Beberapa sekolah kedinasan atau lembaga pelatihan militer memiliki persyaratan khusus terkait penggunaan kacamata atau lensa kontak bagi calon siswa atau anggotanya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa individu yang mengikuti pelatihan memiliki penglihatan yang baik dan tidak bergantung pada kacamata atau lensa kontak. Namun, persyaratan yang diterapkan oleh tiap instansi bisa berbeda dan berubah dari waktu ke waktu.
Tapi, kenapa, ya, harus ada syarat yang tidak membolehkan calon siswa menggunakan kacamata atau lensa kontak? Mengapa harus sampai menjadi syarat yang harus dipenuhi? Temukan jawabannya di sini.
Syarat masuk sekolah kedinasan
Saat ini ada sejumlah sekolah kedinasan yang telah membolehkan calon siswanya memakai kacamata dengan pembatasan ukuran. Namun, masih ada lembaga atau instansi yang dengan ketat mensyaratkan calon siswanya tidak mengenakan kacamata atau lensa kontak.
Beberapa contoh sekolah kedinasan atau lembaga pelatihan militer yang memiliki persyaratan terkait penggunaan kacamata adalah:
1. Akademi militer
Akademi militer atau nautika biasanya memiliki persyaratan ketat terkait penglihatan. Mereka mewajibkan calon siswa untuk memiliki penglihatan yang baik tanpa kacamata atau lensa kontak. Hal Ini karena tuntutan fisik dan mental yang tinggi dalam pelatihan militer.
2. Sekolah kepolisian
Sekolah kepolisian memiliki persyaratan terkait penglihatan yang serupa. Mereka ingin memastikan bahwa calon polisi memiliki kemampuan visual yang memadai untuk tugas-tugas yang melibatkan pemantauan dan pengamatan.
3. Akademi penerbangan
Calon pilot atau personel penerbangan sering kali diwajibkan memiliki penglihatan yang sangat baik tanpa kacamata atau lensa kontak. Ini penting karena tuntutan tugas yang memerlukan ketajaman penglihatan yang optimal.
4. Akademi maritim
Lembaga pelatihan maritim, terutama bagi calon pelaut, juga dapat menetapkan persyaratan terkait penglihatan. Sebab, penglihatan yang baik berkaitan dengan keselamatan dan kemampuan untuk memahami sinyal visual di laut.
5. Akademi olahraga
Beberapa akademi olahraga atau pusat pelatihan atlet memiliki persyaratan terkait penglihatan yang jernih. Ini karena jenis olahraga tertentu memerlukan konsentrasi dan reaksi cepat, dan kacamata dapat menjadi hambatan.
Ada beberapa lembaga yang memberi pengecualian tertentu, jika calon siswa mampu membuktikan kemampuan yang luar biasa dalam bidang-bidang lain. Kalau Anda tertarik untuk mendaftar ke sekolah kedinasan tertentu, disarankan untuk memeriksa persyaratan resmi lembaga tersebut atau berkonsultasi dengan pihak berwenang untuk mendapatkan informasi yang akurat dan terbaru.
Selain harus melengkapi surat-surat yang sifatnya administratif, ada sejumlah persyaratan terkait kesehatan mata yang harus dipenuhi calon siswa. Syarat kesehatan tubuh dan mata untuk sekolah kedinasan dapat bervariasi tergantung pada jenis sekolah, negara, dan lembaga yang bersangkutan. Namun, beberapa syarat umum terkait kesehatan tubuh dan mata yang sering diterapkan oleh banyak sekolah kedinasan adalah sebagai berikut:
1. Penglihatan tanpa kacamata atau lensa kontak
Banyak sekolah kedinasan mensyaratkan calon siswa memiliki penglihatan tanpa kacamata atau lensa kontak. Mereka ingin memastikan bahwa siswa memiliki penglihatan yang baik secara alami dan tidak bergantung pada bantuan penglihatan eksternal.
2. Tingkat refraksi maksimal
Sejumlah lembaga dapat menetapkan batas tertentu untuk tingkat refraksi (rabun jauh, rabun dekat, atau mata silinder) yang diizinkan. Ini berkaitan dengan tingkat keparahan kelainan penglihatan yang masih dapat diterima.
3. Ketajaman penglihatan
Calon siswa mungkin diwajibkan memiliki tingkat ketajaman penglihatan minimal, yang diukur dengan standar tes penglihatan, seperti uji mata Snellen. Hal ini untuk memastikan bahwa siswa memiliki kemampuan untuk melihat dengan jelas dalam jarak yang diperlukan.
4. Tidak ada kelainan mata serius
Calon siswa biasanya tidak diizinkan memiliki kelainan mata serius, seperti glaukoma, katarak, atau kondisi medis lain, yang dapat memengaruhi kemampuan penglihatan mereka.
5. Tidak ada gangguan buta warna
Sejumlah lembaga memiliki persyaratan terkait penglihatan warna, terutama jika pekerjaan atau tugas di masa depan memerlukan pengenalan warna yang akurat.
6. Kesehatan fisik umum
Selain kesehatan mata, calon siswa juga diwajibkan menjalani pemeriksaan kesehatan fisik secara umum. Ini dapat mencakup tes fisik, tes darah, tes urine, dan tes lain, untuk memastikan bahwa calon siswa memiliki kondisi kesehatan yang baik untuk mengikuti pelatihan.
7. Tidak ada penyakit menular atau kronis
Sejumlah instansi dapat meminta bukti bahwa calon siswa tidak memiliki penyakit menular atau kondisi kronis tertentu, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam mengikuti pelatihan dengan efektif.
8. Tidak ada riwayat gangguan psikologis
Selain kesehatan fisik, sekolah kedinasan juga dapat memeriksa riwayat gangguan psikologis atau mental. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa memiliki kesehatan mental yang baik untuk menghadapi tekanan besar dan tantangan dalam pelatihan.
9. Vaksinasi lengkap
Beberapa lembaga mungkin mensyaratkan calon siswa untuk memiliki vaksinasi lengkap sebagai bagian dari persyaratan kesehatan.
Persyaratan untuk tidak menggunakan kacamata atau lensa kontak dalam beberapa sekolah kedinasan dan lembaga pelatihan militer biasanya didasari oleh beberapa pertimbangan, yang berkaitan dengan persyaratan fisik dan operasional dari pekerjaan atau tugas yang akan diemban oleh para siswa.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa syarat tersebut sering diterapkan:
1. Keahlian dan keterampilan
Banyak tugas di sekolah kedinasan atau militer melibatkan situasi yang memerlukan akses cepat dan pengambilan keputusan dengan cepat. Bergantung pada kacamata atau lensa kontak dapat membatasi kemampuan Anda untuk merespons dengan cepat dalam situasi-situasi seperti ini.
2. Keselamatan dan kesiapan operasional
Dalam situasi tugas yang memerlukan kesiapan operasional yang tinggi, seperti dalam lingkungan militer atau tugas-tugas kepolisian, kacamata atau lensa kontak dapat menjadi potensi hambatan. Kedua alat bantu penglihatan tersebut dapat mudah rusak, jatuh, atau membuat Anda jadi lebih rentan terhadap cedera.
3. Kesesuaian fisik
Beberapa tugas atau pekerjaan militer mungkin melibatkan aktivitas fisik yang intens, seperti latihan fisik yang berat atau berbagai jenis aktivitas lapangan. Kacamata atau lensa kontak dapat menjadi halangan dalam melaksanakan tugas-tugas ini dengan efektif.
Dalam situasi tugas yang memerlukan ketajaman penglihatan maksimal, seperti pengintaian atau identifikasi target, penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat mengurangi ketajaman penglihatan atau memengaruhi pengenalan warna.
5. Keandalan
Dalam beberapa kasus, kacamata atau lensa kontak mungkin rentan terhadap masalah teknis yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Dalam lingkungan sekolah kedinasan yang tidak bisa dengan mudah membuka akses kepada siswa untuk mendapatkan fasilitas kebersihan, merawat dan membersihkan kacamata atau lensa kontak dapat menjadi tantangan tersendiri.
Operasi laser jadi solusi
Anda yang sudah memakai kacamata sejak kecil mungkin jadi mengurungkan niat untuk mendaftarkan diri ke sekolah kedinasan. Percuma mendaftar, karena syarat tanpa kacamata dan lensa kontak tidak bisa dipenuhi. Akhirnya Anda mendaftar ke instansi lain, yang sebetulnya tidak sesuai dengan passion Anda.
Ada beberapa solusi yang bisa Anda pertimbangkan, misalnya operasi laser mata. Hanya saja, Anda perlu menghitung mundur waktu pemulihan dengan cermat mulai dari waktu pendaftaran, sehingga Anda mempunyai banyak waktu untuk menyembuhkan diri tepat sebelum pendaftaran dimulai. Karena, meskipun pemulihannya tergolong cepat dan rata-rata orang sudah bisa kembali ke kantor beberapa hari setelah operasi, Anda tetap memerlukan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan sebelum kemudian bisa melakukan pekerjaan yang berat.
Pelatihan fisik di sekolah kedinasan umumnya menyebabkan tekanan besar pada mata. Agar tidak muncul masalah baru, maka Anda harus benar-benar pulih dari operasi, sebelum mendaftarkan diri ke sekolah kedinasan.
Opsi operasi laser yang bisa dipertimbangkan, antara lain:
1. LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis)
LASIK sudah dikenal karena prosedurnya yang aman dan singkat, pemulihannya pun cepat. Dalam prosedur LASIK, dokter akan mengoreksi kelainan refraksi mata Anda dengan cara membuat flap untuk membentuk ulang kornea. Proses ini membutuhkan mesin laser yang canggih, sehingga akurasi dan presisi bisa tercapai. Dengan begitu, Anda akan mendapatkan penglihatan normal secara permanen.
Hanya saja, LASIK menetapkan persyaratan ketat, yang harus dipenuhi oleh kandidat LASIK. Lewat pemeriksaan yang komprehensif di klinik mata penyedia LASIK, Anda akan diberi tahu apakah Anda merupakan kandidat yang layak atau tidak untuk menjalani LASIK. Pemeriksaan itu antara lain mencakup kestabilan refraksi mata, ketebalan kornea yang memadai, dan besar pupil yang sesuai.
2. PRK (Photo Refractive Keratectomy)
Operasi ini merupakan pendahulu LASIK. Seandainya Anda dinyatakan tidak layak LASIK karena ketebalan kornea tidak mencukupi, maka PRK bisa menjadi pilihan yang bisa dipertimbangkan.
Pada prinsipnya, PRK serupa dengan LASIK, yaitu adanya proses membentuk ulang kornea. Bedanya adalah proses pembentukannya. Waktu pemulihan dari operasi PRK lebih lama dibandingkan LASIK. Jika pemulihan setelah LASIK hanya perlu sekitar 4 hingga 5 jam, PRK membutuhkan 4 hingga 5 hari.
3. RLE (Refractive Lens Exchange)
Seandainya Anda memiliki kelainan refraksi rabun dekat atau rabun jauh dengan ukuran yang tinggi, RLE dapat menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan. Lewat prosedur ini, dokter akan mengangkat lensa mata dan menggantinya dengan lensa intraokular buatan (IOL).
Pada prinsipnya, tindakan bedah RLE sama dengan prosedur operasi katarak. Seperti LASIK dan jenis operasi mata lain, RLE akan membantu mengembalikan penglihatan normal Anda.
4. SmartSight
Prosedur SmartSight memanfaatkan teknologi eye tracking sangat canggih. Karena prosedurnya juga menggunakan mesin yang mutakhir, tindakan bedah ini hanya berlangsung maksimal 30 detik saja. Dalam prosedur ini juga terdapat proses pembentukan ulang kornea, meskipun teknisnya berbeda dari operasi lain. Tapi, tidak ada pembuatan flap, seperti yang dilakukan pada prosedur LASIK.
Karena tergolong operasi yang tidak invasif, risiko mengalami komplikasi dan mata kering terbilang rendah. Proses pemulihan setelah prosedur SmartSight juga kilat. Dalam hitungan hari, Anda sudah bisa melakukan aktivitas normal.
Periksakan diri ke dokter mata dan konsultasikan kondisi Anda. Pastikan dokter tersebut memahami kebutuhan Anda dan membantu Anda memilihkan prosedur yang paling sesuai.
SILC Lasik Center sangat terbuka bagi Anda yang ingin mendaftarkan diri ke sekolah kedinasan, tapi memiliki kelainan refraksi mata. Tersedia sejumlah operasi laser yang bisa dipertimbangkan, sesuai kebutuhan Anda. Jangan ragu untuk mengungkapkan hal yang membuat Anda khawatir. SILC hadir untuk memberi solusi terbaik agar mimpi dan cita-cita Anda dapat terwujud. Tak perlu mengurungkan niat untuk masuk sekolah kedinasan hanya karena Anda berkacamata. Datanglah ke SILC dan temukan solusinya.