Pengguna Lensa Kontak, Anda Perlu Tahu Fakta Ini
Monday, June 10, 2024 | SILC Lasik Center
Pemakai lensa kontak mungkin lelah dengan ritual pembersihan lensa yang membutuhkan waktu dan ketelitian. Tapi, Anda mungkin ragu dan cemas menjalani operasi pada mata. Ini adalah hal yang sangat wajar. Namun, perlu dicatat, lebih dari 20 juta prosedur LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) telah dilakukan di seluruh dunia.
Konsultasi LASIK akan menentukan apakah Anda merupakan kandidat yang tepat untuk menjalani operasi. Pemeriksaan pra-operasi yang kompleks dilakukan untuk menentukan dasar bagi operasi yang sangat akurat dan dapat diandalkan. Pemeriksaan ini menghasilkan perawatan yang sangat efektif, yang telah mencapai sekitar 96 persen tingkat kepuasan dari pasien. Namun, seperti halnya pembedahan lain, ada risiko yang mengikuti.
Itulah mengapa Anda perlu melakukan riset untuk mencari tahu solusi terbaik bagi mata Anda. Apakah LASIK menjadi opsi paling tepat, atau tetap mengenakan lensa kontak seumur hidup? Cari tahu jawabannya di sini.
Pilihan mana yang lebih aman?
Lensa kontak telah lama menjadi pilihan yang nyaman untuk mengoreksi penglihatan yang buram akibat kelainan refraksi. Namun, seiring berjalannya waktu, risiko yang terkait dengan penggunaan lensa kontak dalam jangka panjang menjadi semakin nyata. Penelitian menemukan bahwa operasi LASIK dapat menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan penggunaan lensa kontak dalam jangka waktu lama.
LASIK merupakan bedah laser mata yang digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi dan memperjelas penglihatan. Prosedur ini merupakan prosedur serba guna dan umum yang dapat digunakan untuk mengoreksi rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), atau mata silinder (astigmatisma). Bedah mata LASIK terbukti aman dan efektif.
Selama operasi LASIK, flap tipis melingkar dibuat pada kornea dengan menggunakan laser femtosecond. Dokter bedah akan mengangkat flap ini, dan menggunakan laser excimer yang dipandu komputer untuk membentuk ulang kornea untuk mengoreksi kelainan refraksi dengan tingkat akurasi yang tinggi. Flap kornea kemudian dipasang kembali pada tempatnya, sehingga lokasi flap dapat sembuh secara alami.
Ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan, sebelum memutuskan apakah akan menjalani LASIK atau tetap memakai lensa kontak. Di antaranya adalah kelemahan pemakaian lensa kontak jangka panjang, yaitu:
1. Peningkatan risiko infeksi
Pemakai lensa kontak lebih rentan terhadap infeksi mata dibandingkan yang tidak memakai lensa kontak. Banyak penelitian yang menemukan bahwa risiko keratitis mikroba (infeksi mata yang berpotensi mengancam penglihatan) ternyata 180 kali lebih tinggi pada pemakai lensa kontak dibandingkan mereka yang menjalani LASIK.
2. Risiko neovaskularisasi kornea
Penggunaan lensa kontak jangka panjang dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai neovaskularisasi kornea, yaitu pembuluh darah mulai tumbuh ke dalam kornea. Kondisi tersebut dapat mengganggu kejernihan kornea dan suplai oksigen, sehingga berpotensi menyebabkan rasa tidak nyaman dan masalah penglihatan.
3. Risiko jaringan parut kornea
Gesekan yang terus-menerus antara lensa kontak dan kornea dapat menyebabkan trauma mikro, yang lama-kelamaan menyebabkan jaringan parut kornea. Jaringan parut kornea dapat memengaruhi ketajaman dan kualitas penglihatan, sehingga menyulitkan pemakai lensa kontak untuk mendapatkan penglihatan yang optimal.
4. Giant Papillary Conjunctivitis (GPC)
GPC adalah kondisi lain yang terkait dengan pemakaian lensa kontak. Kondisi ini ditandai dengan peradangan konjungtiva, yaitu jaringan bening yang menutupi bagian putih mata. GPC dapat menyebabkan rasa gatal dan penglihatan kabur, sehingga membuat pemakai lensa kontak tidak nyaman.
Di sisi lain, LASIK menawarkan solusi yang menjanjikan untuk risiko jangka panjang yang terkait dengan lensa kontak, yaitu:
1. Mengurangi risiko infeksi
Menurut American Society of Cataract and Refractive Surgery, operasi LASIK memiliki risiko infeksi yang minimal, karena tidak adanya benda asing (misalnya lensa kontak) yang berinteraksi dengan permukaan mata. Flap yang dibuat selama LASIK dapat sembuh dengan cepat, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya keratitis mikroba.
2. Tidak ada neovaskularisasi kornea
LASIK membentuk ulang kornea untuk memperbaiki penglihatan, sehingga tidak memerlukan lensa kontak. Karena itu, pasien LASIK tidak mengalami neovaskularisasi kornea yang berkaitan dengan pemakaian lensa dalam jangka waktu lama. Dengan demikian, kornea tetap jernih dan sehat.
3. Risiko minimal bekas luka pada kornea
Meskipun LASIK melibatkan proses pembentukan ulang kornea, prosedur tersebut dilakukan dengan sangat presisi, sehingga meminimalkan trauma pada kornea. Ketepatan dan akurasi ini berarti bahwa jaringan parut kornea sangat jarang terjadi pada pasien LASIK.
4. Menghindari GPC
LASIK meniadakan kebutuhan untuk memakai lensa kontak sama sekali, sehingga Anda dapat menghindari risiko GPC dan rasa tidak nyaman, serta masalah penglihatan yang menyertainya.
Kesimpulannya, meski penggunaan lensa kontak jangka panjang dan LASIK sama-sama menawarkan koreksi penglihatan, risiko yang terkait dengan lensa kontak dari semakin jelas. Operasi LASIK, yang didukung oleh teknologi canggih dan presisi, memberikan alternatif yang lebih aman dan nyaman.
Sebelum mengambil keputusan, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter mata. Dokter akan menilai kondisi unik Anda dan merekomendasikan pilihan refraktif yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Dokter akan memastikan bahwa Anda adalah kandidat yang baik untuk LASIK.
Lensa kontak vs LASIK
Ketika harus memutuskan metode koreksi penglihatan mana yang akan digunakan, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti kenyamanan, kemudahan, gaya hidup, ketegangan mata, dan biaya.
Jadi, mana yang lebih baik antara LASIK dan lensa kontak?
Meskipun preferensi pribadi akan berperan dalam keputusan Anda, ada beberapa perbedaan yang jelas antara masing-masing solusi penglihatan ini. Sebagai informasi, LASIK telah teruji oleh waktu dan merupakan pilihan bedah mata laser yang paling terkenal.
Ini sejumlah hal yang menjadi bahan pertimbangan, yaitu:
1. Kenyamanan dan kemudahan
Bagi sebagian orang, lensa kontak lebih nyaman digunakan daripada kacamata. Jika mata Anda tidak mengalami kekeringan atau alergi, lensa kontak bisa cocok digunakan. Pemakainya biasanya tidak akan menyadari bahwa lensa kontak tersebut dipasang pada mata.
Namun, pada saat-saat tertentu, ketika ada zat seperti kotoran yang masuk ke dalam mata, bisa terjadi rasa tidak nyaman yang signifikan terkait lensa kontak Lensa kontak cukup nyaman digunakan sepanjang hari, karena lensa kontak selalu bersama pemakainya setiap saat. Hanya saja, lensa kontak tetap membutuhkan perawatan yang konsisten.
Pemakai lensa kontak harus memasang lensa kontak setiap pagi, kemudian melepas, mendesinfeksi, dan menyimpan lensa kontak setiap malam. Anda yang menggunakan lensa kontak juga harus memantau berapa lama Anda telah memakai lensa kontak tersebut, dan rajin mengganti setiap dua minggu atau sesuai anjuran.
Dengan LASIK, satu-satunya rasa tidak nyaman yang muncul adalah selama proses penyembuhan segera setelah operasi. Pasien juga mungkin mengalami beberapa gejala mata kering selama masa tersebut, dan perlu menggunakan obat tetes mata secara teratur.
Setelah mata sembuh total dari operasi LASIK, mata akan terasa normal kembali dan tidak memerlukan perawatan tambahan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan memakai lensa kontak, pasien LASIK mengalami peningkatan kemudahan mengemudi di malam hari, tidak ada peningkatan yang signifikan pada kondisi mata kering, dan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dalam tiga tahun setelah prosedur.
2. Gaya hidup
Pertimbangan lain saat memilih antara lensa kontak dan LASIK adalah seberapa aktif gaya hidup seseorang. Meskipun lensa kontak merupakan peningkatan dari kacamata untuk mereka yang sering berolahraga, lensa kontak masih dapat terlepas dan hilang, karena mengucek mata atau karena sentuhan yang tidak disengaja.
Berenang dengan lensa kontak tidak disarankan karena bahaya klorin dan garam, yang akan menyebabkan kerusakan kornea ketika terperangkap di balik lensa kontak. Infeksi kornea yang berbahaya juga dapat disebabkan oleh berenang dengan lensa kontak. Olahraga yang membuat orang terpapar angin dan debu juga dapat membuat pemakaian lensa kontak menjadi tidak nyaman karena mendorong terjadinya peradangan mata.
Orang yang telah menjalani LASIK akan bisa menikmati gaya hidup aktif, termasuk berolahraga, tanpa perlu khawatir akan komplikasi lensa kontak, saat mereka sedang melakukan kegiatan yang mereka sukai.
3. Ketegangan mata digital
Di dunia digital saat ini, ketegangan mata adalah masalah yang semakin relevan, yang dapat menyebabkan sakit kepala, mata kering, dan dalam beberapa kasus, penglihatan menjadi kabur. Mengingat bahwa layar akan hadir di sebagian besar gaya hidup kita di masa mendatang, Anda perlu mempertimbangkan kebiasaan Anda, saat memilih untuk memakai lensa kontak atau melakukan bedah mata laser jangka panjang, seperti LASIK.
Lensa kontak sebenarnya juga dapat berkontribusi pada ketegangan mata digital, terutama jika resepnya sedikit tidak tepat. Sering kali ketegangan mata disebabkan oleh kekeringan mata. Ketika menggunakan perangkat digital dalam bentuk apa pun, kita cenderung lebih jarang berkedip.
Berkurangnya frekuensi berkedip menyebabkan efek kekeringan pada mata yang menimbulkan peradangan dan iritasi. Lensa kontak, yang menyebabkan peradangan dan iritasi mata tingkat rendah, membuat mata lebih rentan terhadap memburuknya gejala-gejala tersebut.
Sebagai alternatif, LASIK dapat memperbaiki kondisi-kondisi yang mendasar, sehingga pasien dapat terus menggunakan layar digital dengan potensi ketegangan mata yang lebih kecil dan efek samping negatif.
4. Risiko
Banyak yang beranggapan bahwa operasi seperti LASIK lebih berisiko daripada memakai lensa kontak dalam jangka panjang. Tapi, sebenarnya tidak demikian. Meskipun kedua pilihan ini memiliki risiko komplikasi berupa infeksi yang kecil, Anda perlu mempertimbangkan efek kumulatif dari masing-masing pilihan.
Jika pemakai lensa kontak tidak mengikuti protokol pembersihan dan perawatan, Anda dapat berisiko terkena infeksi mata. Pada kasus yang jarang terjadi, keratitis bakteri dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dalam tingkatan yang parah.
Masalah resep lensa kontak biasanya memerlukan waktu lebih lama untuk memburuk dan risiko timbulnya masalah dapat diturunkan dengan perawatan lensa harian yang tepat. Diperkirakan ada satu juta kunjungan ke dokter mata yang dilakukan oleh pemakai lensa kontak untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan keratitis mikroba.
Tak perlu ragu lagi untuk menghubungi tim dokter di SILC Lasik Center untuk mendapatkan jawaban serta solusi terbaik bagi gaya hidup Anda. Jangan biarkan lensa kontak mengganggu aktivitas Anda dan menghalangi Anda melakukan hobi. LASIK bisa menjadi cara yang tepat untuk memperoleh kualitas hidup yang baik.