LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) atau operasi refraktif mata dengan laser, telah menjadi solusi yang populer untuk koreksi kelainan refraksi mata, yaitu miopia (rabun jauh atau mata minus), hipermetropia (rabun dekat atau mata plus), serta astigmatisma (mata silinder). Tindakan bedah ini memungkinkan banyak orang untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak.
Meskipun menawarkan banyak benefit, sayangnya tidak semua orang cocok untuk menjalani LASIK. Operasi ini menetapkan sejumlah batasan dan syarat, sebelum Anda diperbolehkan menjalani operasi. Dan, batasan ini bukan tanpa alasan.
Lalu, kenapa harus ada batasan? Dan, apa saja batasannya?
Kriteria kelayakan untuk LASIK
Tidak semua orang dapat mengikuti prosedur LASIK, meskipun mereka sangat berharap bisa menikmati sederet manfaat dari operasi laser ini. Ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, sebelum seseorang dapat menjalani LASIK, agar mencapai hasil yang optimal dan mengurangi risiko efek samping.
Berikut adalah kriteria kelayakan yang dimaksud:
1. Usia di atas 18 tahun
LASIK tidak disarankan untuk anak dan remaja di bawah usia 18 tahun. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya perubahan refraksi mata yang masih terjadi pada usia muda. Proses LASIK memerlukan kestabilan refraksi mata agar bisa mendapatkan hasil yang permanen.
2. Stabilitas refraksi selama satu tahun
Stabilitas refraksi mengacu pada tidak adanya perubahan signifikan dalam resep kacamata selama setidaknya satu tahun. Kriteria ini penting karena perubahan resep mata dapat berpengaruh terhadap hasil operasi.
3. Kesehatan tubuh yang baik
LASIK adalah prosedur bedah. Meskipun risikonya rendah, pasien harus berada dalam kondisi kesehatan yang baik untuk menghindari kemungkinan komplikasi. Orang dengan gangguan kekebalan tubuh, seperti artritis atau diabetes, mungkin tidak cocok untuk LASIK.
4. Tidak memiliki penyakit mata
Selama proses operasi LASIK, bentuk kornea mata Anda akan diubah. Jika ada penyakit mata, seperti katarak atau glaukoma, maka LASIK dapat berdampak negatif terhadap kondisi tersebut.
5. Ketebalan kornea yang memadai
Ketebalan kornea merupakan faktor penting agar dokter bisa membuat flap kornea dengan aman selama prosedur LASIK. Kornea yang terlalu tipis dapat meningkatkan risiko komplikasi.
6. Ukuran pupil yang sesuai
Pasien dengan pupil besar memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, termasuk over correction (koreksi terlalu banyak), gangguan penglihatan saat malam hari, atau penglihatan kabur setelah LASIK.
7. Tidak sedang hamil atau menyusui
Selama kehamilan, perubahan hormon dapat mempengaruhi kualitas penglihatan wanita. Selain itu, penggunaan obat tetes mata anestesi dan obat lainnya selama LASIK dapat berdampak buruk pada janin. Jika LASIK dilakukan setelah melahirkan dan saat menyusui, bahan kimia yang digunakan dalam prosedur dapat mencemari ASI, sementara fluktuasi hormon masih berlangsung, yang dapat memengaruhi kornea mata.
Perlu diingat bahwa batasan kelayakan LASIK bertujuan untuk menjaga keamanan dan hasil yang baik bagi pasien. Operasi LASIK merupakan prosedur bedah mata yang melibatkan perubahan bentuk kornea mata, lapisan luar yang bertanggung jawab atas pemfokusan cahaya. Dalam melakukan prosedur ini dokter menggunakan laser excimer untuk mengukir kornea, sehingga mengubah kontur kornea untuk memperbaiki pemfokusan cahaya.
Karena LASIK adalah prosedur bedah, maka selalu ada risiko yang terkait dengannya. Keamanan pasien menjadi prioritas utama dalam prosedur LASIK. Dalam sebagian besar kasus, LASIK aman dan memberikan hasil yang sangat baik. Tetapi, tidak semua orang memiliki struktur mata yang cocok untuk prosedur ini. Pasien dengan faktor risiko tertentu atau kelainan mata tertentu mungkin berisiko mengalami komplikasi setelah LASIK.
Tidak semua orang cocok untuk menjalani prosedur ini. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter mata adalah langkah penting dalam menentukan apakah LASIK merupakan pilihan yang sesuai untuk Anda. Jika Anda tidak memenuhi syarat untuk LASIK, dokter mata mungkin akan merekomendasikan alternatif koreksi penglihatan yang lain.
Hanya mereka yang lulus dari pemeriksaan pra-LASIK yang akan diizinkan masuk ke ruang operasi. Melalui pemeriksaan pra-LASIK ini, dokter akan menentukan apakah Anda adalah kandidat yang cocok untuk menjalani operasi.
Apa saja komponen pemeriksaan pra-LASIK ini?
1. Pemeriksaan segmen anterior mata
Pemeriksaan ini menggunakan metode lampu celah (slit lamp) untuk memeriksa struktur yang terletak di bagian depan mata. Slit lamp adalah mikroskop dengan daya rendah yang dipadukan dengan sumber cahaya intens, yang dapat difokuskan untuk menyoroti dengan sinar tipis.
2. Pemeriksaan topografi kornea
Topografi kornea, juga dikenal sebagai fotokeratoskopi atau videokeratography, adalah teknik pencitraan medis non-invasif yang digunakan untuk memetakan kelengkungan permukaan kornea. Karena kornea bertanggung jawab atas sekitar 70% kekuatan refraksi mata, maka topografi kornea sangat penting dalam menentukan kualitas penglihatan.
3. Pemeriksaan ketebalan kornea
Pemeriksaan ini melibatkan penggunaan alat bernama pachymetry. Selain untuk mengukur ketebalan kornea, alat ini digunakan untuk memeriksa kondisi mata, seperti keratoconus (kornea yang menipis dan menonjol keluar seperti kerucut) dan untuk memeriksa pasien yang dicurigai mengalami glaukoma.
4. Pemeriksaan tekanan mata
Tes tekanan mata umumnya digunakan untuk mendeteksi glaukoma. Namun, tes ini juga dilakukan sebelum LASIK untuk memastikan bahwa tekanan mata Anda tidak terlalu tinggi, yang dapat merusak saraf optik.
5. Pemeriksaan ukuran pupil
Jarak antara pupil atau pusat pupil pada masing-masing mata diukur. Pengukuran ini digunakan dalam persiapan untuk resep kacamata. Dalam LASIK, pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa ukuran pupil Anda tidak terlalu besar, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi.
6. Pemeriksaan retina dengan dan tanpa pupil diperlebar
Kesehatan retina sangat penting untuk penglihatan Anda dan perlu diperiksa untuk mendeteksi masalah, seperti degenerasi makula (area kecil di tengah retina), glaukoma, lubang retina, ablasio retina (salah satu penyakit mata), serta komplikasi yang terkait dengan tekanan darah tinggi dan diabetes.
7. Pemeriksaan lain, jika diperlukan
Tes dengan aberrometry digunakan untuk mengukur cara gelombang cahaya melewati kornea dan lensa kristal, yang merupakan komponen refraksi (pemfokusan cahaya) mata. Distorsi yang terjadi ketika cahaya melewati mata disebut aberasi, yang mencerminkan kelainan penglihatan tertentu.
Sebelum memasuki ruang operasi, ada beberapa persiapan kecil yang penting untuk dilakukan. Misalnya, Anda perlu menyesuaikan jadwal operasi dengan jadwal pekerjaan atau aktivitas harian Anda. Anda akan membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua hari untuk beristirahat setelah operasi.
Anda juga perlu menghentikan penggunaan lensa kontak setidaknya dua minggu sebelum operasi. Anda bisa mengganti lensa kontak dengan kacamata. Sebab, penggunaan lensa kontak dapat memengaruhi bentuk kornea, yang dapat berpengaruh terhadap pengukuran dan hasil akhir operasi.
Di hari operasi Anda perlu menyiapkan diri dan memahami beberapa hal. Antara lain, Anda tidak perlu berpuasa beberapa jam sebelum operasi, seperti yang biasa dilakukan dalam operasi lain. Anda boleh makan secukupnya.
Anda juga perlu meminta seseorang untuk menemani Anda, sekaligus mengantarkan dan menjemput Anda setelah operasi. Sebab, Anda tidak diperbolehkan mengemudi pada hari operasi, karena mungkin masih mempengaruhi oleh obat yang diberikan selama operasi. Obat tersebut dapat membuat penglihatan Anda kabur untuk sementara waktu. Karena itu, Anda perlu memastikan ada seseorang yang dapat membantu Anda pulang.
Berbagai kosmetik dan produk perawatan tubuh perlu dihindari penggunaannya, termasuk parfum, lotion, body spray, minyak rambut, atau produk beraroma pada hari sebelum dan pada hari operasi. Anda juga perlu membersihkan bulu mata secara teratur beberapa hari sebelum operasi untuk menghilangkan sisa-sisa kosmetik dan serpihan yang mungkin ada pada bulu mata. Langkah ini penting untuk mengurangi risiko infeksi setelah operasi.
Karena setelah operasi Anda harus menjauhkan air dari area mata selama satu minggu, ada baiknya Anda mandi dan cuci rambut pada hari sebelum operasi.
SILC Lasik Center memiliki tim dokter ahli spesialis mata yang berpengalaman dan sangat kompeten. Mereka menjalankan prosedur operasi dengan standar yang sama yang bertujuan untuk mengurangi risiko sekecil mungkin. Setelah Anda lulus pemeriksaan pra-LASIK, dokter di SILC akan memberikan edukasi menyeluruh dan informasi tertulis kepada pasien, sehingga pasien benar-benar memahami proses LASIK serta persiapan yang diperlukan.