ARTIKEL

Mata Plus Hipermetropia Bisakah Disembuhkan?

Thursday, March 21, 2024 | SILC Lasik Center
mata-plus-hipermetropia-bisakah-disembuhkan

Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa ada kondisi yang disebut mata plus akibat kelainan refraksi. Yang lebih banyak diketahui orang adalah mata plus akibat pertambahan usia atau penuaan.

Kelainan refraksi merupakan kondisi ketika lensa mata tidak dapat memfokuskan cahaya dengan tepat pada retina. Akibatnya, terjadi gangguan dalam penglihatan. Kelainan refraksi terjadi karena adanya kelainan bentuk kornea atau lensa mata, sehingga cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan dengan baik. Sebagai hasilnya, objek yang dilihat akan terlihat kabur atau tidak jelas.

Kelainan refraksi meliputi miopia (rabun jauh atau mata minus), hipermetropia (rabun dekat atau mata plus), dan astigmatisma (mata silinder akibat ketidaksempurnaan bentuk kornea atau lensa mata). Lalu, apa yang dimaksud dengan hipermetropia? Apakah kondisi tersebut dapat disembuhkan?

Apa itu mata plus hipermetropia?

Mata plus akibat kelainan refraksi mata, atau yang disebut hipermetropia, sering kali dikenal dengan nama rabun dekat. Ketika kondisi ini terjadi, sinar cahaya yang masuk ke mata jatuh di belakang retina (bagian mata yang peka terhadap cahaya), dan bukan tepat di atasnya. Pada kondisi hipermetropia, pasien dapat melihat benda-benda yang jauh dengan jelas, tetapi tidak dapat melihat benda-benda yang dekat dengan baik. Penglihatan kita seperti terpaku pada jarak jauh. Itulah sebabnya kondisi tersebut disebut rabun dekat.

Mekanisme mata kita mirip seperti kamera. Cahaya masuk melalui kornea dan mencapai retina melewati lensa dan lapisan dalam mata lainnya. Retina mengirimkan sinyal ke otak melalui reseptor foto, membentuk sebuah gambar.

Jika terdapat kerusakan pada lapisan mata mana pun, hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah penglihatan. Salah satunya adalah hipermetropia. Seseorang dengan hipermetropia mengalami kesulitan untuk membaca, menulis, menjahit, atau melakukan apa pun yang membutuhkan penglihatan yang lebih dekat.

Hipermetropia merupakan kelainan penglihatan yang umum terjadi pada anak-anak. Ini karena faktor genetik. Karena itu, anak-anak sering kali terlahir dengan kelainan refraksi ini. Jika tidak ditangani dengan tepat, hipermetropia dapat menyebabkan esotropia akomodatif, yaitu suatu kondisi ketika satu mata berusaha mengoreksi kelainan refraksi pada mata lainnya, yang menyebabkan mata juling.

Mayoritas anak dapat memperbaiki sendiri kondisi hipermetropia yang mereka alami, atau sederhananya, bisa sembuh dengan sendirinya. Hipermetropia dalam tingkatan ringan pada anak-anak sering kali tidak disadari, karena mata mereka dapat berakomodasi dengan baik, sehingga meningkatkan fokus dan memperbaiki penglihatan yang buram. Sebagian besar bayi mengalami hipermetropia, tetapi hanya sekitar 4 dari 100 bayi yang mengalaminya setelah usia 1 tahun.

Hipermetropia merupakan kondisi yang berlawanan dengan miopia (rabun jauh atau mata minus). Perbedaan antara mata hipermetropia dan miopia adalah mata hipermetropia dapat melihat benda-benda di kejauhan dengan jelas, tetapi mengalami kesulitan untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat. Sedangkan mata rabun jauh dapat melihat benda-benda dekat dengan lebih baik, tetapi kurang jelas saat melihat benda-benda yang lebih jauh.

Pertanyaannya: dapatkah kita mengalami mata minus dan mata plus sekaligus? Bisa, tapi mata plus akibat berkurangnya kelenturan lensa akibat pertambahan usia, yang disebut dengan presbiopia.

Anda bisa saja mengalami rabun jauh dan rabun dekat presbiopia secara bersamaan. Presbiopia merupakan gangguan penglihatan dekat yang disebabkan oleh proses penuaan. Presbiopia tidak menyebabkan gangguan dalam melihat benda-benda yang jauh. Presbiopia umumnya dialami oleh orang yang berusia di atas 40 tahun.

Sementara itu, pada kondisi astigmatisma, kornea dengan kelengkungan yang tidak beraturan dapat menciptakan dua titik fokus, yang dapat menyebabkan cahaya jatuh pada dua titik yang berbeda. Akibatnya, terjadilah rabun jauh dan rabun dekat. Karena itu, pada kondisi astigmatisma, Anda dapat mengalami rabun jauh dan rabun dekat pada saat yang bersamaan.

Apa gejala mata plus hipermetropia?

Hipermetropia terjadi ketika bola mata Anda lebih kecil daripada ukuran normal, sehingga menyebabkan sinar cahaya jatuh di belakang retina. Retina merupakan lapisan terdalam bola mata yang mengirimkan sinyal ke otak. Ada kemungkinan juga, bentuk kornea yang datar tidak memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata, sehingga menyebabkan hipermetropia.

Faktor risiko dari hipermetropia adalah faktor genetik. Seorang anak yang mempunyai riwayat keluarga dengan kondisi tersebut, kemungkinan besar akan mengalami hipermetropia. Namun, sebagian besar dapat mengakomodasi kelainan refraksi tersebut dan dapat melihat dengan baik seiring pertumbuhannya.

Mata plus hipermetropia mudah didiagnosis, karena berdasarkan tes yang sederhana akan terlihat bahwa Anda tidak dapat fokus pada benda-benda di sekitar. meskipun Anda tidak mengalami gejala apa pun. Hanya saja, sebagian orang mengalami beberapa gejala yang umum, antara lain:

1. Sakit kepala

Mata plus hipermetropia dapat menyebabkan sakit kepala yang terus-menerus, terutama ketika Anda mencoba membaca atau melihat lebih dekat pada objek, sehingga membuat Anda dan mata Anda menjadi stres. Membaca dan menulis adalah tugas yang cukup merepotkan bagi penderita hipermetropia.

2. Sakit mata

Jika hipermetropia dalam kondisi buruk, maka Anda akan mengalami sakit mata yang membuat mata Anda lelah. Anda akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan teka-teki atau bermain game. Jika pekerjaan Anda berhubungan dengan komputer, maka Anda akan merasakan mata gatal. Namun, kemampuan penglihatan jauh Anda tidak terpengaruh.

3. Penglihatan buram

Penglihatan buram bisa juga menjadi gejala berbagai gangguan kesehatan mata yang lain. Tapi, jika Anda mengalami penglihatan buram, terutama saat mencoba fokus pada objek dalam jarak 20-25 cm, Anda mungkin mengalami hipermetropia.

Bagaimana cara mendiagnosis hipermetropia?

Mengabaikan gejala hipermetropia dapat menurunkan kualitas hidup dan memengaruhi penglihatan Anda. Mata plus hipermetropia terkait dengan beberapa masalah, antara lain:

1. Mata juling. Beberapa anak dengan rabun dekat dapat mengalami mata juling. Ada sebuah kacamata yang didesain khusus untuk memperbaiki sebagian atau seluruh kondisi rabun dekat.

2. Penurunan kualitas hidup. Dengan rabun dekat yang tidak dikoreksi, Anda mungkin tidak dapat melakukan tugas sebaik yang Anda inginkan. Dan penglihatan, Anda yang terbatas dapat mengurangi kenyamanan Anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

3. Tekanan pada mata. Mata plus yang tidak dikoreksi dapat menyebabkan Anda menyipitkan mata atau memaksakan mata untuk mempertahankan fokus. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan mata dan sakit kepala.

4. Gangguan keamanan. Keselamatan Anda dan orang lain dapat terancam, jika Anda memiliki masalah penglihatan yang tidak dikoreksi. Hal ini dapat menjadi sangat serius, jika Anda mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat.

5. Beban finansial. Biaya lensa korektif, pemeriksaan mata, dan perawatan medis dapat membengkak, terutama untuk kondisi kronis, seperti mata plus.

Karena itu, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter demi mendapatkan diagnosis yang tepat dan solusi terbaik bagi penglihatan Anda.

Hipermetropia dapat didiagnosis dengan pemeriksaan mata sederhana. Anda harus membaca grafik huruf yang tertera di seberang ruangan. Setelah itu, dokter akan memeriksa mata Anda menggunakan retinoskop, yaitu alat untuk mengamati kelainan refraksi mata pasien.

Setelah pemeriksaan, Anda akan mengetahui kondisi mata Anda yang sebenarnya. Dokter mata menyarankan untuk memeriksakan mata Anda setiap tahun. Jika Anda memiliki masalah kesehatan lain, seperti tekanan darah tinggi atau riwayat keluarga dengan penyakit mata, maka kemungkinan Anda menderita mata plus hipermetropia akan semakin besar.

Diagnosis hipermetropia juga tergantung pada tingkat keparahan tanda dan gejala yang dialami. Selain itu, penglihatan Anda masih bisa berubah. Jika Anda merasa tidak nyaman saat melihat, periksakan mata Anda untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Adakah cara untuk menyembuhkan hipermetropia?

Lalu, bisakah mata plus hipermetropia disembuhkan? Jika hipermetropia disebabkan oleh kornea yang datar, kornea akan melengkung seiring dengan pertumbuhannya. Hipermetropia pada anak-anak dapat sembuh secara alami, jika kondisinya ringan. Pada orang dewasa, seperti juga kondisi mata minus, hipermetropia tidak bisa disembuhkan, kecuali dengan bedah laser.

Mata plus hipermetropia bisa dikoreksi dengan beberapa cara, yaitu:

1. Kacamata

Kacamata merupakan pilihan yang paling mudah untuk mengoreksi mata plus hipermetropia. Yang digunakan adalah lensa cembung. Namun, anak-anak di bawah usia 10 tahun dengan hipermetropia ukuran rendah hingga sedang tidak memerlukan kacamata. Karena, mata mereka masih terus berkembang.

Prinsip utama untuk mengoreksi hipermetropia adalah membawa fokus sinar cahaya ke retina. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan lensa cembung plus (+) kacamata. Salah satu poin utama yang perlu diingat saat menggunakan kacamata adalah memilih lensa yang ringan agar lebih mudah digunakan.

2. Lensa kontak

Untuk penderita mata plus, resep Anda adalah angka plus (+). Misalnya, +2. Semakin jauh angka nol, semakin kuat lensa yang Anda butuhkan. Resep kacamata dan lensa kontak sedikit berbeda. Jadi, pastikan Anda tidak salah memahami keduanya. Bicarakan secara mendetail dengan dokter Anda tentang pilihan apa yang cocok untuk Anda.

3. Bedah laser

Pembedahan laser melibatkan perbaikan kornea melalui perawatan laser. Tidak ada sayatan yang dilakukan oleh dokter. Metode ini dulunya digunakan untuk menangani miopia. Tapi, dengan perkembangan teknologi, bedah laser juga dapat digunakan untuk menyembuhkan hipermetropia.

Pembedahan laser mengoreksi kelainan refraksi dengan cara memperbaiki ukuran kornea untuk mengembalikan fokus pada retina. Ada beberapa jenis bedah laser untuk memperbaiki hipermetropia. Salah satu yang paling populer adalah LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis). Rabun dekat dapat disembuhkan dengan LASIK, yang hanya memakan waktu tidak lebih dari 30 menit untuk dua mata. Setelah operasi, Anda dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dalam 2 hari.

Namun, operasi yang disebut-sebut sebagai operasi yang revolusioner ini tidak untuk semua orang. LASIK tidak dapat dilakukan pada siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun, karena penglihatan paling banyak berubah selama periode tersebut.