Penanganan Katarak Bagi Pasien Lansia Dengan Diabetes
Thursday, September 19, 2024 | SILC Lasik Center
Diabetes berpengaruh terhadap sejumlah bagian tubuh, termasuk mata. Ada beberapa bagian mata yang dapat dipengaruhi oleh diabetes, terutama retina dan lensa alami Anda. Lensa alami yang menjadi keruh dapat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Karena itu, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegahnya adalah dengan mengontrol gula darah Anda.
Diabetes memang dapat mempersulit operasi katarak. Tapi, dengan perencanaan, pemantauan, dan manajemen yang tepat, Anda bisa berhasil menjalani operasi katarak. Begini panduan penanganan katarak bagi pasien dengan diabetes.
Diabetes memicu katarak dini
Gula darah yang tidak terkontrol dengan baik membuat Anda berisiko mengalami komplikasi diabetes di usia muda, salah satunya katarak. Meskipun, katarak umumnya terjadi pada lansia. Mengalami katarak dini berarti mungkin juga diperlukan operasi katarak di usia muda. Kondisi tersebut akan berdampak terhadap kualitas hidup orang dewasa muda, yang seharusnya menikmati lensa mata alami yang awet muda dan fleksibel hingga menjelang lansia.
Pasien diabetes yang merupakan orang dewasa muda bisa mengalami katarak dini yang cepat berkembang. Padahal, kemungkinan besar mereka adalah orang dewasa muda yang sibuk dengan pekerjaan, keluarga, dan tanggung jawab lain. Ketika penglihatan mereka menjadi sedikit kabur, mereka menunda untuk berkonsultasi ke dokter. Padahal, mereka masih harus mengemudikan mobil mereka, dan melakukan pekerjaan mereka (yang terkadang berbahaya) dengan penglihatan yang buruk.
Katarak yang disebabkan oleh diabetes umumnya berjenis katarak subkapsular posterior. Tidak seperti katarak sklerotik nuklir yang lebih umum dan berkembang sangat lambat, katarak akibat diabetes bisa berkembang dengan cepat. Pada sejumlah pasien diabetes, katarak dapat berkembang sangat cepat, sehingga dalam waktu singkat, aktivitas rutin seperti membaca dan mengemudi bisa terganggu.
Pada katarak jenis ini, bagian buram pada lensa Anda dimulai tepat di bagian tengah. Ini berarti, ketika masih dini dan baru saja terbentuk, katarak sudah akan berdampak pada penglihatan Anda.
Di samping itu, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi tertentu setelah operasi. Sebab, mereka mempunyai risiko mengalami kerusakan pembuluh darah di bagian belakang mata. Kerusakan pada dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah membocorkan cairan dan protein ke dalam retina. Kondisi ini disebut edema makula diabetik.
Edema makula diabetik dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Meskipun ada cara untuk mengatasinya, kehilangan penglihatan dapat bersifat serius dan permanen.
Pada pasien dengan pembuluh darah yang rusak akibat diabetes, pembuluh darah ini dapat bocor lebih banyak, sehingga mengakibatkan pembengkakan, atau edema, pada retina setelah operasi katarak. Penderita diabetes juga lebih berisiko mengalami pembengkakan pada retina setelah operasi katarak.
Katarak sering terjadi pada pasien diabetes
Jika Anda menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, risiko Anda terkena katarak lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak menderita diabetes. Kenapa? Karena, seiring berjalannya waktu, kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada lensa, yang akan mempercepat perkembangan katarak.
Ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi apakah Anda akan mengalami katarak atau tidak, saat Anda menderita diabetes. Antara lain, berapa lama Anda menderita diabetes, sesering apa gula darah Anda melonjak di atas kisaran normal Anda, apakah Anda memiliki cairan yang menumpuk di makula Anda.
Selain penuaan, ada sejumlah faktor lain yang ikut menyumbang peran terhadap perkembangan katarak, antara lain paparan sinar matahari berlebih, kebiasaan merokok, dan penggunaan steroid.
Terlepas dari apakah Anda menderita diabetes atau tidak, Anda tidak dapat mencegah katarak sepenuhnya. Hanya saja, sebuah studi menemukan, risiko katarak akan meningkat dua kali lipat pada mereka yang menderita diabetes.
Katarak lebih sering terjadi pada orang dewasa muda dengan diabetes dibandingkan kelompok yang tidak menderita diabetes. Katarak juga kerap terjadi pada mereka yang menderita diabetes dalam jangka waktu lama. Namun, Anda dapat mencoba memperlambat perkembangan katarak tersebut
Pada operasi apa pun, penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi menjalani proses penyembuhan yang lebih lambat dan infeksi di lokasi operasi. Meski mengandung risiko, operasi katarak tetap dapat dilakukan dan dapat membantu memperbaiki penglihatan.
Lebih cepat operasi lebih baik
Kapan waktu terbaik bagi pasien diabetes untuk menjalani operasi katarak? Sebaiknya, jawaban dari pertanyaan tersebut ditentukan oleh diskusi antara Anda dan dokter. Sebab, Anda perlu mempertimbangkan risiko, manfaat, dan alternatif dari operasi.
Dalam hal operasi katarak, karena katarak dapat terus berkembang, maka risiko dan manfaat operasi dapat berubah seiring waktu. Di satu sisi, tidak ada orang yang ingin menjalani operasi sebelum memang benar-benar dibutuhkan. Tapi, di sisi lain, risiko operasi dapat meningkat, jika Anda menunda atau menunggu lebih lama.
Katarak Anda tidak akan membaik dengan sendirinya. Bahkan, katarak akan terus memburuk secara bertahap. Penglihatan yang kabur bisa membuat Anda kesulitan melakukan sejumlah aktivitas, seperti mengemudi, bekerja, dan berjalan. Pasien dengan penglihatan yang buruk pada satu mata saja dapat kehilangan persepsi kedalaman dan keseimbangan. Apalagi, pada dua mata.
Dalam sebuah penelitian tentang jatuh dan patah tulang pinggul, ditemukan bahwa pasien yang menjalani operasi katarak memiliki risiko lebih kecil mengalami patah tulang pinggul. Karena, pasien dengan penglihatan buram lebih mungkin jatuh dibandingkan pasien yang memiliki penglihatan yang jernih setelah operasi katarak.
Ketika katarak berkembang menjadi lebih parah, dibutuhkan lebih banyak energi untuk mengangkat katarak. Hal ini menyebabkan peningkatan risiko pembengkakan dan peradangan setelah operasi. Akibatnya, pasien diabetes dengan katarak stadium lanjut lebih berisiko mengalami edema makula (pembengkakan di bagian tengah retina), setelah operasi katarak.
Karena itu, menjalani operasi lebih cepat akan lebih baik dibandingkan menunggu dan menjalani operasi ketika katarak sudah lebih parah. Kondisi diabetes Anda memiliki lebih banyak waktu untuk menyebabkan pembuluh darah bocor di retina.
Pilih operasi katarak laser
Penderita diabetes bisa mendapatkan lebih banyak benefit dari operasi katarak laser. Teknik yang disebut phacoemulsification mampu menghilangkan katarak dari mata pasien. Phaco pada dasarnya berarti gelombang suara ultrasonik yang digunakan untuk memecah katarak yang keras menjadi potongan-potongan kecil.
Potongan kecil katarak tersebut kemudian disedot keluar dari mata Anda. Makin banyak energi ultrasonik yang digunakan saat operasi dapat menyebabkan lebih banyak pembengkakan dan peradangan setelah operasi. Akibatnya, pasien lebih berisiko mengalami komplikasi yang berkaitan dengan pembengkakan dan peradangan.
Bedah katarak laser telah terbukti mengurangi jumlah energi ultrasound yang diperlukan untuk mengangkat katarak. Laser yang canggih itu akan mampu memecah katarak menjadi potongan kecil, sehingga energi ultrasound yang dibutuhkan untuk mengangkat katarak jadi lebih sedikit.
Penderita diabetes juga tetap bisa memanfaatkan implan lensa modern. Ada begitu banyak implan lensa canggih saat ini, dan ada implan lensa yang sempurna untuk semua orang. Tapi, ada beberapa hal yang harus dipikirkan oleh penderita diabetes, saat mempertimbangkan implan lensa baru.
Anda tentu ingin terbebas dari kacamata ketika melakukan berbagai aktivitas. Implan lensa multifokal adalah pilihan terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Tapi, jika Anda adalah penderita diabetes dengan edema makula atau retinopati diabetik yang membuat Anda berisiko mengalami edema makula di kemudian hari, implan multifokal mungkin bukan pilihan terbaik.
Edema makula dapat mengubah kualitas penglihatan Anda. Jika hal ini terjadi, ditambah dengan cara implan multifokal memecah dan menyebarkan cahaya, maka implan multifokal bukan merupakan kombinasi yang terbaik. Sebaliknya, kalau diabetes Anda terkontrol dengan baik, dan tidak menyebabkan penyakit retina diabetik, Anda mungkin merupakan kandidat yang tepat untuk implan multifokal.
Persiapan operasi katarak
Jika Anda menderita diabetes dan memiliki katarak pada salah satu atau kedua mata, dokter mata Anda mungkin akan memantau katarak atau meresepkan kacamata baru. Jika katarak memengaruhi penglihatan Anda secara lebih mendalam, dokter mungkin akan merekomendasikan pengangkatan katarak. Jika Anda menderita diabetes, dokter mata Anda mungkin akan merekomendasikan pembedahan lebih awal untuk memastikan hasil yang lebih baik.
Dokter Anda mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk membandingkan gejala penglihatan Anda dengan tingkat keparahan katarak. Contohnya, jika Anda memiliki penglihatan yang lebih buruk daripada tingkat keparahan katarak Anda, dokter mata mungkin akan memeriksa lebih lanjut apakah ada masalah pada retina, yang berpengaruh terhadap gejala penglihatan.
Dokter akan memberi tahu agar Anda menghindari obat apa pun sebelum operasi. Jika Anda mengenakan lensa kontak, dokter akan menyarankan agar Anda berhenti memakainya satu minggu sebelum operasi. Anda mungkin akan diminta untuk menggunakan jenis obat mata tertentu dalam beberapa hari sebelum operasi. Obat-obatan ini akan membantu mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan mata.
Meskipun obat tetes ini umum digunakan oleh semua orang sebelum operasi katarak, obat ini sangat penting, terutama jika Anda memiliki diabetes. Sebab, tujuan obat ini adalah untuk mengurangi risiko komplikasi.
Selama dan sesudah operasi katarak
Tanyakan kepada dokter, apakah Anda boleh minum obat diabetes pada hari operasi. Kemungkinan besar Anda akan diminta untuk menghindari obat diabetes, termasuk insulin, pada pagi hari sebelum operasi. Dokter bedah mungkin akan menjadwalkan operasi Anda lebih awal dan meminta Anda untuk membawa obat diabetes.
Saat melakukan pembedahan, dokter mata Anda mungkin akan sedikit mengubah cara pembedahan untuk membantu menghindari komplikasi yang lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Perubahan ini dapat berupa penggunaan lebih sedikit energi pada mesin phacoemulsification, dan penggunaan cairan dalam mata yang lebih sedikit. Dokter juga mungkin akan menghindari beberapa jenis lensa buatan (disebut lensa intraokular atau IOL) yang mungkin dapat menimbulkan masalah, jika terjadi komplikasi akibat operasi katarak.
Setelah operasi, dokter akan meresepkan steroid dan tetes mata anti inflamasi non steroid untuk membantu mengendalikan peradangan. Obat ini juga dapat membantu mencegah dan mengobati pembengkakan makula. Dokter akan memberi Anda jadwal yang menunjukkan seberapa sering Anda harus menggunakan obat tetes tersebut. Terkadang, Anda mungkin tidak perlu menggunakan obat tetes ini, karena dokter mata akan menyuntikkannya ke dalam mata pada akhir pembedahan.
Jika Anda menderita diabetes tapi gula darah Anda terkontrol dengan baik, tak perlu ragu untuk menghubungi SILC Lasik Center dan berkonsultasi dengan para dokter ahli. SILC menggunakan teknologi tercanggih untuk melakukan operasi katarak, sehingga menawarkan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi.