LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) merupakan operasi kelainan refraksi mata paling populer di dunia. Tapi, masih ada banyak informasi salah yang beredar di antara masyarakat, sehingga mereka memutuskan untuk tidak memilih LASIK.
Padahal, LASIK adalah tindakan bedah yang aman dengan tingkat kesuksesan sangat tinggi. Operasi rawat jalan ini berlangsung cepat (kira-kira 15 menit pengerjaan untuk satu mata) dan mayoritas pasien mendapatkan penglihatan yang jauh lebih baik beberapa jam setelah operasi.
Apa saja mitos tentang LASIK yang membuat orang tidak ingin beralih dari kacamata dan lensa kontak?
Mitos 1: Efek LASIK hanya bertahan beberapa tahun
Fakta:
Efek dari pembedahan refraktif laser dapat bertahan seumur hidup. Tapi, LASIK tidak dapat mencegah munculnya kondisi mata yang berkaitan dengan usia.
Tujuan LASIK adalah mengoreksi penglihatan Anda dengan membentuk ulang kornea, yang merupakan lapisan terluar mata. Setelah operasi LASIK, penglihatan Anda akan terkoreksi secara permanen. Namun, ketika memasuki usia 40-an, lensa alami di dalam mata kita berubah. Hal ini disebut Sindrom Lensa Disfungsional. Perubahan lensa ini memengaruhi penglihatan dekat kita, sehingga sulit untuk fokus pada objek yang berada pada jarak dekat.
Sebagian besar prosedur LASIK akan memberi hasil koreksi refraksi yang permanen. Memang ada kejadian, kondisi kelainan rabun jauh, rabun dekat, dan mata silinder akan kembali setelah LASIK. Tapi, kemunduran semacam ini jarang sekali terjadi.
Sejumlah klinik menawarkan operasi tambahan tanpa biaya untuk memperbaiki kemunduran yang signifikan. Namun, Anda tetap masih berisiko mengalami perubahan penglihatan yang berkaitan dengan usia, seperti katarak atau degenerasi makula. Yang jelas, koreksi refraktif yang dilakukan dengan LASIK memberikan hasil yang sifatnya jangka panjang.
Mitos 2: Karena mesin lasernya canggih, dokternya tidak jago tidak masalah
Fakta:
Ketika memutuskan untuk menjalani operasi, termasuk LASIK, siapa dokter bedahnya menjadi hal yang penting. Di klinik mata atau rumah sakit mana Anda akan menjalani prosedur LASIK, juga tak kalah penting.
Kombinasi dari pengalaman, keahlian, dan teknologi memainkan peran sangat besar dalam hasil akhir prosedur LASIK. Sistem laser sangat canggih tetap membutuhkan pemrograman yang tepat agar bisa memberikan penanganan yang sesuai. Sebab, secanggih-canggihnya mesin laser, programmer-nya adalah dokter bedah.
Dua faktor penting yang menentukan keberhasilan operasi adalah perawatan sebelum dan sesudah operasi. Hal ini bisa dicapai, jika dokter bedah Anda bekerja sama dengan dokter mata pribadi Anda. Karena, dialah yang paling mengenal mata Anda dan akan terus merawat Anda bertahun-tahun setelah LASIK. Dokter bedah, teknisi LASIK, dan dokter mata Anda harus bekerja sebagai tim untuk memberikan hasil yang berkualitas, sesuai target yang diharapkan.
Pastikan dokter bedah yang Anda pilih punya banyak pengalaman dan punya pasien yang merasa puas akan pekerjaannya. Anda harus nyaman dengan pilihan Anda. Kalau tidak punya rasa percaya terhadap dokter bedah yang akan mengoperasi LASIK, hasil akhir yang Anda inginkan tidak akan terwujud.
Mitos 3: LASIK bisa sebabkan kebutaan
Fakta:
Sudah selama lebih dari 25 tahun dokter bedah mata mempraktikkan operasi LASIK dengan tingkat keberhasilan yang luar biasa tinggi. Berbagai penelitian sudah dilakukan sebelum LASIK diluncurkan, dan beragam risiko efek samping juga sudah benar-benar dievaluasi.
Sejak awal tahun 1980-an, lebih dari 30 juga orang di dunia sudah menjalani operasi LASIK. Berbagai penelitian telah mengonfirmasi tingkat keamanan dan kesuksesannya. Tingkat kepuasan terhadap LASIK adalah yang tertinggi di antara jenis operasi lain, hingga mencapai lebih dari 97%.
Penelitian dalam jangka panjang mengungkap hasil yang positif, membuat LASIK menjadi operasi refraksi paling popular saat ini. Seiring dengan perkembangan teknologi, operasi LASIK juga terus berkembang. Itu berarti risiko komplikasi juga semakin kecil.
LASIK juga terbukti tidak memunculkan risiko tinggi akan komplikasi dan efek samping. Tidak pernah ada satu kasus pun tentang pasien LASIK yang mengalami kebutaan akibat komplikasi LASIK. Meski proses membentuk ulang kornea dengan laser terdengar menyeramkan, tidak mungkin Anda jadi buta karena LASIK.
Penelitian klinis terhadap LASIK menunjukkan bahwa risiko komplikasi serius dari LASIK benar-benar sangat kecil, bahkan kurang dari 1%. Anda justru memiliki risiko mengalami infeksi serius 180 kali lebih besar saat mengenakan lensa kontak daripada menjalani operasi LASIK.
Kalaupun ada efek samping dari LASIK, biasanya hanya yang ringan, seperti mata kering dan silau. Efek tersebut lama-kelamaan menghilang dalam beberapa bulan.
Teknologi akan terus berkembang. Tapi, teknologi yang saat ini ada saja sudah sangat bagus, sehingga Anda tak punya alasan untuk menunda. Tidak akan pernah ada waktu yang lebih baik daripada sekarang untuk mulai berinvestasi pada LASIK.
Fakta:
Ketika teknologi LASIK baru ditemukan, memang betul bahwa LASIK hanya bisa mengoreksi kondisi satu kelainan refraksi mata, yaitu miopia atau rabun jauh. Tapi, sekarang teknologinya sudah berbeda.
Laser di zaman modern ini sudah bisa mengoreksi semua kelainan refraksi mata, termasuk mata silinder (astigmatisma) dan rabun dekat (hipermetropia) dengan hasil sangat memuaskan. Kelainan refraksi ganda pun bisa ditangani dengan LASIK, misalnya penderita mata silinder dan rabun jauh.
Bahkan, kondisi presbiopia (rabun dekat karena pertambahan usia) juga bisa ditangani oleh LASIK. Meskipun, kondisi ini tidak termasuk kelainan refraksi mata.
Mitos 5: LASIK itu sakit
Fakta:
Hanya karena pembedahan dilakukan pada organ mata, kebanyakan dari kita akan langsung berasumsi proses LASIK akan menyakitkan. Sebab, jangankan kena pisau bedah, ada debu masuk sedikit saja, mata bisa terasa sakit.
Prosedur bedah LASIK merupakan proses sangat cepat dan bebas rasa sakit. Sebelum operasi dimulai, Anda akan ditetesi obat tetes mata anestesi untuk menahan rasa sakit atau rasa tidak nyaman. Anda hanya akan merasakan sedikit tekanan ketika dokter membuat flap. Tapi, tidak ada rasa sakit sama sekali. Sebagian besar pasien terheran-heran dan tidak menyangka betapa cepatnya proses operasi berlangsung.
Seandainya masih merasa gugup atau takut merasa kesakitan selama operasi, Anda bisa meminta obat penenang dosis ringan sebelum operasi.
Fakta:
Proses pemulihan operasi LASIK itu cepat sekali. Anda akan merasa penglihatan sudah membaik segera, mungkin sekitar 15 menit setelah operasi. Banyak orang sudah bisa menyetir kembali satu hari kemudian dan bisa kembali ke kantor satu hingga dua hari usai menjalani operasi LASIK.
Tidak ada waktu tunggu yang lama untuk sembuh. Anda bisa menjalani operasi hari Jumat, dan hari Senin sudah kembali ke kantor lagi. Atau, cuti di tengah minggu. Operasi hari Rabu, kembali ke kantor hari Kamis. Selama Anda tidak harus angkat benda berat di tempat kerja, tidak ada alasan untuk tidak kembali ke kantor keesokan harinya dengan aman.
Ada beberapa larangan yang harus Anda patuhi selama proses pemulihan. Misalnya, jangan sampai mata terkena air dan jangan memakai makeup di sekitar mata, sampai dokter mengizinkan. Tapi, larangan tersebut sangat sepele, dan tidak akan menghambat pekerjaan Anda.
Mitos 7: Semua LASIK sama saja, pilih yang paling murah
Fakta:
Bagi sebagian orang, LASIK dinilai sangat mahal hingga tak terjangkau. Saat memutuskan sesuatu yang sangat penting, termasuk penglihatan Anda, jangan pernah mempertaruhkan kesehatan demi harga yang murah. Mencari klinik mata yang sudah punya rekam jejak yang baik, meski menawarkan harga sedikit lebih tinggi dibandingkan klinik lain, merupakan investasi yang berharga.
Klinik mata atau rumah sakit yang menawarkan harga lebih rendah mungkin tidak memiliki teknologi laser yang canggih. Atau, bisa jadi tidak update dalam hal seleksi pasien dan tidak terlalu memikirkan pentingnya kontrol dan perawatan setelah operasi.
Lagipula, biaya untuk LASIK telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, karena teknologi telah jauh berkembang dan operasi ini bukan lagi dianggap sebagai tindakan bedah yang luar biasa. Di samping itu, ada sejumlah promo bank yang bisa dimanfaatkan sehingga LASIK terasa lebih terjangkau, misalnya cicilan kartu kredit 0%.
Nilai plus investasi pada LASIK adalah Anda bisa menghemat uang dalam jangka panjang. Bayangkan berapa uang yang harus Anda keluarkan untuk ganti kacamata, lensa kontak, dan segala ‘aksesori’ pendukung yang perlu dibeli, seperti cairan lensa kontak. Sebagian besar orang rata-rata menghabiskan 500 dolar AS (sekitar Rp7,5 juta) setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan perawatan mata.
Setelah LASIK, Anda tak lagi harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan tersebut. Orang yang sudah menjalani LASIK menyebutkan, mereka bisa ‘balik modal’ dalam waktu 2 tahun. Artinya, 2 tahun setelah LASIK, Anda punya uang ekstra sejumlah 500 dolar setiap tahun.
Mitos 8: Semua orang boleh LASIK
Fakta:
Dengan semakin berkembangnya teknologi, makin lama LASIK jadi makin inklusif daripada sebelumnya. Dan, tidak ada istilah terlalu tua untuk menjalani LASIK. Syarat LASIK terkait umur hanya batas bawah, yaitu minimal 18 tahun. Tapi, tidak ada batas atas. Selama mata dinyatakan sehat, ada juga orang usia 50 yang menjalani LASIK.
Sayangnya, belum semua orang boleh LASIK. untuk memastikan keamanan dan hasil terbaik usai LASIK, mata pasien akan diperiksa dan dianalisis untuk menentukan apakah mereka kandidat yang ideal. Salah satu alasan kenapa LASIK begitu populer serta punya tingkat kesuksesan dan kepuasan yang tinggi adalah karena hanya kandidat yang layak saja yang bisa menjalani operasi tersebut.
Tidak usah khawatir, jika Anda belum menjadi kandidat LASIK. Ada beberapa opsi operasi refraksi lain yang bisa Anda pertimbangkan, yang hasil akhirnya juga sama memuaskan.
Periksakan mata ke dokter mata, dan konsultasikan solusi apa yang terbaik bagi Anda. Anda masih bisa mendapatkan penglihatan yang sempurna, meski dinilai tidak layak untuk menjalani LASIK.
SILC Lasik Center merupakan pusat LASIK kenamaan yang menawarkan harga terjangkau, meskipun menggunakan peralatan dan mesin laser paling canggih di Asia Tenggara. Bagi SILC, pasien mempunyai hak untuk mendapatkan akses terhadap informasi yang benar. Karena itu, para dokter berpengalaman di SILC tidak ragu untuk menjelaskan hingga mendetail tentang segala hal yang berkaitan dengan LASIK, termasuk risikonya.