Pemulihan LASIK Bagi Penderita Diabetes
Tuesday, June 25, 2024 | SILC Lasik Center
Diabetes telah menjadi masalah kesehatan yang menyerang lebih dari 500 juta penduduk dunia. Penyakit tersebut kini banyak terjadi pada orang dengan usia yang lebih muda, sekitar akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan. Pada usia ini pula banyak orang dengan kelainan refraksi mata mulai melirik LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) untuk menghilangkan ketergantungan pada kacamata.
Berita baiknya, diabetes tidak lagi dianggap sebagai kontraindikasi relatif untuk LASIK. Tidak benar pula mitos yang menyebutkan bahwa penderita diabetes pasti akan mengalami komplikasi setelah menjalani LASIK. Bagi sebagian besar penderita diabetes yang terkontrol dengan baik, LASIK merupakan pilihan yang sangat baik untuk memperbaiki rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan mata silinder (astigmatisma).
Meski dapat menjadi langkah yang transformatif bagi banyak orang, LASIK dapat menimbulkan tantangan khusus bagi pasien diabetes. Salah satunya dalam hal pemulihan. Tapi, dengan memahami kriteria kelayakan, risiko, dan proses pemulihan, Anda dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai perawatan mata terbaik untuk Anda.
Diabetes pengaruhi kesehatan mata
Diabetes dapat memengaruhi mata dalam beberapa hal. Sebagai contoh, perubahan pada gula darah dapat dengan cepat mengubah resep kacamata Anda atau menyebabkan kekeruhan pada lensa di dalam mata. Selain itu, pembuluh darah di dalam mata juga dapat berubah. Berikut ini beberapa kondisi mata yang mungkin dialami penderita diabetes.
1. Retinopati diabetik
Retinopati diabetik dapat menjadi komplikasi diabetes yang mengancam penglihatan. Secara bertahap pembuluh darah di dalam mata bisa berubah akibat kadar gula darah yang tinggi. Perubahan ini dapat menyebabkan cairan keluar dari pembuluh darah dan menumpuk di retina. Kondisi tersebut menjadi salah satu penyebab pasien diabetes kehilangan penglihatan.
Pada kasus penyakit mata diabetes yang lebih parah, perubahan pembuluh darah dapat membuat mata tidak mendapatkan oksigen yang cukup atau menyebabkan perdarahan di dalam mata.
2. Edema makula diabetes
Seiring dengan perubahan pembuluh darah, pembuluh darah dapat menjadi bocor dan cairan dapat keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan retina menjadi bengkak. Kondisi yang disebut sebagai edema makula diabetik dapat membuat penglihatan pusat dan penglihatan untuk membaca menjadi buram.
3. Glaukoma
Secara global, glaukoma adalah penyebab utama kebutaan kedua. Penderita diabetes memiliki kemungkinan 40% lebih besar untuk mengalami glaukoma, suatu kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan pada mata. Jika tidak ditangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan kebutaan. Tekanan yang meningkat akan merusak pembuluh darah dan saraf mata.
4. Katarak
Jika Anda menderita diabetes, katarak dapat terjadi pada usia yang lebih dini dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes. Ini berarti lensa di dalam mata Anda akan menjadi keruh, sehingga menyebabkan penglihatan kabur dan silau.
Kelayakan LASIK bagi pasien diabetes
Beberapa tahun lalu diabetes dianggap sebagai kontraindikasi relatif untuk prosedur pembedahan refraktif laser LASIK. Tapi, pada saat itu data dan informasi tentang keamanan dan efikasi LASIK pada penderita diabetes masih terbatas. Karena itu, kekhawatiran tersebut lebih bersifat teori, bukan berdasarkan atas data keamanan LASIK pada penderita diabetes.
Ada pula kekhawatiran bahwa komplikasi operasi dan pasca operasi LASIK, misalnya infeksi, mungkin lebih banyak terjadi pada pasien diabetes. Hal tersebut pada akhirnya dikhawatirkan akan menghambat kesuksesan hasil LASIK.
Saat ini terdapat semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa prosedur LASIK dapat dilakukan dengan aman pada pasien diabetes, terutama penderita diabetes yang mengontrol gula darahnya dengan ketat dan tidak memiliki masalah kesehatan tubuh atau kesehatan mata yang terkait dengan diabetes.
Kondisi diabetes tipe 1 dapat membuat LASIK menjadi lebih menantang karena adanya potensi komplikasi. Tapi, dengan pemeriksaan yang cermat dan kondisi yang dikelola dengan baik, sebagian besar penderita diabetes tipe 1 bisa menjadi kandidat yang tepat untuk LASIK.
Sementara itu, penderita diabetes tipe 2 dapat menjadi kandidat yang tepat untuk LASIK. Asalkan, mereka mempertahankan kadar gula darah yang stabil dan tidak memiliki komplikasi mata yang signifikan.
Masalah yang sering terjadi pada penderita diabetes adalah retinopati diabetik. Penderita diabetes umumnya menjalani pemeriksaan setiap tahun untuk mengetahui apakah ada perubahan pada retina (bagian belakang mata) akibat diabetes (retinopati). Retinopati diabetik berpotensi mengganggu penglihatan dan juga menurunkan kualitas penglihatan. Dalam kasus seperti ini, LASIK tidak akan memberikan hasil yang diharapkan setelah prosedur.
Bagi mereka yang memiliki retinopati diabetik, operasi LASIK mungkin bukan pilihan yang ideal. Hanya saja, masih ada kesempatan bagi mereka yang memiliki retinopati diabetik yang sudah terkontrol. Tapi, diperlukan konsultasi dan pemeriksaan komprehensif sebelum menjalani LASIK.
Selain itu, setiap kali mengevaluasi pasien diabetes untuk menjalani prosedur LASIK, dokter akan memikirkan tentang kemungkinan resep kacamata yang tidak stabil. Jika kadar gula darah tidak terkontrol dengan baik, kekuatan lensa kacamata dapat berfluktuasi. Ini berarti dokter tidak bisa mendapatkan pengukuran kekuatan kacamata yang akurat.
Sifat diabetes yang tidak dapat diprediksi berarti kadar gula darah dapat berfluktuasi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan resep penglihatan yang berbeda-beda, sehingga menambah kerumitan pada prosedur LASIK untuk pasien diabetes. LASIK membutuhkan resep kacamata yang stabil. Sebab, gula darah yang tidak stabil dapat memengaruhi hasil bedah.
Jika Anda tidak memiliki retinopati diabetik dan gula darah Anda terkontrol dengan baik, Anda mungkin memenuhi syarat untuk menjalani bedah refraktif. Dokter mata yang berkualifikasi juga dapat memberi saran kepada Anda mengenai langkah selanjutnya untuk mengatasi masalah terkait diabetes sebelum menjalani LASIK.
Dokterlah orang yang tepat untuk menentukan kelayakan Anda sebagai kandidat untuk menjalani LASIK. Mereka akan melakukan pemeriksaan mata yang komprehensif, termasuk mengevaluasi kontrol gula darah Anda, mengukur resep kacamata Anda dan menentukan jenis kelainan refraksi yang Anda alami, serta kesehatan mata Anda secara keseluruhan, untuk menentukan apakah operasi LASIK bagi Anda aman dan efektif.
Lewat pemeriksaan yang komprehensif dan pertimbangan yang tepat, operasi LASIK sangat mungkin dilakukan bagi penderita diabetes. Meskipun, LASIK untuk mereka memang memiliki tantangan tersendiri.
Lalu, kapan waktu yang tepat bagi penderita diabetes untuk menjalani LASIK? Waktu yang tepat bukan tentang tanggal atau bulan, melainkan ketika kondisi diabetes pasien terkontrol dengan baik. Kadar gula darah yang stabil dan diabetes yang terkontrol sangat penting saat mempertimbangkan LASIK. Idealnya, diabetes Anda terkontrol dengan baik, dan Anda bebas dari komplikasi mata diabetes yang signifikan.
Proses penyembuhan makin baik
LASIK merupakan bedah refraktif laser yang dilakukan pada kornea, yaitu bagian terluar dari mata. Penyembuhan kornea secara normal pasca LASIK merupakan hal yang penting. LASIK dikenal sebagai tindakan bedah yang menawarkan proses penyembuhan cukup cepat. Dalam waktu beberapa hari setelah operasi, pasien LASIK bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa. Lalu, bagaimana dengan pasien LASIK dengan diabetes?
Banyak orang percaya, proses penyembuhan pada pasien dengan diabetes bisa berlangsung lebih lama. Penyembuhan yang lebih lama ini pada akhirnya dapat meningkatkan risiko infeksi pasca operasi dan masalah lain. Tidak mengherankan jika anggapan ini beredar luas. Karena, diabetes hampir selalu dikaitkan dengan penyembuhan yang lambat atau tertunda.
Secara teori, kondisi diabetes menyebabkan adanya peningkatan risiko infeksi pasca operasi pada pasien diabetes. Meskipun ada kemungkinan bahwa hal tersebut juga bisa berlaku pada operasi mata, penelitian yang komprehensif belum memberikan jawaban yang pasti tentang kaitan tersebut. Artinya, sebaiknya Anda tidak membuat asumsi sendiri.
Kemajuan teknologi LASIK yang terus berkembang telah meningkatkan masa penyembuhan pasca operasi, baik pada penderita diabetes maupun tidak. Dengan demikian, LASIK masih menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan bedah refraktif lain.
Jika membandingkan LASIK dengan prosedur refraktif laser lain, misalnya PRK (Photo Refractive Keratectomy), LASIK memiliki masa pemulihan yang lebih baik. PRK umumnya membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama. Sementara itu, ada pula opsi operasi mata yang lebih baru, yaitu SmartSight. Prosedur tersebut melibatkan pembedahan dengan invasi minimal dan sayatan yang lebih kecil (hanya sekitar 3 hingga 4 mm), sehingga menawarkan proses pemulihan yang cukup cepat dan meminimalkan risiko infeksi.
Efek samping sementara yang umum terjadi pada pasien LASIK adalah mata kering. Untungnya, kemajuan teknologi mampu meminimalkan risiko tersebut. Sebagian besar pasien LASIK merasakan gejala mata kering mereka kembali seperti sebelum operasi dalam 6 hingga 12 bulan pertama. Karena adanya potensi penyembuhan yang lama terkait dengan diabetes, berarti pasien LASIK dengan diabetes mungkin akan mengalami intensitas gejala mata kering yang lebih parah.
Pasien diabetes perlu memahami secara spesifik tentang masing-masing prosedur bedah refraktif, terutama mengingat potensi penyembuhan yang lebih lama sebagai akibat dari kadar glukosa darah yang tidak konsisten. Anda harus mendiskusikan masalah ini secara mendalam dengan dokter spesialis LASIK.
Mematuhi instruksi dokter pasca operasi merupakan langkah penting untuk memperlancar proses penyembuhan. Pemeriksaan mata secara teratur bagi pasien diabetes merupakan langkah sangat penting untuk kesehatan mata secara keseluruhan, bahkan setelah LASIK. Sebab, pemantauan secara rutin dan menjaga kadar gula darah dalam rentang yang normal dapat membantu mendukung proses penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.
Di samping itu, Anda tidak boleh melewatkan jadwal kunjungan tindak lanjut yang telah ditetapkan oleh dokter mata dan ahli endokrinologi. Kunjungan ini sangat penting untuk memantau proses penyembuhan dan mengelola diabetes dengan efektif. Jangan lupa pula memakai tetes mata pelumas yang diresepkan untuk membantu mengurangi gejala mata kering dan mendukung penyembuhan kornea.
Anda mulai berpikir untuk menjalani LASIK tetapi khawatir dengan dampak diabetes terhadap prosedur ini? Segera hubungi SILC Lasik Center dan lakukan konsultasi komprehensif dengan para dokter ahli di SILC yang dapat memberikan wawasan dan informasi yang lengkap. Para dokter spesialis SILC dapat mendiskusikan berbagai hal tentang operasi LASIK, diabetes, dan mendengarkan kebutuhan Anda.