ARTIKEL

Mau Jadi Polisi? Ketahui Dulu Syarat Seleksi POLRI

Friday, March 15, 2024 | SILC Lasik Center
mau-jadi-polisi-ketahui-dulu-syarat-seleksi-polri

Untuk menjadi polisi, selama beberapa tahun seseorang harus menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian terlebih dahulu. Akademi Kepolisian merupakan lembaga pendidikan tinggi yang bertanggung jawab untuk melatih dan mendidik calon-calon polisi. Di berbagai negara akademi tersebut memiliki peran penting dalam membekali para calon polisi dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menjalankan tugas kepolisian dengan baik.

Pelatihan di Akademi Kepolisian mencakup berbagai aspek, termasuk hukum, penegakan hukum, keterampilan investigasi, keterampilan komunikasi, etika, dan pertahanan pribadi. Setelah menyelesaikan pelatihan di akademi, para lulusan akan ditugaskan untuk bekerja di berbagai unit kepolisian sesuai dengan kebutuhan dan spesialisasi mereka.

Namun, proses seleksi untuk masuk ke Akademi Kepolisian saja sangat ketat. Apa saja proses seleksi yang harus ditempuh dan apa yang dapat dilakukan, jika Anda menggunakan kacamata?

Proses seleksi Akademi Kepolisian

Proses seleksi untuk masuk Akademi Kepolisian di Indonesia terbilang sangat ketat. Ada beberapa tahap seleksi dan tes yang harus dilalui terlebih dahulu. Tahapan umum dalam proses seleksi tersebut adalah:

1. Pendaftaran

Calon taruna harus mengisi formulir pendaftaran sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh Kepolisian Republik Indonesia (POLRI).

2. Seleksi administrasi

Dokumen para calon taruna akan diverifikasi untuk memastikan bahwa mereka memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti kewarganegaraan, usia, dan pendidikan.

3. Tes kemampuan akademik

Calon taruna akan mengikuti tes tertulis yang mencakup berbagai bidang pengetahuan, seperti matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan sosial, dan pengetahuan umum.

4. Tes kesehatan

Calon taruna akan menjalani serangkaian tes kesehatan fisik dan mental untuk memastikan bahwa mereka sehat secara fisik dan dapat menjalankan tugas-tugas kepolisian dengan baik.

5. Tes kebugaran fisik

Calon taruna akan mengikuti tes kebugaran fisik, yang mencakup berbagai aktivitas fisik, seperti lari, sit up, pull up, dan push up untuk menilai tingkat kebugaran mereka.

6. Wawancara

Calon taruna yang lolos tahap sebelumnya akan diwawancarai oleh tim seleksi untuk menilai motivasi, kematangan, dan kemampuan interpersonal mereka.

7. Tes psikologi

Calon taruna akan menjalani tes psikologi untuk menilai kepribadian, potensi, dan kemampuan psikologis mereka yang relevan dengan tugas-tugas kepolisian.

8. Pengujian narkoba

Calon taruna akan menjalani tes urin untuk memastikan bahwa mereka bebas dari penggunaan narkoba.

Setelah melewati semua tahapan seleksi tersebut, calon peserta yang berhasil akan dinyatakan lolos dan diterima sebagai siswa di Akademi Kepolisian untuk menjalani pendidikan dan pelatihan sebagai calon taruna POLRI.

Syarat kesehatan penting

Sebelum bisa menyandang status sebagai taruna untuk kemudian bertugas sebagai polisi, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah kesehatan yang baik. Persyaratan kesehatan untuk tes masuk anggota kepolisian dapat berbeda-beda, tergantung pada peraturan dan kebijakan yang berlaku pada saat seleksi penerimaan. Namun, ada sejumlah syarat kesehatan umum yang diperlukan, antara lain:

1. Kondisi fisik yang prima

Calon taruna harus memiliki kondisi fisik yang sehat dan mampu menjalankan tugas-tugas polisi yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan kelincahan fisik.

2. Bebas dari gangguan medis yang signifikan

Calon taruna tidak boleh memiliki gangguan medis yang dapat menghambat pelaksanaan tugas polisi atau mengancam keselamatan diri sendiri atau orang lain.

3. Penglihatan yang baik

Umumnya calon taruna diharuskan untuk memiliki penglihatan yang baik tanpa gangguan yang signifikan. Biasanya kemampuan melihat tanpa kacamata atau lensa kontak merupakan syarat minimum yang diperlukan.

4. Pendengaran normal

Kemampuan pendengaran yang normal atau mendekati normal juga umumnya menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh calon taruna.

5. Bebas dari kecanduan

Calon taruna tidak boleh terkait dengan kecanduan zat-zat terlarang, termasuk narkotika, alkohol, atau obat-obatan terlarang lain.

6. Tidak terinfeksi penyakit menular

Calon taruna harus bebas dari penyakit menular yang dapat membahayakan diri sendiri, rekan kerja, atau masyarakat umum.

Persyaratan kesehatan yang lebih spesifik dan persyaratan medis lain dijelaskan dalam pengumuman penerimaan anggota POLRI atau dalam petunjuk resmi yang diberikan oleh instansi yang bertanggung jawab atas seleksi penerimaan anggota POLRI. Pastikan Anda memeriksa informasi terbaru dari sumber resmi untuk mendapatkan persyaratan yang paling akurat dan terkini.

Kenapa sebaiknya tak berkacamata?

Penggunaan kacamata atau lensa kontak oleh anggota polisi atau taruna Akademi Kepolisian memunculkan beberapa pertimbangan, terutama terkait dengan kinerja dan keselamatan dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian. Ada beberapa alasan kenapa penggunaan kacamata atau lensa kontak sebaiknya dihindari, misalnya:

1. Keterbatasan penglihatan

Penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat menandakan adanya keterbatasan penglihatan. Meskipun kacamata atau lensa kontak dapat membantu untuk memperbaiki penglihatan, ada kemungkinan seseorang dengan gangguan penglihatan yang signifikan masih memiliki keterbatasan yang memengaruhi kemampuan mereka dalam menjalankan tugas kepolisian.

2. Risiko kerusakan atau kehilangan

Saat bertugas di lapangan, polisi sering kali berurusan dengan situasi yang dinamis dan berpotensi berbahaya. Penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat meningkatkan risiko kerusakan atau kehilangan, terutama jika terjadi kontak fisik atau aksi kekerasan.

3. Performa

Kacamata atau lensa kontak juga dapat menjadi tidak nyaman untuk dipakai dalam situasi tertentu, terutama dalam kondisi cuaca yang ekstrem atau saat melakukan aktivitas fisik yang intens. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kinerja polisi atau taruna Akademi Kepolisian.

Jika Anda berminat untuk mendaftarkan diri bersekolah di Akademi Kepolisian, ada baiknya Anda memeriksakan diri di klinik mata terlebih dahulu untuk mengetahui apakah Anda memiliki gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi. Jika Anda memiliki kelainan refraksi, yaitu miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisma (mata silinder), tanyakan soal opsi prosedur LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis).

Benefit LASIK bagi siswa Akademi Kepolisian

Tak hanya membantu memuluskan jalan pada proses seleksi, LASIK menawarkan sejumlah benefit bagi taruna Akademi Kepolisian, terutama dalam melaksanakan tugas-tugas mereka di lapangan.

Taruna Akademi Kepolisian akan kerap menjalani berbagai tes fisik dan kebugaran, serta melaksanakan tugas-tugas di lapangan. Memiliki penglihatan yang jelas dan tajam dapat membantu mereka dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut dengan lebih efektif dan efisien.

Benefit LASIK yang bisa dirasakan langsung oleh para taruna tersebut, antara lain:

1. Pengenalan yang mendetail

Dalam tugas-tugas lapangan, kemampuan untuk mendeteksi dan mengenali objek, lawan, atau situasi yang merupakan potensi ancaman, merupakan kemampuan sangat penting. Penglihatan yang tajam dapat membantu taruna Akademi Kepolisian untuk mengidentifikasi detail-detail penting dengan lebih cepat dan akurat, serta meningkatkan respons mereka terhadap situasi-situasi yang berkembang.

2. Orientasi yang baik

Taruna Akademi Kepolisian harus bergerak di berbagai lingkungan, termasuk area perkotaan dan pedesaan. Kemampuan untuk menavigasi dengan efektif dan dengan cepat menanggapi perubahan kondisi lingkungan memerlukan penglihatan yang jelas dan tajam. Ini dapat membantu mereka dalam memahami peta, mencari rute yang optimal, dan memastikan keamanan diri serta rekan-rekan mereka.

3. Observasi yang tajam

Taruna Akademi Kepolisian kerap dilatih untuk melakukan pengawasan atau observasi terhadap aktivitas yang mencurigakan atau pergerakan orang tertentu. Dengan penglihatan yang tajam, mereka dapat melakukan observasi dengan lebih efektif, mengamati gerakan atau perilaku yang mencurigakan, dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk tindakan penegakan hukum lebih lanjut.

4. Koordinasi taktis

Dalam situasi-situasi yang memerlukan tindakan cepat dan koordinasi dengan rekan-rekan, kemampuan visual yang baik dapat membantu taruna Akademi Kepolisian untuk secara efisien memproses informasi visual, berkomunikasi dengan jelas, dan berkoordinasi dengan rekan-rekan mereka dalam menghadapi situasi yang kompleks atau berbahaya.

5. Reaksi cepat terhadap perubahan

Lingkungan pelatihan di Akademi Kepolisian dinamis dan berubah dengan cepat. Taruna dilatih untuk dihadapkan pada situasi-situasi yang membutuhkan reaksi yang cepat dan tepat. Dengan penglihatan yang jelas, siswa dapat dengan lebih cepat menanggapi perubahan dalam situasi lapangan, membuat keputusan yang tepat, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.

6. Percaya diri dalam interaksi sosial

Interaksi sosial dan kolaborasi dengan rekan-rekan satu tim merupakan bagian integral dari pelatihan di Akademi Kepolisian. Dengan penglihatan yang jelas, taruna akan merasa lebih nyaman dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan rekan-rekan mereka, serta lebih mudah untuk membaca ekspresi wajah dan bahasa tubuh, memperkuat hubungan tim dan kolaborasi.

7. Kemandirian dalam penugasan

Dengan penglihatan yang jelas, taruna Akademi Kepolisian akan lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mereka akan memiliki kemampuan untuk menavigasi lingkungan dan mengumpulkan informasi dengan lebih efisien, tanpa tergantung pada bantuan eksternal, seperti penglihatan teman sejawat atau alat bantu visual tambahan.

8. Mobilitas dan keamanan

Selama proses pelatihan di Akademi Kepolisian, taruna sering kali harus berpartisipasi dalam latihan fisik, permainan taktis, atau simulasi situasi lapangan. Dengan penglihatan yang jelas, mereka dapat bergerak dengan lebih leluasa dan dengan kepercayaan diri yang lebih tinggi, meminimalkan risiko cedera atau kecelakaan yang mungkin terjadi akibat ketidakmampuan untuk melihat secara jelas.

LASIK tanpa rasa sakit

LASIK adalah prosedur bedah refraktif yang bertujuan untuk mengoreksi berbagai masalah penglihatan akibat kelainan refraksi, yaitu miopia (mata minus), hipermetropia (mata plus), dan astigmatisma (mata silinder). Proses LASIK melibatkan penggunaan laser untuk mengubah bentuk kornea, agar cahaya dapat difokuskan secara tepat ke retina, memperbaiki penglihatan pada berbagai jarak.

Selama prosedur LASIK, dokter mata membuat flap tipis pada permukaan kornea, kemudian menggunakan laser excimer untuk mengangkat sebagian jaringan kornea, sesuai dengan kebutuhan koreksi mata.

Keuntungan utama dari LASIK adalah kemampuannya untuk memberikan hasil penglihatan yang cepat dan tanpa rasa sakit, tanpa perlu menggunakan kacamata atau lensa kontak setelah prosedur. Banyak pasien melaporkan penglihatan yang jauh lebih baik dan perbaikan signifikan dalam kualitas hidup mereka, setelah menjalani LASIK.

Namun, perlu diingat, LASIK tidak untuk semua orang dan memiliki risiko serta efek samping potensial, seperti kekeringan mata, halo, atau peningkatan sensitivitas terhadap cahaya. Karena itu, konsultasi dengan dokter mata di SILC Lasik Center adalah langkah awal yang penting untuk menentukan kelayakan dan mendapatkan manfaat potensial dari prosedur LASIK.