ARTIKEL

Atasi Mata Minus Sebelum Daftar ke Angkatan Udara

Tuesday, March 11, 2025 | SILC Lasik Center
atasi-mata-minus-sebelum-daftar-ke-angkatan-udara

Atasi Mata Minus Sebelum Daftar ke Angkatan Udara

Bukan rahasia lagi, jika syarat kesehatan mata yang ketat berlaku saat seleksi taruna TNI AU. Penglihatan yang baik adalah syarat utama dalam seleksi taruna dan prajurit TNI AU, terutama bagi mereka yang ingin menjadi pilot, navigator, atau teknisi penerbangan. Kesehatan mata yang kurang baik bisa menjadi faktor yang menggagalkan seleksi, tergantung pada tingkat keparahan dan posisi pekerjaan yang diinginkan.

Inilah yang kerap membuat resah, terutama bagi pemilik mata minus. Tapi, mata minus bukan akhir dari mimpi Anda untuk jadi bagian dari TNI AU. Ada solusi permanen yang bisa Anda pertimbangkan, yaitu LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis).

Kondisi mata minus

Mata minus, atau miopia, adalah kelainan refraksi ketika seseorang dapat melihat objek dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh tampak buram. Ini terjadi karena cahaya yang masuk ke mata terfokus di depan retina, bukan tepat di retina.

Tanda-tanda mata minus adalah sulit melihat objek yang jauh (seperti tulisan di papan tulis atau rambu jalan), menyipitkan mata untuk melihat dengan lebih jelas, mata cepat lelah atau sering sakit kepala setelah membaca atau menatap layer, dan kesulitan melihat dengan jelas saat mengemudi di malam hari.

Miopia terjadi karena berbagai faktor, baik genetika maupun gaya hidup. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki mata minus, kemungkinan anak mengalami miopia lebih tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa jika kedua orang tua miopia, risiko anak terkena miopia bisa mencapai 60-80%.

Penyebab lain adalah penggunaan mata yang berlebihan untuk melihat dekat, Terlalu sering menatap layar gadget, membaca dalam jarak terlalu dekat, atau bekerja di depan komputer tanpa istirahat bisa menyebabkan kelelahan mata digital dan mempercepat perkembangan miopia. Pekerja kantoran yang sering bekerja dengan layar atau buku dalam waktu lama lebih berisiko terhadap perkembangan miopia.

Batas minus yang bisa ditoleransi

Mata minus bisa menjadi penyebab utama kegagalan dalam seleksi kesehatan TNI AU, terutama bagi calon penerbang. Namun, untuk posisi lain, masih ada toleransi terhadap kelainan refraksi ringan. Calon penerbang harus memiliki penglihatan normal (tanpa kacamata). Jika memiliki miopia, seleksi bisa langsung gugur. mementara itu, untuk posisi non-penerbang (misalnya teknisi atau administrasi), Masih ada toleransi untuk miopia ringan, tetapi tetap ada batas maksimal.

Batas kelainan refraksi tergantung pada posisi yang dilamar:

1. Calon taruna penerbang (pilot dan navigator: harus visus normal (6/6) tanpa kacamata atau lensa kontak.

2. Jabatan non-penerbang: masih ada toleransi. Biasanya tidak lebih dari -1.00 dioptri untuk miopia ringan, untuk astigmatism umumnya tidak boleh lebih dari 0.50 dioptri, dan untuk hipermetropia biasanya diperbolehkan dalam batas tertentu, tetapi tetap lebih diutamakan yang memiliki penglihatan normal.

Jika mata minus lebih dari batas yang diperbolehkan, maka Anda bisa langsung dinyatakan tidak memenuhi syarat seleksi kesehatan. Pada saat tes visus mata dalam seleksi kesehatan TNI AU, Anda tidak boleh menggunakan kacamata atau lensa kontak. Pemeriksaan dilakukan dengan penglihatan alami, tanpa bantuan alat bantu penglihatan.

Jika mata tidak mencapai standar visus yang ditetapkan, maka calon bisa langsung gagal dalam tes kesehatan. Solusi terbaik bagi calon taruna yang ingin memperbaiki penglihatan sebelum seleksi adalah dengan menjalani operasi LASIK. Namun, perlu waktu minimal 6 bulan hingga 1 tahun setelah LASIK, sebelum bisa mengikuti seleksi, tergantung kebijakan dan kondisi pemulihan mata.

Karena itu, jika ingin mendaftar sebagai taruna atau prajurit TNI AU, terutama sebagai pilot, mata harus dalam kondisi sehat dan normal tanpa bantuan kacamata atau lensa kontak. Jika memiliki mata minus, sebaiknya mempertimbangkan prosedur koreksi penglihatan seperti LASIK sebelum mengikuti seleksi.

Mata minus tak bisa sembuh secara alami




Mata minus atau miopia terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata difokuskan di depan retina, bukan tepat di atasnya. Hal ini menyebabkan Anda kesulitan melihat objek yang jauh dengan jelas. Banyak orang mencari cara alami untuk menyembuhkan mata minus, tetapi apakah itu benar-benar mungkin?

Pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah bertambahnya minus dan menjaga kesehatan mata secara keseluruhan. Namun, pola hidup sehat tidak dapat mengembalikan mata yang sudah minus menjadi normal. Ini kebiasaan sehat yang dapat membantu memperlambat perkembangan miopia:

1. Kurangi paparan layar gadget

Hindari menatap layar terlalu lama tanpa istirahat. Gunakan mode blue light filter atau kacamata anti radiasi untuk mengurangi efek sinar biru. Jaga jarak aman antara mata dan layar (sekitar 50 - 70 cm).

2. Pastikan pencahayaan yang baik

Jangan membaca atau bekerja dalam cahaya yang terlalu redup. Pastikan layar komputer atau buku memiliki kontras yang cukup agar mata tidak tegang. Pastikan juga ruangan tidak terlalu gelap saat menggunakan komputer atau membaca.

3. Gunakan obat tetes mata, jika perlu

Jika mata terasa kering, gunakan tetes mata yang mengandung air mata buatan (artificial tears) untuk menjaga kelembaban.

4. Tidur cukup

Kurang tidur dapat menyebabkan mata kering, merah, dan sulit fokus, serta mempercepat kelelahan mata. Pastikan tidur 6-8 jam per hari untuk pemulihan mata yang optimal.

Baca Juga :  Ketahui Standar Kesehatan Mata untuk Pilot Militer

Berjemur bisa sehatkan mata?


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar matahari bisa membantu mengurangi risiko perkembangan miopia, terutama pada anak-anak. Ini karena cahaya alami membantu meningkatkan produksi dopamin di retina. Dopamin dapat membantu mengontrol pertumbuhan bola mata, sehingga mencegah pemanjangan mata yang menyebabkan miopia.

Selain itu, sinar matahari juga mengurangi ketergantungan pada fokus jarak dekat Ketika di luar ruangan, mata lebih banyak melihat objek jauh, yang membantu melatih fokus mata secara alami. Namun, terlalu banyak paparan sinar matahari langsung juga bisa berbahaya bagi mata, karena dapat meningkatkan risiko katarak dan degenerasi makula.

Karena itu, Anda sebaiknya berjemur dalam durasi yang wajar, sekitar 30 60 menit sehari di bawah sinar matahari pagi atau sore. Gunakan kacamata hitam dengan UV protection jika berada di luar ruangan dalam waktu lama untuk melindungi retina.

Latihan fokus mata bisa mengurangi minus?

Banyak orang percaya bahwa latihan mata seperti melihat objek jauh atau menggerakkan bola mata bisa menyembuhkan miopia. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Mata minus tidak bisa sembuh secara alami, karena bentuk bola mata yang sudah memanjang tidak bisa kembali ke bentuk normal hanya dengan pola hidup sehat atau latihan mata.

Latihan mata tidak dapat memperbaiki mata minus atau mata silinder, tetapi bisa membantu meningkatkan fokus, koordinasi, dan fleksibilitas mata, serta membantu mengurangi ketegangan mata.

Baca Juga : Perbaiki Penglihatan Agar Lolos Tes Mata TNI AU

Berikut beberapa latihan yang bisa membantu:

1. Latihan fokus mata jarak jauh dan dekat. Bergantian melihat objek dekat dan jauh untuk meningkatkan ketajaman visual.

2. Latihan gerakan mata. Gerakkan bola mata ke kanan, kiri, atas, bawah, dan melingkar untuk meningkatkan fleksibilitas otot mata.

3. Latihan lapang pandang. Perhatikan objek di tepi penglihatan tanpa menggerakkan kepala.

4. Latihan keseimbangan kontras. Perhatikan detail dalam kondisi terang dan redup untuk meningkatkan sensitivitas terhadap cahaya.

5. Latihan relaksasi mata. Tutup mata dan gosokkan kedua telapak tangan hingga hangat, lalu tempelkan ke mata selama beberapa detik untuk merilekskan otot mata.

Perlu diingat, latihan ini bisa membantu menjaga kesehatan dan ketahanan mata, tetapi tidak bisa menghilangkan kelainan refraksi. Jika memiliki mata minus, solusi terbaik tetap adalah LASIK atau PRK, sesuai dengan regulasi TNI AU.

Operasi mata: solusi permanen atasi mata minus


Bagi calon prajurit TNI AU, memiliki penglihatan yang tajam adalah salah satu syarat utama, terutama untuk posisi seperti pilot atau awak pesawat tempur. Namun, bagi yang memiliki mata minus (miopia), operasi mata seperti LASIK dan PRK sering kali dianggap sebagai solusi cepat dan permanen untuk memperbaiki penglihatan dan memenuhi syarat seleksi.

Tetapi, apakah operasi mata benar-benar menjamin keberhasilan? Kenyataannya, operasi bedah refraktif tidak bisa menjamin 100% mata kembali normal. Meskipun teknologi operasi mata seperti LASIK dan PRK sudah sangat maju, tidak ada jaminan bahwa hasilnya akan selalu 100% sempurna untuk semua orang. Hanya saja, operasi refraktif memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi,

Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi keberhasilan operasi, antara lain:

1. Tingkat minus sebelum operasi

Jika minusnya rendah hingga sedang (-1.00 hingga -6.00), peluang mencapai visus 6/6 (normal tanpa alat bantu) sangat tinggi. Tapi, jika minusnya sangat tinggi (di atas -8.00), ada risiko bahwa hasilnya tidak bisa 100% sempurna atau mungkin masih perlu koreksi tambahan.

2. Ketebalan kornea

LASIK dan PRK membutuhkan kornea yang cukup tebal untuk dibentuk ulang. Jika kornea terlalu tipis, operasi mungkin tidak bisa dilakukan atau hasilnya tidak optimal.

3. Proses pemulihan

Jika pasien tidak mengikuti instruksi pemulihan dengan baik (misalnya, terlalu cepat kembali ke aktivitas berat), ada risiko penurunan kualitas penglihatan setelah operasi.

Baca Juga : Panduan Tes Mata Untuk Calon Taruna TNI AU

Secara umum, jenis operasi LASIK dan PRK sangat aman untuk calon prajurit TNI AU, jika dilakukan oleh dokter berpengalaman. Namun, tidak semua jenis operasi mata diterima dalam seleksi TNI AU, karena dalam kondisi tempur, mata seorang prajurit harus mampu bertahan dalam tekanan ekstrem, seperti gaya gravitasi tinggi (G-force) dalam penerbangan militer, ledakan tekanan udara saat eject dari pesawat tempur, serta kondisi lingkungan ekstrem seperti debu, angin kencang, dan medan perang.

PRK atau LASIK?


PRK sering lebih disarankan dibanding LASIK untuk calon prajurit. Mengapa? Karena, PRK tidak meninggalkan flap pada kornea seperti LASIK, sehingga lebih aman dalam kondisi tempur. Flap yang dibuat dalam operasi LASIK bisa berisiko terlepas, jika terkena benturan keras, sementara PRK tidak memiliki risiko ini.

Operasi mata aman, tetapi jenis operasi yang diperbolehkan dalam seleksi TNI AU bisa berbeda-beda. Pastikan Anda mengecek regulasi terbaru sebelum menjalani operasi.

Masa pemulihan dari bedah refraktif bergantung pada jenis operasi mata yang dilakukan. Untuk LASIK, pemulihan awal memakan waktu satu-dua hari. Anda sudah akan bisa melihat dengan cukup jelas. Sementara itu, dibutuhkan waktu 2-3 minggu untuk bisa melakukan aktivitas normal dan 3-6 bulan untuk stabil sepenuhnya.

Sedangkan pemulihan awal PRK memakan waktu 3-5 hari (mata akan terasa perih dan sensitif terhadap cahaya). Untuk pemulihan penuh dibutuhkan 1-3 bulan hingga visus benar-benar stabil.

Penting diketahui, TNI AU umumnya mensyaratkan waktu pemulihan minimal 6 bulan sebelum bisa mengikuti tes kesehatan. Setelah operasi, harus benar-benar Anda bebas dari efek samping, seperti mata kering atau sensitivitas cahaya, sebelum mengikuti seleksi. Jika ingin menjalani operasi mata sebelum mendaftar ke TNI AU, pastikan memilih metode yang tepat dan memberikan cukup waktu untuk pemulihan.