Ulkus Kornea, Sebelum dan Sesudah LASIK
Tuesday, July 30, 2024 | SILC Lasik Center
Gejala dan penyebab ulkus kornea
Untuk memastikan keamanan dan efikasi prosedur LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis), sejumlah syarat telah ditentukan dan kandidat LASIK harus menjalani screening yang ketat. Salah satunya adalah kesehatan kornea. Karena, dalam prosedur LASIK terdapat proses pembuatan flap pada kornea.
Hal ini mungkin membuat Anda yang pernah atau sedang mengalami ulkus kornea jadi berkecil hati. Anda khawatir kondisi Anda membuat Anda tak bisa dipertimbangkan sebagai kandidat LASIK. Sebelum cemas berkepanjangan, cari tahu dahulu soal ulkus kornea, sebelum dan sesudah LASIK.
Gejala dan penyebab ulkus kornea
Ulkus kornea merupakan kondisi peradangan atau iritasi pada bagian kornea. Ulkus kornea terlihat sebagai luka terbuka pada kornea (lapisan terluar mata) dan dapat menyebabkan kemerahan. Gejala lain dari ulkus kornea dapat meliputi:
1. Pembengkakan pada kelopak mata.
2. Rasa sakit dan nyeri yang parah
3. Sensasi berpasir
4. Mata berair
5. Penglihatan kabur;
6. Sensitivitas berlebih terhadap cahaya;
Ulkus kornea dapat disebabkan oleh beberapa hal, termasuk cedera mata, infeksi, dan mata kering yang parah. Sebagian besar kasus ulkus kornea disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.
Salah satu efek samping yang kerap terjadi pada pengguna lensa kontak, terutama yang memakainya dalam durasi yang panjang, adalah infeksi bakteri. Penanganan, penyimpanan, dan pembersihan lensa kontak yang tepat dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan ulkus kornea.
Infeksi virus, termasuk virus herpes simpleks (virus yang menyebabkan luka dingin), dapat menyebabkan ulkus kornea berulang. Dalam kasus tersebut, mungkin terdapat pemicu, seperti stres, paparan sinar matahari, atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Virus varicella yang menyebabkan herpes zoster dan cacar air juga dapat menyebabkan ulkus kornea.
Infeksi jamur juga dapat terjadi karena penggunaan lensa kontak yang tidak tepat. Infeksi jenis ini juga bisa disebabkan oleh obat tetes mata steroid dan oleh cedera mata akibat terpapar bahan tanaman, misalnya tanah. Infeksi parasit akibat Acanthamoeba bisa berujung pada ulkus kornea, khususnya pada pengguna lensa kontak.
Ulkus kornea merupakan kondisi yang sangat serius. Jika tidak ditangani dengan baik atau tidak ada pengobatan sama sekali, kondisi tersebut dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan kebutaan.
Penanganan ulkus kornea
Penanganan ulkus kornea tergantung pada penyebabnya. Anda mungkin akan diberi resep obat tetes mata untuk membantu melawan infeksi pada mata Anda. Dalam beberapa kasus, Anda akan diberi obat tetes mata steroid. Hanya saja, obat tersebut hanya boleh dipakai di bawah pengawasan dokter ahli.
Pengobatan yang diberikan dokter bertujuan untuk membasmi penyebab ulkus. Dokter akan menggunakan agen anti infeksi yang ditujukan pada agen mikroba pemicu kasus ulkus kornea akibat infeksi. Umumnya, obat ini berbentuk tetes mata atau salep yang akan dioleskan pada mata pasien. Jika pasien terinfeksi oleh virus tertentu, dokter bisa juga memberikan obat oral.
Dalam beberapa kasus, dokter akan meresepkan obat tetes mata kortikosteroid. Tapi, pasien hanya boleh menggunakannya setelah diperiksa oleh dokter mata dengan menggunakan lampu celah. Karena, pada beberapa situasi, steroid dapat menghambat penyembuhan atau memperparah infeksi.
Pada ulkus kornea yang disebabkan oleh cedera, agen pemicu harus dikeluarkan dari mata, lalu menambahkan obat untuk mencegah infeksi dan meminimalkan jaringan parut pada kornea. Jika ulkus kornea disebabkan oleh bulu mata yang tumbuh ke dalam, bulu mata harus dicabut sampai ke akarnya. Jika ulkus kornea disebabkan oleh kelopak mata yang masuk ke dalam, mungkin diperlukan pembedahan yang bertujuan untuk memosisikan ulang kelopak mata dengan benar.
Waktu yang Anda perlukan untuk sembuh dari ulkus kornea sangat tergantung pada beberapa hal, termasuk penyebab, lokasi, ukuran, dan kedalaman ulkus. Pemakaian lensa kontak harus dihentikan pada mata yang terkena ulkus kornea, terlepas dari apakah ulkus tersebut awalnya disebabkan oleh lensa kontak.Ulkus kornea yang ditangani dengan tepat akan membaik dalam waktu dua hingga tiga minggu. Perawatan dapat dilanjutkan lebih lama lagi untuk mengurangi kemungkinan timbulnya jaringan parut.
Jika ulkus kornea tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Jika ulkus menyebabkan penipisan kornea yang signifikan dan mengancam kornea, prosedur pembedahan yang dikenal sebagai transplantasi kornea akan direkomendasikan oleh dokter.
Sementara itu, pasien dengan ulkus kornea akibat penyakit gangguan kekebalan tubuh memerlukan penanganan khusus dengan obat. Pasien seperti ini mungkin memerlukan dokter mata untuk berkoordinasi dengan dokter lain
Siapa pun yang mengalami iritasi mata yang tidak membaik dengan cepat setelah melepas lensa kontak, harus segera menghubungi dokter mata. Jangan mengobati sendiri atau meminjam obat tetes mata orang lain.
Lensa kontak dan ulkus kornea
Data menyebutkan, risiko terjadinya ulkus kornea adalah sekitar 5 - 20 kasus infeksi per 10.000 pengguna lensa kontak yang memakai lensa kontak setiap hari. Faktor risiko utama infeksi lensa kontak, antara lain kekurangan oksigen, kecocokan lensa kontak yang buruk, dan penggunaan lensa kontak yang terlalu lama. Faktor lain yang meningkatkan risiko infeksi lensa kontak adalah diabetes, steroid, dan penggunaan tembakau.
Sejumlah riset menyebutkan bahwa penyebab paling umum dari infeksi pada pengguna lensa kontak adalah bakteri, meskipun infeksi jamur juga dapat terjadi. Dan, bakteri yang kerap menjadi penyebab infeksi adalah Pseudomonas. Bakteri yang sangat berbahaya ini dapat menyebabkan banyak kerusakan pada mata, termasuk kebutaan, dalam waktu yang relatif singkat. Di sisi lain, infeksi akibat Pseudomonas jauh lebih jarang terjadi pada pasien yang telah menjalani LASIK.
Sementara itu, jamur yang paling umum ditemukan pada pengguna lensa kontak adalah Fusarium solani. Biasanya organisme ini ditemukan pada tumbuhan yang membusuk. Beberapa pasien yang mengalami infeksi jamur tersebut pada akhirnya membutuhkan transplantasi kornea.
Berita baiknya, infeksi jamur hanya menyumbang sekitar 1% dari infeksi lensa kontak. Jika Anda mengenakan lensa kontak dalam durasi waktu yang panjang, misalnya sepanjang malam ketika tidur, risiko infeksi Anda menjadi lebih tinggi.
Banyak orang yang sangat cermat mempertimbangkan risiko LASIK, saat melirik opsi koreksi penglihatan. Tapi, jarang ada orang yang juga secermat itu dalam mencari tahu risiko lensa kontak. Jika Anda mengalami infeksi kornea akibat lensa kontak, kornea dapat mengalami ulkus dan bekas luka akibat infeksi tersebut.
Infeksi itu menjadi peringatan bahwa lensa kontak tidak bebas risiko. Pasien yang mengalami infeksi terkait lensa kontak harus berhenti menggunakan lensa kontak atau secara drastis mengurangi penggunaannya. Karena, banyak pasien yang terus menunjukkan faktor risiko yang sama setelah infeksi, misalnya kecocokan lensa kontak yang buruk.
Bolehkah menjalani LASIK?
Ulkus kornea kerap dapat membentuk bekas luka atau jaringan parut, jika menembus lapisan epitel. Bekas luka ini kemungkinan besar akan bersifat menetap, karena lapisan dalam kornea tidak mendaur ulang seperti lapisan epitel luar.
Jika menderita ulkus kornea, Anda belum bisa menjalani tindakan bedah laser, hingga mata yang terkena ulkus kornea pulih sepenuhnya. Jika Anda pernah mengalami ulkus kornea di masa lalu, kondisi tersebut tidak menjadi kontraindikasi untuk LASIK. Artinya, kemungkinan besar Anda layak untuk menjalani bedah laser, setelah gejala Anda membaik.
Kalau Anda mengalami infeksi akibat lensa kontak, LASIK dapat dilakukan setelah infeksi tersebut teratasi dan kornea Anda sudah benar-benar sembuh. Tapi, kelayakan LASIK juga tergantung pada level keparahan jaringan parut. Setelah ulkus kornea sudah sembuh total, Anda sebaiknya menunggu minimal tiga bulan sebelum bisa menjalani LASIK. Kalaupun terdapat lebih dari satu bekas luka di kornea akibat ulkus dari pemakaian lensa kontak, Anda tetap punya peluang untuk menjalani LASIK.
Bekas luka yang tergolong dangkal dan ringan umumnya tidak menjadi masalah bagi pasien yang ingin menjalani LASIK. kalau semua tes pra-LASIK Anda menunjukkan hasil yang baik. Tapi, jika bekas luka Anda terbilang sangat tebal dalam, mungkin Anda perlu mempertimbangkan jenis bedah lain. Karena, bekas luka seperti ini dapat berpengaruh terhadap pembuatan flap.
Jika mata Anda sehat, kornea Anda memiliki ketebalan yang cukup, dan resep kacamata Anda berada dalam rentang yang dapat dikoreksi oleh laser, maka Anda punya peluang untuk menjalani bedah laser koreksi penglihatan. Hanya saja, jika bekas luka kornea akibat ulkus kornea menutupi bagian tengah pupil, LASIK mungkin tidak direkomendasikan.
Jika bekas luka berpengaruh terhadap penglihatan Anda, bahkan saat Anda menggunakan kacamata dan lensa kontak, Anda mungkin perlu mempertimbangkan PRK (Photorefractive Keratectomy). Perawatan ini dapat memperbaiki resep kacamata Anda dan berpotensi mengurangi atau menghilangkan bekas luka kornea Anda, jika bekas luka cukup dekat dengan permukaan depan kornea.
Di sisi lain, PRK dapat menghilangkan bekas luka di kornea akibat ulkus, meskipun menawarkan waktu penyembuhan yang lebih lama daripada LASIK. Jika bekas luka tidak sampai memengaruhi penglihatan, sebagian besar dokter bedah tidak akan mengubah perawatan untuk menghilangkan bekas luka yang tidak berpengaruh terhadap penglihatan.
Dokter mata Anda akan menilai kesehatan mata dan kesehatan Anda secara keseluruhan selama skrining komprehensif. Dengan demikian, dokter bisa merekomendasikan tindakan terbaik sesuai dengan kebutuhan Anda.
Ulkus kornea setelah LASIK?
Meski dikenal aman dan efektif, LASIK tetaplah sebuah tindakan bedah yang mengandung risiko. Salah satu efek samping yang mungkin terjadi adalah ulkus kornea. Kondisi tersebut bisa dialami pasien LASIK, jika ia mengalami infeksi setelah menjalani LASIK.
Hanya saja, kasus ini sangat jarang terjadi. Seandainya sampai terjadi, komplikasi ini umumnya dapat diatasi oleh dokter dengan cepat. Dan, sebagian besar pasien yang mengalami ulkus kornea setelah LASIK dapat mencapai ketajaman penglihatan 20/40 atau lebih baik.
Selain itu, risiko komplikasi tersebut akan menjadi jauh lebih kecil, jika prosedur LASIK dilakukan oleh dokter bedah yang ahli dan memiliki akses ke teknologi terbaru. Karena itu, carilah pusat LASIK dengan dokter ahli yang punya banyak pengalaman melakukan LASIK.
SILC Lasik Center telah membuktikan diri sebagai klinik LASIK yang berkualitas. Dengan pelayanan yang premium, SILC digawangi oleh sejumlah dokter ahli yang punya rekam jejak baik dalam melakukan LASIK. Seandainya Anda pernah mengalami ulkus kornea, jangan berkecil hati dulu. Temui dokter di SILC dan cari tahu kelayakan Anda untuk LASIK.