Beda Teknik LASIK dan Bedah Refraksi Lain
Thursday, November 2, 2023 | SILC Lasik Center
Kelainan refraksi mata, yaitu rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan mata silinder (astigmatisma), bisa dikoreksi dengan beragam tindakan bedah laser. Setiap prosedur bedah memiliki keunggulan dan risiko masing-masing. Namun, sebagian besar memberikan hasil operasi yang serupa, yaitu penglihatan yang baik. Setiap operasi juga mensyaratkan hal berbeda dan menawarkan durasi pemulihan yang berbeda pula.
Bagaimana dengan teknik masing-masing prosedur bedah? Apa saja perbedaanya?
LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis)
Saat ini LASIK telah menjadi pilihan yang sangat populer. Tidaklah mengherankan mengingat prosedur ini menawarkan pemulihan cepat tanpa rasa tidak nyaman yang mengganggu selama masa pemulihan.
Teknik operasi LASIK telah mengadopsi pendekatan bedah tanpa pisau, menggunakan dua jenis laser yang berperan penting dalam membentuk ulang kornea. Seiring dengan tingginya tingkat kelainan refraksi yang perlu dikoreksi, semakin banyak jaringan kornea yang perlu dibentuk ulang.
Pertama-tama, laser femtosecond digunakan untuk menciptakan flap tipis pada permukaan kornea. Proses pembentukan flap ini berlangsung dengan cepat, biasanya kurang dari 15 detik. Laser kedua yang digunakan adalah laser excimer, yang bertanggung jawab dalam membentuk ulang kornea di bawah flap.
Pada kasus mata minus, laser excimer digunakan untuk meratakan kelengkungan kornea, sedangkan pada kasus hipermetropia, laser ini berfungsi untuk menajamkan kelengkungan kornea dengan mengikis jaringan kornea. Setiap mata hanya memerlukan beberapa detik untuk menyelesaikan treatment laser. Secara keseluruhan, prosedur ini berlangsung selama kurang dari 25 menit, tergantung pada tingkat kelainan refraksi mata Anda.
Setelah menjalani prosedur LASIK, penglihatan Anda dapat kembali normal. Prosedur ini merupakan operasi rawat jalan, sehingga Anda bisa pulang tidak lama setelah operasi. Namun, Anda tidak diperbolehkan untuk menyetir pada hari operasi. Pada hari berikutnya, Anda sudah bisa membaca atau menonton televisi tanpa kacamata, meskipun Anda harus membatasi waktu karena mata Anda masih dalam masa pemulihan.
RLE (Refractive Lens Exchange)
Ketika melakukan prosedur RLE, dokter akan membuat sayatan kecil di tepi kornea mata untuk mengangkat lensa alami mata Anda. Selanjutnya, lensa alami ini akan digantikan dengan lensa intraokular artifisial (IOL). Secara prinsip, RLE adalah prosedur yang serupa dengan operasi katarak, meskipun dalam kasus RLE, prosedur ini dilakukan untuk tujuan koreksi kelainan refraksi, bukan untuk mengatasi katarak. Seperti halnya LASIK dan berbagai prosedur bedah mata modern lain, RLE memiliki potensi untuk mengembalikan penglihatan Anda menjadi normal atau bahkan lebih baik daripada sebelumnya.
Jika Anda mengalami kelainan refraksi parah, baik itu rabun dekat atau rabun jauh, mungkin LASIK bukanlah opsi yang cocok untuk mengatasi masalah penglihatan Anda secara permanen. Dalam situasi seperti ini, Refractive Lens Exchange (RLE) dapat menjadi solusi yang tepat.
Prosedur RLE sangat cocok untuk pasien yang memiliki kornea tipis, mata kering, atau masalah kornea minor lain, yang mungkin membuatnya tidak layak untuk menjalani LASIK. Selain itu, RLE dapat pula dikombinasikan dengan prosedur LASIK untuk mengatasi mata silinder.
PRK (Photorefractive Keratectomy)
Prosedur PRK mirip dengan LASIK dalam hal membentuk ulang kornea, namun ada perbedaan yang menjadi kunci. Pada PRK, pembentukan ulang kornea dilakukan pada permukaan kornea setelah sel epitel (lapisan permukaan) diangkat. Pada akhir prosedur laser, dokter akan menempatkan lensa kontak perban sebagai pelindung.
PRK juga menggunakan laser excimer, mirip dengan LASIK, tetapi waktu pemulihan PRK lebih lama daripada LASIK. Pasien PRK memerlukan sekitar 4 hingga 5 hari untuk pemulihan yang stabil, sedangkan pemulihan pasien LASIK hanya memerlukan sekitar 4 hingga 5 jam.
Meskipun begitu, PRK masih menjadi pilihan yang sering digunakan untuk mengatasi pasien dengan kornea yang terlalu tipis dan tidak memenuhi syarat untuk menjalani LASIK.
PRK adalah salah satu jenis operasi mata yang pertama kali mampu mengoreksi penglihatan kabur akibat kelainan refraksi mata. Seperti LASIK, tindakan bedah ini juga menggunakan metode tanpa pisau bedah dan mampu mengoreksi miopia (rabun jauh) dan astigmatisma (mata silinder). Namun, PRK tidak dianggap sebagai pilihan yang cocok untuk mengatasi hipermetropia (rabun dekat) dalam tingkatan sedang hingga tinggi.
ASA (Advanced Surface Ablation)
Teknik ASA memiliki kesamaan dengan PRK dalam hal pembentukan ulang kornea untuk memperbaiki penglihatan. Namun, perbedaannya, ASA tidak melibatkan proses pembuatan flap (lapisan tipis) pada kornea. Sebagai gantinya, lapisan terluar kornea diangkat dengan hati-hati untuk memungkinkan penggunaan laser excimer pada lapisan-lapisan dalam kornea. Laser excimer digunakan untuk membentuk ulang lapisan dalam kornea, yang akhirnya mengubah ketajaman penglihatan.
Setelah treatment dengan excimer laser selesai, dokter akan meletakkan lensa kontak perban pada kornea untuk melindungi area yang baru dioperasi. Proses pemulihan penglihatan dan pemulihan kornea mungkin membutuhkan waktu sedikit lebih lama dibandingkan dengan prosedur LASIK, namun hasil yang dicapai tetap serupa.
Prosedur ASA direkomendasikan untuk pasien yang memiliki kornea tipis, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menjalani LASIK. ASA juga dapat menjadi pilihan untuk mereka yang memiliki riwayat infeksi mata atau cedera yang meninggalkan bekas luka pada kornea.
LASEK (Laser Epithelial Keratomileusis)
Prosedur LASEK juga merupakan tindakan bedah yang mirip dengan PRK. Seperti PRK, pada LASEK, bagian atas kornea dipisahkan dari lapisan stroma di bawahnya. Namun, perbedaannya, pada operasi LASEK dokter tidak mengangkat dan mengeluarkan lapisan epitel secara keseluruhan seperti yang dilakukan pada PRK. Pada prosedur LASEK, lapisan epitel yang sangat tipis dipindahkan ke satu sisi kornea, sehingga jaringan ini tetap terhubung dengan mata, mirip dengan flap kornea yang lebih tebal yang dibuat selama pembedahan LASIK.
Setelah tindakan laser selesai, lapisan epitel ditempatkan kembali ke permukaan mata untuk menutupi area yang baru saja menjalani tindakan bedah laser. Lensa kontak perban dikenakan pada mata untuk menjaga agar lapisan epitel tetap pada tempatnya selama proses penyembuhan.
Perlu diingat bahwa LASEK cenderung menimbulkan lebih banyak rasa tidak nyaman dan memiliki waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan operasi LASIK. Namun, dalam hal durasi pemulihan dan hasil penglihatan setelah operasi, LASEK tidak berbeda dari PRK atau LASEK.
Epi-LASIK (Epithelial Laser Assisted In Situ Keratomileusis)
Prosedur Epi-LASIK merupakan variasi lain dari PRK yang memiliki ciri khasnya sendiri. Pada Epi-LASIK, flap yang dibuat saat tindakan bedah sangat mirip dengan flap tipis yang digunakan dalam operasi LASEK. Kedua prosedur ini melibatkan flap yang hanya berisi sel-sel epitel, yang merupakan lapisan luar kornea yang sangat tipis. Inilah yang memberi nama Epi-LASIK pada prosedur ini. Yang membedakan Epi-LASIK dan PRK adalah metode pembuatan flap-nya.
Pada prosedur LASEK, flap dibuat dengan menggunakan alat yang dilengkapi dengan mata pisau yang tajam. Sementara pada Epi-LASIK, flap dipisahkan dari lapisan stroma kornea di bawahnya dengan menggunakan alat pemisah epitel. Alat ini dilengkapi dengan pisau plastik yang ujungnya tumpul namun tipis. Berbeda dari LASEK, pada Epi-LASIK, biasanya tidak diperlukan penggunaan larutan alkohol untuk melonggarkan sel epitel dari stroma kornea.
Prosedur bedah refraktif Epi-LASIK mulai diperkenalkan sejak awal tahun 2000-an. Pasien yang paling cocok menjalani jenis operasi ini adalah mereka yang memiliki kornea tipis dan jaringan kornea yang tidak mencukupi untuk menjalani LASIK.
Seperti dalam kasus PRK, pemulihan penglihatan memerlukan waktu yang cukup lama, dan selama masa pemulihan, Anda mungkin akan mengalami beberapa rasa tidak nyaman. Banyak pasien dapat melihat dengan jelas dalam tiga hari, meskipun ada juga yang memerlukan waktu lebih lama, mungkin tiga hingga enam bulan, untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan. Namun, umumnya Anda sudah dapat menyetir mobil dalam waktu seminggu setelah operasi.
ALK (Advanced Surface Ablation)
Pada prinsipnya, ALK merupakan prosedur bedah yang bertujuan untuk mengoreksi kelengkungan tidak normal pada kornea, yang mengakibatkan kesulitan kornea dalam memfokuskan cahaya secara akurat pada retina mata. Untuk mengatasi kelainan refraksi seperti rabun jauh, dokter akan memotong flap pada bagian depan kornea dengan menggunakan pisau khusus yang disebut microkeratome. Flap kemudian dilipat ke samping untuk memperlihatkan lapisan kornea di bawahnya. Sebuah lapisan tipis dari jaringan kornea diangkat dari permukaan ini.
Tindakan ini bertujuan untuk membuat kornea bagian tengah menjadi lebih rata, sehingga mengurangi pembiasan. Setelah itu, flap dipasang kembali pada tempatnya tanpa memerlukan jahitan.
Sementara itu, untuk mengatasi rabun dekat, dokter akan membuat sayatan yang lebih dalam pada kornea menggunakan microkeratome, menciptakan flap yang lebih besar. Tekanan pada mata akan menyebabkan permukaan kornea mengalami peregangan dan tonjolan. Perubahan ini akan meningkatkan daya optik kornea dan mengoreksi kelainan rabun dekat. Setelah tindakan selesai, flap akan kembali ditempatkan pada posisi semula tanpa memerlukan jahitan.
Prosedur ALK dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal. Lapisan kornea akan diiris untuk membentuk flap yang tidak sempurna, yang kemudian bisa diangkat dan dibuka seperti membuka engsel. Selanjutnya, kornea di bawahnya akan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan untuk mengatasi kelainan refraksi mata.
SmartSight
Prosedur SmartSight merupakan sebuah metode non-bedah yang menggunakan teknologi terkini dalam upaya memperbaiki masalah penglihatan. Dalam proses SmartSight, dokter akan menggunakan satu laser saja, yaitu laser femtosecond.
Laser ini memiliki peran penting dalam membentuk jaringan berbentuk cakram di dalam kornea, yang sering disebut sebagai lenticule, karena bentuknya menyerupai cakram. Setelah sayatan kecil dibuat, lenticule tersebut dapat diakses melalui sayatan tersebut, memungkinkan dokter untuk melakukan koreksi pada kelainan refraktif mata.
Yang membedakan SmartSight dari LASIK adalah prosedur ini hanya membutuhkan satu langkah tunggal untuk mengoreksi kelainan refraktif, tanpa perlu menciptakan flap pada kornea, sehingga menghilangkan risiko komplikasi terkait pembuatan flap. Selain itu, potensi mata kering setelah menjalani prosedur SmartSight sangat minimal.
SILC Lasik Center, sebuah klinik mata yang sangat terkenal, menyediakan solusi bagi presbiopia melalui layanan yang dikenal dengan nama PresbyMAX - Hybrid. Untuk memenuhi syarat, Anda perlu menderita gangguan refraksi rabun jauh di kedua mata Anda dengan selisih setidaknya satu dioptri. Dengan menggunakan teknologi laser terkini dari Schwind, layanan ini menawarkan proses pemulihan yang cepat. Sejak diperkenalkan pada tahun 2009, lebih dari 8.000 pasien yang mengalami presbiopia telah sukses menjalani prosedur ini.