anda. Beberapa gejala rabun dekat, termasuk penglihatan buram, bisa menjadi tanda adanya masalah mata yang lebih serius yang memerlukan penanganan segera. Oleh karena itu, sebaiknya jadwalkan pemeriksaan mata, meskipun Anda hanya merasa bahwa mata Anda sekadar lelah. Dokter mata akan membantu Anda dalam mendiagnosis masalah kesehatan mata yang Anda alami dan memberikan pilihan solusi.
Pemeriksaan mata pada anak juga sangat penting. Pemeriksaan dini dapat mendeteksi kelainan refraksi, seperti hipermetropia, sebelum menyebabkan komplikasi, seperti amblyopia (penurunan daya penglihatan pada satu mata) atau strabismus (mata melihat ke arah yang berbeda, biasa disebut mata juling).
Meskipun Anda tidak mengalami masalah penglihatan, tetaplah menjadwalkan pemeriksaan mata secara teratur, terutama setelah mencapai usia 40 tahun. Menurut American Optometric Association, anak-anak dan orang dewasa yang tidak memiliki gejala apa pun harus melakukan pemeriksaan rutin, jika memiliki faktor risiko turunan mata plus.
Solusi mata plus hipermetropia
Saat pemeriksaan, dokter mata akan menentukan apakah Anda memerlukan kacamata atau tidak. Beberapa orang dengan kondisi mata plus mungkin bisa beradaptasi tanpa perlu memakai kacamata. Namun, jika Anda mengalami gejala yang cukup berat atau kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, penggunaan kacamata dapat membantu memudahkan hidup Anda.
Pada orang dewasa, mata plus hipermetropia tidak akan hilang dengan sendirinya, kecuali melalui operasi mata untuk mengoreksi kelainan refraksi secara permanen. Ada beberapa opsi solusi yang dapat dipertimbangkan agar penglihatan Anda kembali normal dan Anda dapat beraktivitas seperti biasa. Opsi tersebut antara lain:
1. Kacamata
Kacamata bekerja dengan sederhana untuk mengoreksi mata plus. Lensa kacamata membantu cahaya untuk fokus langsung pada retina Anda, bukan di belakang retina, sehingga penglihatan dekat Anda menjadi lebih tajam.
Jika Anda menderita mata plus hipermetropia, Anda akan melihat tanda + (plus) di depan angka pada resep kacamata Anda. Parah atau tidaknya mata plus hipermetropia yang Anda alami akan menentukan apakah Anda harus memakai kacamata secara terus-menerus atau hanya saat diperlukan saja. Sebaiknya Anda mengikuti petunjuk penggunaan kacamata dari dokter agar Anda tidak mengalami gangguan penglihatan yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
2. Lensa kontak
Lensa kontak bekerja dengan cara yang sama seperti kacamata, yaitu mengoreksi cara cahaya dibiaskan saat memasuki mata Anda. Namun, lensa kontak lebih kecil daripada lensa kacamata dan dipasang langsung pada permukaan bola mata. Lensa kontak umumnya dianggap aman, nyaman, dan mudah digunakan. Namun, Anda mungkin mengalami masalah mata, seperti mata kering atau infeksi mata, yang membuat Anda tidak dapat menggunakan lensa kontak dalam jangka waktu lama.
3. Tindakan bedah
Anda dapat memilih sejumlah tindakan bedah untuk memperbaiki kondisi mata plus, sehingga Anda tidak perlu lagi menggunakan kacamata. Ada beberapa jenis operasi yang dapat dipertimbangkan.
Yang menjadi favorit adalah tindakan bedah LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis). Prosedur ini cocok untuk orang dengan mata plus tingkat rendah hingga menengah. Operasi tersebut dilakukan dengan menggunakan laser untuk membentuk kembali kornea Anda agar lengkungnya menjadi lebih sempurna.
Ada anggapan umum yang menyatakan bahwa operasi LASIK hanya efektif untuk mengatasi mata minus dan tidak efektif untuk mengatasi mata plus hipermetropia. Pandangan ini ada pada awal tahun-tahun munculnya operasi tersebut. Meskipun memang benar bahwa pada awalnya LASIK dianggap sebagai terobosan dalam mengatasi mata minus, kemajuan teknologi telah memperluas kemampuannya secara signifikan.
LASIK adalah pilihan yang baik untuk mengatasi mata plus, jika penyebabnya adalah bentuk kornea yang tidak ideal. Melalui operasi LASIK, kornea mata akan dibentuk ulang sehingga cahaya dapat fokus pada retina. Namun, jika mata plus Anda terkait dengan bentuk atau kelengkungan lensa mata, bukan kornea mata, LASIK mungkin bukan pilihan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk orang dengan tingkat mata plus yang tinggi, opsi yang dapat dipilih adalah RLE (Refractive Lens Exchange). Operasi ini melibatkan penggantian lensa mata alami Anda dengan lensa intraokular (IOL) atau lensa buatan untuk mengoreksi penglihatan.
SILC Lasik Center, yang dilengkapi dengan peralatan modern dan tim dokter berpengalaman, menawarkan layanan ZLASIK untuk menangani hipermetropia. Prosedur ini sangat nyaman, cepat, dan akurat karena menggunakan laser secara eksklusif, tanpa menggunakan pisau bedah. ZLASIK mampu mengoreksi hipermetropia dengan rentang antara plus satu hingga plus empat dioptri. Namun, sebelum menjalani operasi LASIK, Anda harus menjalani pemeriksaan komprehensif dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.