ARTIKEL

Bisakah LASIK Tangani Miopia Tinggi?

Tuesday, January 30, 2024 | SILC Lasik Center
bisakah-lasik-tangani-miopia-tinggi

Sesuai namanya, penderita rabun jauh atau miopia akan sulit untuk melihat jelas benda-benda yang berada pada jarak yang jauh. Tapi, mereka yang menderita rabun jauh ekstrem akan kesulitan untuk melihat sesuatu yang bahkan hanya berjarak lebih sekitar satu kaki atau 30 cm. Mereka hanya dapat melihat gambar yang dekat dengan wajah.

Miopia merupakan salah satu masalah penglihatan yang paling umum di dunia. Diprediksi, pada tahun 2050, hampir 5 miliar orang akan mengalami rabun jauh. Lalu, apakah LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) bisa digunakan untuk menangani miopia tinggi?

Kriteria miopia tinggi

Miopia merupakan kelainan refraksi mata, yang membuat Anda sulit melihat dengan jelas pada jarak jauh dan menengah. Penderita miopia ringan biasanya dapat melihat dengan cukup baik dari jarak dekat, sehingga miopia sering disebut sebagai rabun jauh.

Miopi disebabkan oleh bola mata atau kelengkungan kornea yang tidak sempurna. Bukannya berbentuk kubah normal yang diperlukan agar cahaya dapat fokus dengan baik ke retina, mata rabun jauh berbentuk terlalu panjang, Artinya, jarak dari kornea ke retina lebih panjang daripada yang seharusnya. Akibatnya, bayangan terbentuk di belakang retina, yang membuat benda-benda di sekitar mata terlihat jelas, sedangkan benda-benda yang jauh terlihat sangat kabur.

Dokter mata mengukur kekuatan pemfokusan mata Anda dalam dioptri. Ini adalah istilah teknis untuk mengukur seberapa kuat lensa yang harus digunakan untuk mengoreksi pemfokusan mata Anda dan memberikan penglihatan yang jernih.

Miopia ditulis dengan kekuatan minus pada resep kacamata atau lensa kontak Anda. Sebagai contoh, resep untuk miopi 3,5 dioptri akan ditulis -3.50 dioptri (D). Tanda minus menunjukkan bahwa lensa tersebut mengoreksi miopia. Semakin tinggi angkanya, semakin tinggi tingkat rabun jauh Anda.

Miopia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar:

1. Miopia sederhana

Miopia ini kurang dari 6 dioptri dan biasanya tidak menimbulkan komplikasi. Miopia ini terjadi karena ketidaksesuaian antara elemen refraktif mata, khususnya kornea, dan panjang aksial.

2. Miopia tinggi

Miopia tersebut juga dikenal sebagai miopia degenerative dengan lebih dari 6 atau 8 dioptri. Miopia jenis ini lebih cenderung menyebabkan komplikasi. Secara umum, semakin tinggi jumlah dioptri, semakin tinggi pula risiko komplikasinya. Miopia dengan preskripsi yang sangat tinggi juga dikenal sebagai miopia magna.

Ketika bicara tentang miopia tinggi, berarti derajat kelainan refraksi lebih tinggi dari enam dioptri. Hal ini terjadi karena pertumbuhan ukuran mata yang berlebihan. Pertumbuhan ini tidak hanya berarti bahwa Anda harus memakai kacamata dengan resep yang tinggi, tetapi juga berarti ada risiko menderita penyakit lain yang berpotensi serius.

Penyebab dari pertumbuhan atau pembesaran mata yang berlebihan tidak diketahui penyebabnya dan tidak dapat diprediksi. Meskipun, selalu ada komponen genetik yang terlibat. Artinya, pada orang dengan miopia tinggi kemungkinan besar juga punya riwayat keluarga dengan miopia.

Pertumbuhan mata membuat retina menjadi lebih tipis dan semakin lemah, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan, lesi retina, atau bahkan ablasio retina (lepasnya retina dari bagian dalam mata). Degenerasi badan vitreus (cairan agar-agar yang mengisi mata) juga sering terjadi, menyebabkan munculnya floater (bintik yang melayang-layang di pandangan mata).

Miopia tinggi juga dapat membuat pasien rentan terhadap glaukoma dan katarak dini. Glaukoma merupakan kerusakan pada saraf optik yang disebebkan oleh tekanan bola mata Anda lebih tinggi daripada normal, atau karena kelemahan struktur saraf optik Anda.

Sedangkan katarak adalah kekeruhan pada lensa di dalam mata Anda. Katarak yang berkembang akan menyebabkan penglihatan Anda menjadi keruh dan berkabut. Katarak dapat diobati dengan pembedahan, yang memungkinkan lensa yang keruh diangkat dan digantikan oleh lensa buatan.

Sementara itu, pada kasus miopia yang sangat tinggi, makula (bagian terpenting dari retina) secara bertahap dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan yang progresif dan tidak dapat dipulihkan.

Meski memiliki risiko terhadap kondisi mata tersebut, tidak berarti semua orang dengan miopia di atas -6.00 dioptri akan mengalaminya. Bagi sebagian besar orang, mata mereka akan tetap sehat.

Kebanyakan orang dengan miopia kurang dari -6.00 dioptri tidak mengalami masalah lebih lanjut. Itu berarti mata Anda sehat dan buramnya penglihatan akibat miopia dapat dikoreksi dengan mudah menggunakan kacamata atau lensa kontak.

Gejala miopia tinggi

Gejala utama miopia tinggi adalah berkurangnya ketajaman penglihatan dan perlunya memakai kacamata untuk melihat dengan jelas dari jarak jauh. Resep kacamata Anda biasanya akan meningkat sejak masa kanak-kanak atau remaja hingga dewasa ketika biasanya sudah stabil.

Namun, dalam beberapa kasus, secara perlahan akan terus meningkat selama bertahun-tahun. Karena itu, dokter menyarankan pasien dengan miopia tinggi untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur, yaitu satu tahun sekali.

Ada serangkaian gejala yang harus meningkatkan kewaspadaan kita terhadap kemungkinan komplikasi, khususnya pada retina, misalnya, kemunculan floater secara tiba-tiba, melihat kilatan cahaya di area lapang pandang, munculnya bintik-bintik pada mata, atau kehilangan penglihatan sebagian atau seluruhnya. Jika mendapati diri Anda mengalami gejala tersebut, Anda harus segera menemui dokter mata untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut.

Apakah miopia tinggi bisa dicegah? Ternyata tidak. Artinya, kita tidak dapat menghentikan pertumbuhan mata yang berlebihan. Yang dapat kita cegah, dalam banyak kasus, adalah komplikasi yang timbul dari kondisi tersebut. Untuk itu, dokter merekomendasikan pemeriksaan mata secara reguler, termasuk tes tekanan intraokuler dan pemeriksaan bagian belakang mata.

Penanganan miopia tinggi

Miopia biasanya ditangani dengan kacamata dan lensa kontak. Ada pula opsi bedah laser, salah satunya LASIK. Hanya saja, bagi mereka yang memiliki tingkat miopia tinggi, LASIK bisa menjadi pilihan yang rumit.

LASIK merupakan metode koreksi penglihatan populer yang bertujuan untuk membentuk ulang kornea dan memungkinkan cahaya untuk fokus ke retina dengan baik. Bagi sebagian besar orang, LASIK sangat aman dan efektif. LASIK bisa mengoreksi miopia berukuran hingga -12.00 dioptri.

Namun, bagi sebagian orang lainnya, operasi ini dapat menyebabkan komplikasi dan masalah penglihatan di kemudian hari. Bagi orang dengan tingkat miopia yang lebih tinggi, kemungkinan kedua inilah yang sering terjadi. Mengapa demikian?

Karena, penderita miopia tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi pula untuk mengalami sejumlah kondisi mata, seperti glaukoma dan ablasio retina. Itulah sebabnya banyak dokter bedah mata yang tidak merekomendasikan LASIK bagi kelompok pasien ini. Operasi LASIK aman bagi orang yang berisiko rendah terhadap kondisi mata lainnya, tetapi tidak aman bagi mereka yang sudah berisiko.

Ketika Anda mengalami miopia yang parah, terutama miopia yang terus memburuk dari waktu ke waktu, bola mata menjadi semakin berbentuk telur dan tidak lagi bulat. Ini berarti retina makin terdesak ke dalam ruang yang lebih kecil di dalam mata, yang terletak di seberang kornea dan pupil. Hal ini membuat pasien rabun jauh lebih mungkin mengalami ablasio retina, yang dapat menyebabkan kebutaan.

Operasi LASIK juga dapat menyebabkan pasien rabun jauh mengalami ektasia kornea (atau keratoconus). Kondisi ini menyebabkan kornea menonjol menjadi seperti kerucut. Hal ini dapat berujung pada masalah penglihatan yang parah dan sulit ditangani. Pasien dengan rabun jauh juga cenderung mengalami lingkaran cahaya, starburst, dan gangguan penglihatan lain di sekitar cahaya setelah operasi.

Tapi, Anda yang mengalami miopia tinggi, paling tidak di bawah -12.00 dioptri, jangan berkecil hati dulu. LASIK dapat membuahkan kesuksesan bagi sejumlah pasien rabun jauh. Berkonsultasilah dahulu dengan para dokter di SILC Lasik Center untuk memastikan kelayakan Anda.

SILC Lasik Center telah menjadi pilihan utama bagi pasien yang mencari layanan LASIK untuk mengatasi masalah rabun jauh di Indonesia. Dengan mengadopsi peralatan mutakhir dari Jerman, klinik ini melakukan prosedur LASIK secara aman dan nyaman bagi para pasien. Sebelum menjalani operasi, dokter berpengalaman di SILC akan melakukan penilaian yang cermat untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak menjalani prosedur LASIK.