ARTIKEL

7 Masalah Mata Yang Paling Umum Terjadi

Friday, September 1, 2023 | SILC Lasik Center
7-masalah-mata-yang-paling-umum-terjadi

7 Masalah Mata Yang Paling Umum Terjadi

  7 masalah mata   Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lebih dari 21 juta orang Amerika mengalami masalah penglihatan. Sebagian besar masalah mata yang dialami tergolong tidak parah, misalnya miopia (rabun jauh) ringan. Namun, masalah lain, seperti katarak, glaukoma, dan degenerasi makula, dapat mencuri penglihatan Anda, jika Anda tidak mencari intervensi yang tepat. Menjaga kesehatan mata akan menciptakan perbedaan yang signifikan pada kesehatan Anda secara keseluruhan dan kualitas hidup Anda. Selalu sadar untuk merawat kesehatan mata dan mengamati perubahan sekecil apa pun melalui pemeriksaan mata yang komprehensif secara efektif akan mengurangi risiko hilangnya penglihatan. Namun, sebab utama terjadinya kebutaan dan kualitas penglihatan yang buruk di Amerika Serikat adalah penyakit mata yang terkait dengan pertambahan usia. Apa saja masalah mata yang paling umum terjadi? Ini 7 di antaranya:  

Kelainan refraksi mata

Kelainan ini merupakan masalah mata paling umum terjadi. Yang termasuk kelainan refraksi mata adalah miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisma (mata silinder yang menyebabkan distorsi penglihatan dalam jarak dekat maupun jauh). Sejumlah referensi memasukkan presbiopia (rabun dekat) sebagai bagian dari kelainan refraksi mata. Tapi, sebenarnya bukan. Presbiopia merupakan rabun dekat yang terjadi karena pertambahan usia. Itulah kenapa di usia 40-an, Anda mulai mengalami penglihatan yang kabur untuk jarak dekat, sementara penglihatan jarak jauh terbilang normal. Jadi, Anda akan sulit fokus untuk melihat huruf-huruf dalam jarak dekat dengan jelas. Sehingga, Anda akan cenderung menjauhkan benda yang akan dibaca atau diamati. Kelainan refraksi mata terjadi karena ada ketidaksempurnaan pada anatomi mata. Misalnya, bola mata terlalu panjang, kelengkungan kornea kurang atau justru berlebih. Dan, rata-rata kelainan refraksi mata merupakan bawaan lahir, karena faktor keturunan memainkan peran besar. Kelainan refraksi mata, maupun presbiopia, bisa ditangani dengan kacamata ataupun lensa kontak. Tetapi, jika menginginkan hasil akhir yang permanen, operasi mata dengan laser, misalnya LASIK, bisa masuk dalam bahan pertimbangan Anda.  

Degenerasi makula

Degenerasi makula sering disebut sebagai AMD atau age related macular degeneration. Ini adalah masalah mata yang berkaitan dengan pertambahan usia dan merusak penglihatan sentral. Padahal, penglihatan sentral diperlukan untuk melihat objek dengan jelas dan melakukan kegiatan sehari-hari yang umum, seperti membaca dan menyetir kendaraan. AMD berpengaruh terhadap makula, yaitu bagian tengah retina yang membuat mata mampu melihat detail sangat kecil. Ada dua jenis AMD, yaitu basah dan kering. AMD basah terjadi ketika pembuluh darah abnormal di belakang retina mulai berkembang di bawah makula. Hal ini menyebabkan kebocoran darah dan cairan. Pendarahan, kebocoran, dan bekas luka dari pembuluh darah tersebut menyebabkan kerusakan yang mengarah pada hilangnya penglihatan sentral dalam waktu cukup cepat. Salah satu gejala awal dari AMD basah adalah ketika garis lurus tampak bergelombang di mata Anda. AMD kering terjadi ketika makula menipis seiring waktu sebagai bagian dari proses penuaan. Akibatnya, penglihatan sentral jadi mengabur. Jenis AMD kering merupakan masalah yang lebih umum. Antara 70 - 90% kasus AMD termasuk dalam jenis AMD kering. Perkembangan gangguan mata ini tidak terjadi secepat jenis AMD basah. Seiring berjalannya waktu, karena fungsi makula menurun, penglihatan sentral akan menghilang secara bertahap pada mata yang terdampak. AMD kering biasanya memengaruhi kedua mata. Salah satu gejala awal paling umum dari AMD kering adalah drusen, yaitu endapan berbentuk bintik-bintik berwarna kuning atau putih yang berada di bawah retina. Endapan tersebut sering kali ditemukan pada orang berusia 60 tahun atau lebih tua. Munculnya drusen dalam ukuran kecil merupakan hal yang normal dan tidak akan menyebabkan hilangnya penglihatan atau kebutaan. Tapi, drusen yang berukuran besar dan muncul dalam berbagai jenis akan meningkatkan risiko AMD kering atau basah menjadi lebih parah. Diperkirakan 1,8 juta orang Amerika berusia 40 tahun ke atas menderita AMD dan 7,3 juta orang yang memiliki drusen besar memiliki risiko tinggi menderita AMD. Jumlah penderita AMD diperkirakan mencapai 2,95 juta pada tahun 2020. AMD juga merupakan penyebab utama gangguan permanen pada penglihatan membaca dan penglihatan jarak dekat pada orang berusia 65 tahun ke atas.  

Baca Juga : Lenyapkan Katarak dengan LASIK, Bisakah?

 

Katarak

Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata dan merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia, serta penyebab utama kehilangan penglihatan di Amerika Serikat. Katarak dapat terjadi pada semua usia karena berbagai penyebab, dan dapat terjadi sejak lahir. Meskipun pengobatan untuk menghilangkan katarak tersedia secara luas, hambatan akses, seperti cakupan asuransi, biaya pengobatan, pilihan pasien, atau kurangnya kesadaran, membuat banyak orang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Diperkirakan 20,5 juta (17,2%) orang Amerika berusia 40 tahun ke atas menderita katarak pada salah satu atau kedua matanya. Dan, 6,1 juta (5,1%) di antaranya telah menjalani operasi pengangkatan lensa mata.  

Baca Juga : Lasik dan Katarak di SILC Lasik Center Memang Tepat

 

Retinopati diabetik

Retinopati diabetik adalah komplikasi umum diabetes. Ini adalah penyebab utama kebutaan pada orang dewasa. Penyakit ini ditandai oleh kerusakan progresif pada pembuluh darah retina, yaitu jaringan peka cahaya di bagian belakang mata yang diperlukan untuk mendapatkan penglihatan yang baik. Retinopati diabetik berkembang melalui empat tahap, yaitu retinopati non-proliferatif ringan (mikroaneurisma), retinopati non-proliferatif sedang (penyumbatan pada beberapa pembuluh darah retina), retinopati non-proliferatif berat (lebih banyak pembuluh darah tersumbat sehingga retina kekurangan suplai darah yang menyebabkan tumbuhnya pembuluh darah baru), dan retinopati proliferatif (tahap paling lanjut). Retinopati diabetik umumnya terjadi pada kedua mata. Risiko retinopati diabetik dapat dikurangi melalui pengelolaan penyakit, yang mencakup kontrol gula darah, tekanan darah, dan kelainan lipid yang baik. Diagnosis dini retinopati diabetik dan penanganan tepat waktu dapat mengurangi risiko kehilangan penglihatan. Namun, sebanyak 50% pasien tidak memeriksakan matanya atau terlambat didiagnosis, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif.  

Glaukoma

Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang dapat merusak saraf optik mata dan mengakibatkan kehilangan penglihatan dan kebutaan. Glaukoma terjadi ketika tekanan cairan normal di dalam mata meningkat secara perlahan. Namun, temuan terbaru menunjukkan bahwa glaukoma dapat terjadi pada tekanan bola mata yang normal. Dengan pengobatan dini, Anda dapat melindungi mata Anda dari kehilangan penglihatan yang serius. Ada dua kategori utama glaukoma, yaitu glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup. Sudut terbuka adalah kondisi kronis yang berkembang secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama tanpa disadari oleh penderitanya. Akibatnya, penyakit ini sudah sangat lanjut, sehingga disebut sebagai pencuri penglihatan. Penutupan sudut dapat terjadi secara tiba-tiba dan terasa menyakitkan. Kehilangan penglihatan dapat terjadi dengan cepat. Namun, rasa sakit dan tidak nyaman akan membuat pasien mencari pertolongan medis, sebelum terjadi kerusakan permanen.   7 masalah mata di indonesia  

Ambliopia

Ambliopia, yang juga disebut sebagai mata malas, adalah penyebab paling umum gangguan penglihatan pada anak-anak. Ambliopia adalah istilah medis yang digunakan ketika penglihatan pada salah satu mata berkurang, karena mata dan otak tidak bekerja sama dengan baik. Secara sekilas, mata tersebut terlihat normal, meski tidak dipakai secara normal. Ini terjadi karena otak lebih menyukai mata yang satu lagi. Kondisi yang menyebabkan ambliopia meliputi strabismus (ketidakseimbangan posisi kedua mata), rabun jauh, rabun dekat, atau mata silinder dengan ukuran yang lebih tinggi pada salah satu mata dibandingkan mata yang lain. Ambliopia jarang terjadi pada kondisi mata lain, seperti katarak. Kecuali berhasil diobati pada masa kanak-kanak, ambliopia biasanya berlanjut hingga dewasa. Kondisi ini merupakan penyebab paling umum dari gangguan penglihatan satu mata yang permanen di antara anak-anak dan orang dewasa muda serta paruh baya.   Kunjungi : First In Indonesia, Lenticule Extraction With Schwind Atos  

Strabismus

Strabismus merupakan kondisi ketika posisi kedua mata tidak seimbang. Masalah mata ini dapat mengakibatkan mata menyilang ke arah dalam atau sebaliknya ke arah luar. Penyebab strabismus adalah koordinasi yang kurang baik antara kedua mata. Dampaknya, dua mata melihat ke dua arah yang berbeda dan tidak dapat fokus secara bersamaan pada satu titik. Pada sebagian besar kasus strabismus pada anak-anak, penyebabnya tidak diketahui. Lebih dari separuh kasus ini, masalahnya muncul pada saat atau sesaat setelah lahir (strabismus kongenital). Ketika kedua mata gagal fokus pada gambar yang sama, persepsi kedalaman berkurang atau tidak ada sama sekali. Selain itu, otak dapat belajar untuk mengabaikan input dari satu mata, menyebabkan kehilangan penglihatan permanen pada mata tersebut (salah satu jenis ambliopia).  

Periksakan ke dokter

Anda perlu terus memonitor kesehatan mata dan memeriksakan diri ke dokter mata secara reguler. Sebab, sering kali ada sejumlah gejala yang sudah muncul tapi Anda abaikan. Padahal, jika tidak ditangani, gejala tersebut bisa mengarah pada gangguan mata yang lebih serius. Salah satu gejala yang perlu Anda waspadai adalah mata merah. Warna merah ini bisa disebabkan oleh berbagai kondisi dan cedera, yang mengarah pada iritasi, pembengkakan, dan hilang penglihatan. Biasanya pembuluh darah pada mata meradang, membuat bagian putih pada mata terlihat pink atau merah. Mata merah dapat menjadi indikasi bahwa mata Anda mengalami iritasi. Tapi, kondisi tersebut juga bisa menjadi pertanda masalah mata yang lebih besar atau infeksi. Kalau mata Anda tetap merah dalam periode cukup lama, kunjungi dokter mata untuk melakukan pemeriksaan. Gejala lain contohnya adalah sensitif terhadap cahaya. Kondisi ini sering disebut sebagai fotofobia. Kondisi fotofobia yang ringan akan membuat Anda memicingkan mata, ketika masuk ke ruangan yang terang. Pada kasus yang lebih berat, Anda akan merasa sakit, jika terekspos setiap jenis lampu. Sensitivitas terhadap cahaya merupakan gejala umum dari sejumlah kondisi mata. Misalnya, katarak, abrasi kornea, alergi, keratoconus, dan strabismus. Yang juga sebaiknya tidak diabaikan adalah sakit kepala yang terus-menerus, termasuk di leher. Sakit kepala tersebut bisa memengaruhi beberapa bagian kepala yang berbeda, tergantung pada penyebabnya. Sakit kepala bisa menjadi gejala glaukoma sudut terbuka, kelainan refraksi mata, dan migrain. SILC Lasik Center, klinik mata yang terdepan dalam hal LASIK dan operasi laser lain, tidak hanya menyediakan layanan untuk memperbaiki kelainan refraksi mata. SILC juga memiliki peralatan canggih untuk menangani presbiopia dan mengatasi penyakit mata, misalnya katarak.