Penderita Diabetes Boleh LASIK, Asal…
Monday, June 24, 2024 | SILC Lasik CenterLASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) merupakan tindakan bedah laser yang populer untuk mengatasi gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi mata. Prosedur ini dilakukan sebanyak ribuan kali setiap hari dan menawarkan waktu pemulihan cepat, yaitu sekitar 48 jam. Tapi, penderita diabetes harus berhati-hati saat mempertimbangkan LASIK. Karena, komplikasi seperti retinopati diabetik, waktu penyembuhan yang lebih lambat, dan resep yang berfluktuasi, dapat membuat prosedur LASIK menjadi lebih kompleks bagi pasien diabetes
Kini diabetes rentan terjadi di usia muda. Ketika kasus obesitas di dunia meningkat, kasus penyakit diabetes juga ikut meningkat. Karena alasan tersebut, jumlah pasien diabetes yang membutuhkan bedah refraktif laser juga ikut meningkat.
Tapi, bagi penderita diabetes, keputusan untuk menjalani operasi LASIK memerlukan pertimbangan yang matang. Untungnya, diabetes bukan lagi dinilai sebagai kontraindikasi relatif untuk LASIK. Anda masih bisa mendapatkan kesempatan untuk menjalani LASIK, asalkan kondisi kesehatan Anda terkontrol dengan baik.
LASIK dan diabetes
LASIK dilakukan dengan cara membentuk ulang kornea untuk memperbaiki bagaimana cahaya masuk ke dalam mata, sehingga dapat mengoreksi masalah penglihatan akibat kelainan refraksi, yaitu rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan mata silinder (astigmatisma). Tindakan bedah ini merupakan prosedur yang cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Tapi, tidak semua orang merupakan kandidat yang ideal. Lalu, apakah penderita diabetes bisa menjadi kandidat yang baik?
Dulu Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyebutkan bahwa kondisi diabetes merupakan kontraindikasi relatif untuk LASIK karena berbagai alasan. Misalnya, resep kacamata yang tidak stabil dan berfluktuasi, sebagai akibat dari kadar gula darah yang juga berfluktuasi. Jangan lupa, resep kacamata Anda harus stabil selama paling tidak dua tahun sebelum operasi.
Alasan lain, kondisi diabetes cenderung menurunkan tingkat kekebalan tubuh, meningkatkan risiko proses penyembuhan yang lama, juga berpotensi meningkatkan risiko komplikasi dan infeksi pasca operasi dan pasca operasi.
Tapi, dengan semakin banyaknya data mengenai keamanan dan efektivitas LASIK pada pasien diabetes, rekomendasi FDA ini telah dimodifikasi. Saat ini terdapat bukti yang cukup untuk menyatakan bahwa LASIK aman dan efektif secara konsisten pada pasien diabetes dengan kontrol gula darah yang baik dan tidak memiliki komplikasi sistemik atau okular.
Diabetes yang merupakan kondisi kronis bisa berdampak buruk terhadap berbagai organ tubuh, tak terkecuali mata. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami retinopati diabetik, yaitu suatu kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di retina dan berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan.
Bagi mereka yang memiliki diabetes yang terkontrol dengan baik dan kesehatan mata yang baik, LASIK dapat memberikan beberapa keuntungan. Antara lain, meningkatkan kualitas hidup. LASIK dapat memperbaiki penglihatan, mengurangi kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak, dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Selain itu, bebas dari kacamata dan lensa kontak juga memberikan kenyamanan dan fleksibilitas yang lebih besar.
Faktor untuk dipertimbangkan
Meski LASIK dapat memberi sejumlah benefit yang mampu mengubah hidup Anda, ada sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi keamanan LASIK bagi pasien dengan diabetes, antara lain:
1. Kadar gula darah yang stabil
Kandidat LASIK dengan diabetes harus memiliki kadar gula darah yang terkontrol dengan baik. Diabetes yang tidak stabil atau tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan fluktuasi penglihatan, sehingga keamanan dan hasil LASIK kurang dapat diprediksi.
Anda perlu menjaga kadar gula darah dalam level normal selama beberapa bulan sebelum operasi. Karena, dokter akan memeriksa kadar glukosa darah Anda setidaknya selama dua hingga tiga bulan sebelum tindakan.
Gula darah tinggi merupakan gejala utama diabetes, yang juga memiliki efek memperpanjang waktu pemulihan LASIK. Hal ini terjadi karena gula darah yang tinggi membuat luka lebih sulit sembuh. Akibatnya, banyak dokter bedah yang enggan mengoperasi pasien dengan gula darah tinggi, apa pun prosedurnya.
Pengukuran kadar gula ini paling baik dievaluasi dengan menggunakan tes yang disebut kadar hemoglobin terglikosilasi atau HbA1c. Risiko operasi LASIK akan menjadi lebih besar daripada potensi manfaatnya, jika hasil HbA1c pasien lebih dari tujuh. Meskipun rekomendasi ahli mengizinkan LASIK dengan kadar HbA1c kurang dari sembilan, sebagian besar dokter bedah mata akan melakukan operasi dengan kadar HbA1c maksimal tujuh.
Untuk memastikan bahwa kondisi diabetes Anda benar-benar terkontrol, dokter mata mungkin akan meminta surat keterangan dari dokter spesialis yang merawat diabetes Anda. Sebab, keamanan dan keberhasilan LASIK akan lebih tinggi, jika diabetes dikelola dengan baik. Setelah gula darah Anda terkontrol dengan baik, dokter mata akan bekerja sama dengan Anda untuk melakukan analisis yang menyeluruh dan mendetail mengenai potensi risiko dan manfaat LASIK.
Beberapa dokter menyarankan agar calon pasien LASIK menjalani Intralase, bentuk LASIK premium dan tanpa pisau bedah yang umumnya memiliki waktu pemulihan yang lebih singkat. Tapi, sekali lagi, selama Anda dapat mengendalikan kadar gula darah Anda, LASIK masih memungkinkan untuk dilakukan.
2. Tidak ada komplikasi diabetes
Pasien dengan komplikasi sistemik diabetes, seperti neuropati perifer atau nefropati, tidak dapat dipertimbangkan sebagai kandidat yang cocok untuk LASIK. Begitu juga dengan pasien yang mengalami retinopati diabetik. Kerusakan struktural pada pembuluh darah di retina menyebabkan hasil pembedahan kurang dapat diprediksi.
Retinopati diabetik terjadi ketika kadar gula darah yang tinggi mengganggu pembuluh darah kecil di mata. Akibatnya, tubuh membuat pembuluh darah baru. Tapi, pembuluh darah yang baru dibuat ini rapuh dan rentan terhadap perdarahan. Jika terjadi perdarahan, pembuluh darah ini dapat mengaburkan retina. Dan, pada kasus yang paling serius, dapat menyebabkan kebutaan.
Sayangnya, LASIK tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Retina berada di bagian belakang mata, dan prosedur LASIK hanya dirancang membentuk ulang kornea. Sebelum melakukan LASIK, dokter akan menentukan penyebab masalah penglihatan Anda. Selama tidak disebabkan oleh retinopati diabetik, LASIK sering kali merupakan solusi penglihatan yang potensial.
Tapi, pasien dengan retinopati diabetik ringan mungkin dapat dipertimbangkan untuk menjalani operasi ini. Hanya saja, LASIK menjadi kontraindikasi pada bentuk penyakit mata yang lebih parah. Karena itu, LASIK tidak dianjurkan pada pasien dengan makulopati, iskemia, katarak, atau glaukoma.
3. Stabilitas kekuatan refraksi mata
Operasi LASIK dilakukan dengan cara mengubah bentuk kornea untuk memperbaiki penglihatan Anda. Tapi, hal ini dapat menjadi proses yang menantang pada pasien diabetes. Perubahan kadar gula darah dapat menyebabkan resep kacamata Anda berfluktuasi, sehingga dokter Anda mungkin tidak dapat menentukan cara terbaik untuk membentuk kembali kornea Anda.
Jika kekuatan kacamata Anda berfluktuasi, karena gula darah yang berfluktuasi atau sebab lain, dokter mata akan meminta Anda untuk menunggu hingga stabil setidaknya selama satu tahun. Kalau gula darah Anda tidak terkontrol dalam jangka panjang, kadar gula darah yang bervariasi dapat mengakibatkan perubahan resep kacamata. Karena itu, dokter mata tidak akan dapat memastikan hasil jangka panjang yang optimal dengan LASIK.
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan tetap waspada menjaga gula darah Anda dalam kisaran normal, terutama pada minggu-minggu dan bulan-bulan menjelang prosedur LASIK.
Tes untuk penderita diabetes
Pasien dengan diabetes harus memiliki harapan yang realistis. LASIK dapat mengurangi kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak. Tapi, mungkin tidak sepenuhnya menghilangkan kebutuhan akan lensa koreksi penglihatan.
Untuk memastikan kelayakan Anda sebagai kandidat, sebelum menjalani LASIK, Anda harus berkonsultasi dengan dokter spesialis mata yang berpengalaman dalam menangani pasien diabetes. Mereka dapat menilai kesehatan mata Anda, mendiskusikan kasus spesifik Anda, dan memberikan rekomendasi terbaik.
Selain manajemen diabetes, kesehatan secara keseluruhan memainkan peran penting dalam keamanan LASIK. Kondisi kesehatan dan pengobatan lain dapat berpengaruh terhadap kelayakan untuk operasi.
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda cocok menjalani LASIK adalah dengan menjalani pemeriksaan mata lengkap oleh dokter mata yang kompeten. Jika kadar gula darah Anda terkendali secara konsisten melalui pengobatan dan perubahan gaya hidup yang berkelanjutan, LASIK untuk penderita diabetes sama amannya dengan LASIK bagi orang tanpa diabetes.
Ketika dokter mempertimbangkan pasien diabetes untuk menjalani LASIK, ada daftar pemeriksaan yang umumnya dilakukan oleh dokter, yaitu:
1. Kekuatan lensa kacamata yang konsisten dan tidak ada fluktuasi kekuatan lensa dalam dua hingga tiga tahun terakhir.
2. Evaluasi pra-LASIK yang umum, seperti topografi kornea, ketebalan kornea, tes keseimbangan otot, dan tes mata kering.
3. Pemeriksaan retina normal tanpa bukti adanya retinopati diabetik.
4. Tekanan bola mata normal dengan saraf optik yang sehat dan normal.
5. Tidak memiliki masalah kesehatan tubuh yang berhubungan dengan diabetes, seperti neuropati dan penyakit jantung.
Pemeriksaan ini menandakan bahwa pintu kesempatan untuk LASIK bagi Anda yang menderita diabetes untuk bebas dari kacamata, tidak tertutup. Pasien dengan diabetes tidak secara otomatis didiskualifikasi dari pertimbangan untuk LASIK. Artinya, pasien harus menjalani tes pra-LASIK dan proses screening yang lebih ekstensif untuk mengetahui apakah bedah refraktif laser LASIK merupakan pilihan yang tepat. Pengukuran yang akurat adalah suatu keharusan untuk merencanakan prosedur bedah refraktif laser LASIK.
Tidak sedikit penderita diabetes yang tidak mengalami komplikasi dan mampu menjaga kadar glukosa darahnya tetap stabil, sehingga kemudian bisa dinyatakan sebagai kandidat yang cocok untuk LASIK. Di tangan dokter mata yang terlatih dan berpengalaman, tindakan bedah LASIK dapat dilakukan secara aman dan efektif. Tapi, Anda harus sangat berhati-hati dalam mengonsumsi obat diabetes, menjalani pola diet yang sehat, dan rutin berolahraga untuk memastikan kontrol gula darah yang tepat.