Katarak merupakan kondisi lensa mata yang mengalami kekeruhan. Padahal, seharusnya lensa mata itu jernih. Bagi orang yang memiliki katarak, melihat melalui lensa yang keruh seperti memandang keluar melalui kaca mobil yang berkabut. Penglihatan yang keruh akibat katarak dapat membuat Anda lebih sulit melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca atau menyetir mobil di malam hari.
Pada umumnya katarak berkembang secara perlahan dan bertahap, sehingga tidak mengganggu penglihatan sejak awal kemunculannya. Namun, seiring berjalannya waktu, katarak akhirnya akan berpengaruh terhadap penglihatan.
Katarak biasanya terjadi pada lansia. Tapi, bukan berarti tidak bisa datang lebih cepat pada orang usia muda. Apakah itu berarti katarak merupakan kondisi yang diturunkan, atau ada faktor risiko lain?
Cegah katarak datang di usia muda
Belum ada penelitian yang membuktikan cara mencegah atau memperlambat munculnya katarak. Ini merupakan gangguan kesehatan mata yang tidak bisa dihindari. Semakin bertambah usia, semakin tinggi risiko Anda mengalami katarak.
Namun, ada sejumlah langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu menunda datangnya katarak atau mengurangi risiko katarak. Langkah tersebut antara lain:
1. Jadwalkan periksa mata secara reguler
Pemeriksaan mata komprehensif yang dilakukan secara teratur sangat penting untuk menjaga kesehatan mata Anda. Dengan begitu, dokter mata dapat mendeteksi setiap perubahan atau gangguan pada penglihatan atau kesehatan mata Anda, bahkan sebelum gejalanya terlihat.
Dokter mata menyarankan orang yang berusia antara 40 dan 64 tahun untuk melakukan pemeriksaan mata setiap dua hingga empat tahun sekali. Sedangkan jika Anda berusia 65 tahun ke atas, sebaiknya periksakan mata setiap satu hingga dua tahun sekali.
2. Hentikan kebiasaan merokok
Selain merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit berbahaya, merokok juga dapat meningkatkan risiko katarak. Sebab, merokok meningkatkan jumlah radikal bebas di mata Anda. Radikal superoksida dan hidroksil merusak lipid dan protein dalam mata. Hal ini menyebabkan terbentuknya endapan pada permukaan lensa mata, dan menyebabkan kekeruhan, atau katarak.
Meskipun antioksidan yang Anda konsumsi membantu melawan radikal bebas, merokok sebenarnya dapat membunuh antioksidan dan menghasilkan racun yang menyebabkan katarak. Karena itu, jika berhenti merokok, Anda mungkin dapat mencegah katarak datang lebih awal, sekalipun Anda telah menjadi perokok selama bertahun-tahun.
3. Batasi konsumsi alkohol
Alkohol meningkatkan respons inflamasi atau peradangan pada tubuh Anda, sekaligus meningkatkan produksi radikal bebas pada mata Anda. Alkohol juga menyebabkan efek dehidrasi, yang dapat berpengaruh terhadap protein dalam lensa mata Anda.
Penelitian menunjukkan, mengonsumsi terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan risiko katarak. Jika mengonsumsi lebih dari jumlah yang disarankan risiko Anda mengalami katarak meningkat hingga 11 persen. Karena itu, batasi asupan alcohol Anda satu gelas per hari saja.
4. Menjaga kadar gula darah
Orang yang menderita diabetes lebih mungkin mengalami katarak dini, terutama jika kadar gula darahnya tidak terkontrol. Karena, jika kadar gula darah Anda tetap terlalu tinggi dalam durasi waktu yang lama, lensa mata Anda akan mulai membengkak dan mengubah gula darah menjadi sorbitol. Ketika sorbitol terkumpul dalam lensa mata, akan terjadi distorsi penglihatan, dan katarak dapat terbentuk.
5. Hindari obat kortikosteroid
Sebagian dari Anda mungkin mengonsumsi steroid dengan resep dokter untuk mengatasi alergi yang parah, artritis, kelainan darah, atau gangguan kesehatan lain. Namun, penggunaan steroid dalam jangka panjang terbukti meningkatkan risiko terjadinya katarak.
Kortikosteroid memiliki sifat anti peradangan atau anti inflamasi yang dapat memengaruhi mata dan penglihatan Anda, serta menyebabkan katarak subkapsular posterior. Katarak jenis ini terjadi ketika area kecil yang keruh terbentuk di bagian bawah lensa mata.
Semakin tinggi dosis steroid, atau semakin lama Anda mengonsumsi steroid, semakin tinggi pula risiko Anda terkena katarak. Namun, jika Anda telah diresepkan oleh dokter untuk menjalani pengobatan steroid, tidak perlu khawatir. Dokter pasti telah mempertimbangkan manfaat dan risiko pengobatan sesuai kondisi Anda.
6. Pakai kacamata hitam
Kacamata hitam tidak hanya dipakai demi tampil gaya saja. Dia mempunyai fungsi penting dalam melindungi mata. Paparan sinar ultraviolet yang berbahaya dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko katarak, karena dapat merusak protein dalam lensa mata Anda.
Saat membeli kacamata hitam, pastikan kacamata hitam tersebut dapat memfilter sinar ultraviolet A dan B paling tidak hingga 99%. Pastikan juga ukuran kacamata cukup besar, sehingga bisa melindungi mata Anda dari semua arah.
7. Konsumsi makanan bernutrisi
Sebuah riset menunjukkan bahwa diet sehat dengan banyak asupan vitamin dan mineral mampu mengurangi risiko katarak. Nutrisi dan antioksidan tersebut banyak terkandung dalam buah-buahan dan sayuran, yang sudah terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Konsumsilah makanan bernutrisi, termasuk yang mengandung vitamin C dan E, serta lutein dan zeaxanthin.
Jika Anda sudah telanjur memiliki katarak, antioksidan tersebut dapat memperlambat perkembangan katarak. Namun, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa antioksidan dalam bentuk pil dapat mencegah katarak.
Inilah nutrisi penting yang Anda butuhkan untuk menjaga kesehatan mata:
1. Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang sangat terkonsentrasi di dalam aqueous humor mata. Dengan meningkatkan asupan vitamin C dalam makanan, Anda dapat meningkatkan konsentrasi vitamin C pada mata Anda. Penelitian menunjukkan bahwa dosis harian 300 mg vitamin C dapat menurunkan risiko terkena katarak.
Beberapa sumber makanan yang mengandung vitamin C adalah paprika, jeruk, kangkung, brokoli, kiwi, dan jambu biji.
2. Vitamin E
Vitamin E merupakan antioksidan yang larut dalam lemak, yang melindungi asam lemak dalam mata dari radikal bebas atau bahan kimia berbahaya. Radikal bebas berpotensi merusak jaringan mata yang sehat.
Beberapa bahan makanan yang mengandung vitamin E adalah kacang-kacangan, pohon, biji bunga matahari, minyak nabati, dan sayuran berdaun hijau.
3. Lutein dan zeaxanthin
Lutein dan zeaxanthin merupakan antioksidan tinggi yang memberi banyak benefit kesehatan. Keduanya dikenal karena mampu melindungi mata Anda dari sinar ultraviolet yang berbahaya.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa nutrisi ini menurunkan risiko penyakit mata kronis, termasuk katarak, degenerasi makula terkait usia, ablasio retina, dan retinopati diabetik. Menurut penelitian, mengonsumsi 6 - 20 mg lutein dan zeaxanthin per hari dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan mata secara signifikan.
Beberapa bahan makanan yang mengandung lutein dan zeaxanthin adalah bayam, pistachio, kacang hijau, kuning telur, dan anggur merah. Kedua zat ini akan diserap oleh tubuh dengan lebih baik, saat dikonsumsi bersama dengan lemak. Ketika mengonsumsi bahan makanan kaya nutrisi ini, tambahkan sedikit minyak zaitun.
Apakah katarak diwariskan dalam keluarga?
Faktor risiko utama dari katarak adalah usia. Maka, tidak mengherankan, jika sebagian besar katarak terjadi akibat penuaan. Melansir dari HealthLine, separuh dari lansia di Amerika yang berusia 80 tahun ke atas mengalami katarak atau pernah menjalani operasi katarak.
Namun, penelitian menunjukkan, katarak dapat terjadi pada usia berapa saja, termasuk bayi dan orang dewasa muda. Beberapa kasus katarak dapat terjadi karena kelainan genetik, yang diturunkan selama pembuahan. Para peneliti meyakini bahwa katarak dapat disebabkan oleh faktor keturunan.
Katarak yang sudah terjadi sejak lahir disebut sebagai katarak kongenital. Kondisi tersebut relatif jarang terjadi dan berpengaruh terhadap sekitar 4,24 bayi dalam setiap 10.000 kelahiran. Penyebab utama katarak kongenital adalah infeksi ibu selama kehamilan, termasuk rubella, HSV, dan sifilis. Katarak jenis ini terjadi pada kedua mata dan dapat terjadi akibat kondisi yang diwariskan.
Para ahli di Inggris memperkirakan, riwayat keluarga dengan kondisi katarak merupakan penyebab pada 1 dari setiap 5 kasus. Penyebab genetik lain yang dapat menyebabkan katarak kongenital adalah kondisi kromosom, seperti down syndrome, kelainan metabolik bawaan seperti galaktosemia, dan kelainan bawaan genetik lain, seperti kelainan mitokondria.
Faktor genetik juga dapat berperan dalam katarak yang berkaitan dengan usia. Para ilmuwan menemukan total 115 gen dan 38 gen penyebab penyakit yang dapat menyebabkan katarak.
Berdasarkan studi dan penelitian, mutasi genetik juga dapat memengaruhi bentuk lensa secara keseluruhan, sehingga membuat mata berisiko lebih tinggi terkena katarak. Selain itu, gen dapat mengganggu kestabilan protein dalam mata dan membuatnya lebih rentan terhadap faktor lingkungan yang menyebabkan katarak, seperti paparan sinar matahari.
Perlukah operasi katarak?
Jika mengalami katarak yang masih berada dalam tahap awal, biasanya Anda tidak memerlukan operasi. Cahaya yang lebih terang, kacamata hitam anti silau, lensa pembesar, serta kacamata baru dapat membantu mengatasi gangguan penglihatan akibat katarak.
Hanya saja, jika alternatif penanganan tersebut tidak membuat Anda merasa lebih baik atau gangguan penglihatan akibat katarak mulai memengaruhi aktivitas sehari-hari, Anda mungkin memerlukan operasi katarak. Meski tindakan bedah ini merupakan prosedur yang aman dan efektif, Anda tidak perlu tergesa-gesa mengambil keputusan untuk melakukan operasi. Menunda operasi tidak akan menyebabkan kerusakan mata dalam jangka panjang dan menyebabkan operasi menjadi lebih sulit.
Saat operasi, lensa yang keruh akibat protein yang menggumpal diangkat dan diganti dengan lensa buatan. Seandainya terdapat katarak pada kedua mata, Anda perlu bersiap untuk melakukan operasi untuk masing-masing mata di waktu yang berbeda. Karena, mata yang satu diberi waktu dahulu sekitar dua sampai empat minggu untuk pulih, sebelum kemudian mengoperasi mata yang lain.
Operasi katarak yang paling banyak dipraktikkan adalah phacoemulsification, tindakan bedah yang lebih aman dibandingkan operasi versi sebelumnya. Dengan penggunaan anestesi lokal, risiko komplikasi akibat anestesi umum bisa dihindari. Selain itu, phacoemulsification juga menurunkan risiko komplikasi yang serius, seperti kebutaan.
Saat melakukan operasi phacoemulsification, dokter akan menggunakan alat ultrasonik untuk memecah ‘awan’ katarak, sekaligus mengangkat lensa yang keruh. Kemudian, dokter memasang lensa buatan bernama lensa intraokular (IOL), segera setelah proses phacoemulsification.
Dikarenakan tingginya permintaan dari pasien, SILC Lasik Center, yang secara khusus berfokus pada layanan LASIK, juga telah memperluas layanannya untuk melayani operasi katarak. Metode yang diterapkan adalah operasi katarak phacoemulsification, yang memberikan hasil operasi sangat baik serta proses pemulihan yang cepat, serupa dengan prosedur LASIK. SILC menggunakan perangkat bernama SOPHI (Swiss Ophthalmology Innovation) yang memanfaatkan teknologi terkini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pasien.