Kapan Waktu yang Tepat untuk Menjalani LASIK jika Anda Punya Penyakit Jantung?
Wednesday, July 17, 2024 | SILC Lasik CenterTable of Content
Memahami Keterkaitan antara Penyakit Jantung dan LASIK
Evaluasi Kelayakan untuk LASIK bagi Penderita Penyakit Jantung
Risiko dan Keamanan LASIK bagi Penderita Penyakit Jantung
- Mata kering
- Gangguan penglihatan sementara
- Koreksi yang kurang atau berlebih
- Peradangan dan pemulihan yang lambat
- Perihal ketegangan atau stres
Kapan Waktu yang Tepat untuk Menjalani LASIK?
Alternatif LASIK bagi Penderita Penyakit Jantung
Proses Pemulihan dan Perawatan PascaLASIK
Mengapa Memilih Klinik SILC untuk Operasi LASIK?
Bagi orang yang ingin melakukan operasi LASIK dan punya penyakit jantung, perencanaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan diikuti dengan koordinasi antara dokter spesialis mata dan dokter spesialis jantung. Penilaian yang komprehensif dilakukan oleh dokter mata sebelum operasi untuk memastikan tidak ada risiko yang signifikan, sehingga Anda bisa menjadi kandidat untuk operasi LASIK. Berikutnya dokter jantung mengevaluasi riwayat penyakit jantung Anda untuk mengetahui kemungkinan adanya masalah yang akan memengaruhi kesiapan Anda untuk operasi. Apabila konsultasi mendalam telah dilakukan bersama para dokter spesialis dan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, sesudah itu Anda bisa menetapkan waktu yang tepat untuk LASIK.
Memahami Keterkaitan antara Penyakit Jantung dan LASIK
Pasien dengan penyakit jantung perlu dievaluasi lebih lanjut untuk memastikan bahwa kondisi jantung stabil sebelum menjalani operasi LASIK. Risiko komplikasi dapat meningkat pada pasien dengan penyakit jantung yang tidak terkontrol, karena kondisi medis ini memengaruhi bagian tubuh yang menjadi pusat peredaran darah.
LASIK biasanya dilakukan dengan anestesi lokal berupa tetes mata, yang lebih aman untuk pasien jantung dibandingkan anestesi umum, tetapi reaksi terhadap anestesi lokal juga harus dipantau. Karena itu, setelah operasi, pasien dengan penyakit jantung mungkin memerlukan pemantauan lebih intensif untuk mendeteksi tanda-tanda komplikasi sejak dini.
Evaluasi Kelayakan untuk LASIK bagi Penderita Penyakit Jantung
Untuk memastikan bahwa LASIK aman dan tidak akan menimbulkan risiko yang signifikan, evaluasi kelayakan untuk operasi ini bagi penderita penyakit jantung melibatkan sejumlah langkah. Dimulai dengan langkah konsultasi awal, dokter mata akan menanyakan riwayat medis lengkap, termasuk informasi tentang penyakit jantung, obat-obatan yang sedang dibutuhkan, dan adanya alergi.
Setelah itu, dokter spesialis mata atau ahli bedah refraksi akan berkomunikasi dengan dokter jantung terkait evaluasi kestabilan kondisi jantung pasien, termasuk riwayat serangan jantung, gagal jantung, aritmia, atau prosedur jantung yang pernah dilakukan. Pemeriksaan tambahan seperti tes darah dan EKG mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa jantung pasien dalam kondisi baik untuk menjalani operasi.
Pasien dengan penyakit jantung yang stabil dan terkontrol dengan baik lebih mungkin diizinkan untuk menjalani LASIK. Ini termasuk pasien yang memiliki tekanan darah dan kadar kolesterol yang terkendali serta tidak memiliki riwayat serangan jantung atau gagal jantung baru-baru ini. Sebaliknya, para pasien dengan kondisi jantung yang tidak stabil mungkin tidak diizinkan menjalani LASIK hingga kondisi mereka stabil.
Untuk mengidentifikasi potensi risiko komplikasi selama dan setelah operasi LASIK terkait dengan kondisi jantung pasien, dokter juga mengevaluasi penggunaan obat-obatan seperti pengencer darah yang dapat memengaruhi prosedur dan pemulihan. Beberapa obat jantung juga dapat memengaruhi penyembuhan atau respons tubuh terhadap operasi. Dokter mata dan dokter jantung akan bekerja sama untuk menilai apakah obat-obatan ini perlu disesuaikan atau dihentikan sementara pada sebelum dan sesudah prosedur LASIK.
Risiko dan Keamanan LASIK bagi Penderita Penyakit Jantung
Operasi LASIK umumnya aman dan efektif, namun tetap memiliki sejumlah risiko dan potensi komplikasi yang bisa menjadi lebih signifikan bagi orang dengan penyakit jantung. Dengan persiapan yang tepat, risiko umum berikut ini bisa dikelola dengan cermat sehingga operasi LASIK dapat dilakukan dengan aman bahkan pada pasien dengan penyakit jantung.
1. Mata kering
Setelah LASIK, mata mungkin mengalami keadaan kering beberapa saat akibat penurunan produksi air mata. Untuk risiko ini, pengelolaannya adalah dengan menggunakan tetes mata.
2. Gangguan penglihatan sementara
Pascaoperasi, beberapa orang merasakan adanya peningkatan sensitivitas terhadap cahaya dan mengalami penglihatan ganda terutama pada malam hari. Ada juga yang penglihatannya tampak kabur selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah operasi. Gangguan ini bisa berkurang dan membaik seiring waktu, meskipun dalam beberapa kasus mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut.
3. Koreksi yang kurang atau berlebih
Kadang-kadang, koreksi penglihatan yang dicapai setelah prosedur mungkin kurang atau justru lebih banyak dari yang diharapkan. Karena itu, dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan, prosedur tambahan bisa saja diperlukan.
4. Peradangan dan pemulihan yang lambat
Terkena infeksi atau peradangan pada mata bisa saja terjadi setelah prosedur. Namun tidak perlu khawatir karena keadaan ini biasanya diobati dengan antibiotik atau obat antiinflamasi. Selain infeksi, kondisi jantung yang lemah dapat memperlambat pemulihan pascaoperasi dan meningkatkan risiko komplikasi. Untuk itu, dokter akan melakukan pemantauan lebih intensif dan dukungan medis yang lebih ekstensif selama masa pemulihan.
5. Perihal ketegangan atau stres
LASIK menggunakan anestesi lokal berupa tetes mata yang aman, tetapi pasien dengan kondisi jantung mungkin memiliki stres atau kecemasan terkait prosedur. Untuk mengelola stres dan memastikan prosedur berjalan dengan aman, bicarakanlah tentang kecemasan dan stres yang dirasakan dengan dokter mata dan dokter jantung. Para dokter spesialis akan memberikan penjelasan yang mendetail tentang prosedur dan menjawab semua pertanyaan Anda. Jika diperlukan, latihan pernapasan, meditasi, dan yoga dapat dilakukan untuk membantu mengurangi kecemasan dan menenangkan diri sebelum operasi.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Menjalani LASIK?
Menentukan waktu yang tepat untuk menjalani LASIK bagi penderita penyakit jantung memerlukan pertimbangan medis yang cermat dan koordinasi antara dokter mata dan dokter jantung. Hal pertama yang harus dipertimbangkan oleh semua pihak adalah kestabilan kondisi jantung Anda. Pastikan tidak ada gejala baru atau perubahan signifikan dalam kondisi jantung Anda dalam beberapa bulan terakhir. Jika Anda baru saja mengalami serangan jantung atau operasi jantung, Anda harus menunggu hingga dokter menyatakan Anda pulih sepenuhnya. Selain kondisi jantung yang stabil, tekanan darah dan kadar gula darah Anda juga harus dalam batas normal sebelum operasi.
Setelah evaluasi medis menyeluruh dilakukan oleh dokter mata dan dokter jantung, hal berikutnya yang dipertimbangkan adalah penentuan jadwal operasi yang sesuai. Tidak apa-apa jika Anda harus menunggu selama beberapa bulan hingga kondisi jantung stabil dan mendapatkan persetujuan dari dokter spesialis jantung, karena dibutuhkan waktu yang tenang untuk operasi LASIK, tanpa ada banyak kegiatan atau komitmen lainnya.
Menunggu waktu yang tepat untuk LASIK pernah dilakukan Maudy, mahasiswi fakultas kedokteran gigi, yang dahulu berkacamata karena penglihatannya blur akibat mata silinder. Sejak usianya 17 tahun, Maudy ingin menjalani LASIK, namun ia menunggu hingga berusia 20 tahun untuk menjalani prosedur Zlasik di SILC Lasik Center. Ia tidak merasa khawatir dalam mempersiapkan operasi karena dokter memberikan penjelasan yang detail saat proses evaluasi.
Alternatif LASIK bagi Penderita Penyakit Jantung
Bagi penderita penyakit jantung, adakalanya metode lain untuk koreksi penglihatan selain LASIK mungkin lebih cocok. Contoh metode yang bisa dipertimbangkan adalah Photorefractive keratectomy (PRK), yang juga merupakan jenis bedah refraksi dengan menggunakan laser, tetapi tanpa pembuatan flap pada kornea. Dengan metode PRK, lapisan permukaan kornea dihilangkan sebelum laser digunakan untuk membentuk ulang kornea. Keuntungannya adalah tidak ada risiko komplikasi terkait flap, sehingga metode ini bisa menjadi pilihan bagi orang-orang dengan kornea tipis. Namun, pemulihan lebih lama dibandingkan LASIK dan kemungkinan ada ketidaknyamanan lebih besar pada hari-hari awal pascaoperasi.
Metode lainnya adalah Laser Epithelial Keratomileusis (LASEK), yang merupakan bentuk lanjutan dari prosedur PRK dan mengangkat epitel kornea sebelum laser digunakan. LASEK juga menjadi alternatif bagi pasien dengan kornea tipis atau masalah mata lainnya yang membuat LASIK kurang ideal. Namun, lagi-lagi pemulihannya cenderung lebih lama dibandingkan LASIK.
Ada juga Small incision lenticule extraction (SMILE), jenis bedah refraksi laser yang lebih baru dan juga menggunakan laser untuk mengubah bentuk kornea Anda, khususnya mengobati rabun jauh dan astigmatisme. Metode ini dapat dipertimbangkan untuk membantu meningkatkan penglihatan dan mengurangi kebutuhan Anda akan kacamata atau lensa kontak.
Selanjutnya ada Refractive lens exchange (RLE), yang dikenal sebagai operasi penggantian lensa karena prosedur ini melibatkan penggantian lensa alami di dalam mata dengan lensa intraokular buatan. Tindakan ini dilakukan untuk mengoreksi rabun dekat, rabun jauh, dan astigmatisme, bahkan prosedur penggantian lensa mata juga dapat memperbaiki penglihatan bagi penderita katarak.
Sementara itu untuk metode nonbedah, pilihan yang bisa dipertimbangkan adalah Orthokeratology (Ortho-K), yang menggunakan lensa kontak khusus untuk dipakai semalaman. Walaupun memerlukan pemakaian lensa kontak malam hari secara teratur dan hasilnya condong tidak permanen, Ortho-K memungkinkan penglihatan yang jelas pada siang hari tanpa lensa kontak dan kacamata.
Proses Pemulihan dan Perawatan PascaLASIK
Bagi semua pasien, apalagi orang dengan penyakit jantung, proses pemulihan dan perawatan setelah operasi LASIK perlu dilakukan dengan cermat untuk memastikan hasil terbaik dan mencegah komplikasi. Pada hari operasi, setelah prosedur dilakukan, Anda akan diminta untuk beristirahat di klinik selama beberapa waktu untuk pemantauan awal. Penglihatan mungkin buram atau Anda mungkin merasakan sensasi gatal, tetapi tidak perlu khawatir. Setelah pulang, istirahatkanlah mata Anda dan hindari kegiatan yang memerlukan konsentrasi visual.
Dokter biasanya meresepkan tetes mata untuk mencegah infeksi setelah operasi, menjadwalkan pemeriksaan rutin, dan memastikan tidak ada komplikasi. Pada tiga hari pertama, sangat penting untuk tidak menggosok mata, maka pakailah pelindung mata. Tidak itu saja, setiap kali berada di luar ruangan, pakailah kacamata hitam yang melindungi mata dari sinar ultraviolet.
Aktivitas ringan biasanya boleh dilakukan setelah satu minggu, tetapi hindari olahraga berat dan kegiatan yang bisa menyebabkan cedera pada mata. Setelah sekitar satu bulan, Anda biasanya dapat kembali melakukan rutinitas, termasuk berolahraga dan memakai makeup mata, namun tetap sesuai izin dokter.
Untuk menjaga hasil LASIK tetap optimal dalam jangka panjang, jauhkan mata dari debu, asap, angin, dan bahan kimia yang dapat mengiritasi mata. Di samping mengonsumsi makanan yang kaya vitamin untuk kesehatan mata, minumlah cukup air setiap hari untuk menjaga kelembapan alami mata. Selain itu, usahakan untuk mendapatkan cukup tidur setiap malam demi mendukung kesehatan mata.
Mengapa Memilih Klinik SILC untuk Operasi LASIK?
Memilih klinik LASIK yang tepat sangat penting, terutama bagi pasien dengan penyakit jantung. SILC Lasik Center terdiri dari ahli bedah refraksi yang bersertifikat dan berpengalaman dalam melakukan operasi LASIK. Anda bisa mendapatkan perawatan yang terintegrasi karena klinik LASIK ini dilengkapi dengan fasilitas lengkap dan teknologi terbaru untuk membantu mendapatkan hasil terbaik dan mengurangi risiko komplikasi.
Mematuhi standar sterilisasi dan kebersihan yang ketat untuk mencegah infeksi, klinik ini menyediakan evaluasi kesehatan menyeluruh untuk memastikan Anda adalah kandidat yang aman untuk LASIK. Tim dokter mata akan melakukan penilaian risiko individu yang mempertimbangkan kondisi kesehatan setiap pasien, termasuk riwayat penyakit jantung. Jika Anda punya penyakit jantung, klinik mata ini akan melakukan pendekatan yang disesuaikan berdasarkan kondisi kesehatan dan kebutuhan spesifik Anda.