ARTIKEL

LASIK Untuk Kondisi Mata Juling, Amankah?

Friday, June 28, 2024 | SILC Lasik Center
lasik-untuk-kondisi-mata-juling-amankah

Sekilas, mata juling dan prosedur LASIK (Laser Assisted In Situ Keratomileusis) sepertinya tidak saling berkaitan. Mata juling merupakan kondisi mata yang tidak sejajar, sedangkan LASIK adalah suatu bedah refraktif untuk mengoreksi kelainan refraksi mata.

Ternyata, LASIK secara tidak langsung dapat memberikan manfaat bagi pasien dengan mata juling, yaitu meningkatkan ketajaman penglihatan. Hanya saja, pasien mata juling harus berkonsultasi dengan dokter mata yang berpengalaman untuk menentukan treatment yang paling sesuai. Evaluasi yang komprehensif sangat penting dalam menyusun rencana treatment yang efektif.

Lalu, sejauh mana keamanan LASIK untuk pasien dengan mata juling?

Fakta soal mata juling

Dalam dunia kedokteran, mata juling yang disebut juga dengan strabismus, merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan ketidaksejajaran mata. Satu mata mungkin mengarah ke depan sementara mata lainnya melihat ke atas, ke bawah, ke dalam, atau ke belakang.

Ketidaksejajaran ini, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau terus-menerus, dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu penyebab yang umum adalah terjadinya ketidakseimbangan otot. Otot mata yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan mata tidak dapat bekerja sama dengan baik.

Penyebab lain adalah disfungsi saraf, yang mengganggu sinyal antara otak dan otot mata. Selain itu, faktor genetik juga dapat berperan dalam perkembangan strabismus, karena cenderung menurun dalam keluarga. Mata juling bawaan terjadi selama masa kanak-kanak, tapi ada juga mata juling yang dialami di kemudian hari.

Strabismus dapat menimbulkan sejumlah dampak terhadap penglihatan. Misalnya, penglihatan binokular yang berkurang, yaitu kedua mata tidak dapat berfungsi sebagai satu tim. Mata juling juga dapat menyebabkan penglihatan ganda. Hal tersebut terjadi karena otak menerima gambar yang saling bertentangan dari mata yang tidak sejajar. Dampak tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan kesulitan untuk fokus.

Mata juling juga dapat memengaruhi persepsi kedalaman, sehingga sulit untuk menilai jarak secara akurat. Di samping itu, mata juling dapat menyebabkan ambliopia atau mata malas, yaitu ketika otak lebih memilih satu mata daripada mata yang lain.

Gejala strabismus yang umum terjadi adalah ketegangan dan kelelahan mata, karena mata terus-menerus berjuang untuk menyelaraskan dan mempertahankan fokus yang jelas. Selain itu, kondisi mata juling terlihat jelas pada penampilan mata. Karena sebagian besar mata juling terjadi atau berkembang selama masa kanak-kanak, maka mata juling paling efektif diatasi sebelum kondisi tersebut berkembang sempurna.

Kondisi mata juling bisa diatasi dengan berbagai cara. Antara lain, kacamata prisma. Kacamata khusus ini menggunakan prisma untuk mengarahkan sinar cahaya, sehingga membantu mengompensasi ketidaksejajaran mata dan meningkatkan penglihatan binokular.

Ada pula opsi terapi penglihatan, yaitu program latihan dan teknik khusus yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi mata, memperkuat kemampuan penglihatan, dan mengatasi penyebab strabismus. Namun, pada beberapa kasus, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk menyetel ulang mata secara fisik dan memperbaiki ketidakseimbangan otot yang menyebabkan strabismus. Prosedur tersebut biasanya dilakukan oleh dokter spesialis mata. Baik terapi penglihatan maupun operasi strabismus bertujuan untuk mencapai keselarasan mata dalam jangka panjang dan fungsi visual yang optimal.

Mata juling juga bisa disebabkan oleh gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi mata, yaitu rabun dekat (miopia atau mata minus), rabun jauh (hipermetropia atau mata plus), atau astigmatisma (mata silinder). Maka, siapa pun yang mengalami mata juling akibat kelainan refraksi bisa mempertimbangkan bedah laser korektif, termasuk LASIK, sebagai opsi treatment.

Jika kelainan refraksi menjadi penyebab utama mata juling, LASIK dapat membantu memperbaiki kesejajaran mata dengan mengoreksi penglihatan. Jika juling disebabkan oleh kondisi neurologis atau ketidakseimbangan otot, bedah mata laser mungkin tidak dapat mengatasi penyebab utamanya.

LASIK dan mata juling

LASIK merupakan prosedur pembedahan yang bertujuan untuk mengoreksi kelainan refraksi mata dengan cara membentuk ulang kornea (bagian depan mata yang transparan). Untuk melakukan prosedur LASIK, dokter menggunakan laser untuk menghilangkan sebagian kecil jaringan dari kornea secara akurat, sehingga cahaya dapat fokus dengan baik pada retina dan menghasilkan penglihatan lebih jernih.

LASIK dikenal karena prosedurnya cepat dan relatif tidak menimbulkan rasa sakit. Pemulihannya juga terbilang singkat dengan peningkatan penglihatan yang signifikan.

Lalu, bolehkah menjalani LASIK dengan kondisi mata juling? Boleh, tapi tentu setelah dokter mata memeriksa apakah Anda merupakan kandidat yang memenuhi syarat. Yang jelas, memiliki mata juling tidak langsung membuat Anda terdiskualifikasi dari LASIK. Pasien dengan mata juling juga masih dapat memilih di antara berbagai prosedur refraktif, termasuk LASIK, PRK (Photorefractive Keratectomy), dan SmartSight yang minimal invasif.

Tapi, jangan lupa, tujuan utama dari LASIK adalah memperbaiki kelainan refraksi pada masing-masing mata. Karena itu, meskipun tidak dapat mengurangi tampilan mata juling, LASIK dapat mengatasi gejala-gejala yang terkait dengan penglihatan yang buruk.

Ketika pasien sudah memiliki mata juling, operasi mata laser harus mempertimbangkan sejumlah aspek. Meski jarang terjadi, kondisi mata juling dapat menimbulkan beberapa komplikasi saat menjalani operasi refraktif. Tapi, komplikasi tersebut kurang dari satu persen, jika Anda berkonsultasi dengan dokter mata sebelum menjalani operasi.

Meskipun fokus pada koreksi kelainan refraksi, LASIK juga dapat memberikan manfaat secara tidak langsung bagi pasien strabismus. Dengan meningkatkan ketajaman penglihatan dan mengurangi kebutuhan akan lensa korektif, LASIK dapat membantu mengatasi salah satu aspek dari masalah penglihatan yang terkait dengan strabismus. Selain itu, LASIK dapat berkontribusi pada keseluruhan rencana perawatan untuk strabismus dengan memberikan lapang pandang yang lebih jelas, sehingga memudahkan penyelarasan mata yang lebih akurat.

Tapi, sebelum mempertimbangkan LASIK sebagai pilihan terapi untuk strabismus, ada beberapa faktor yang perlu dievaluasi. Kestabilan mata merupakan pertimbangan penting, karena keberhasilan LASIK bergantung pada kondisi mata yang stabil. Status refraksi juga perlu dinilai secara menyeluruh untuk menentukan sejauh mana koreksi yang diperlukan. Dalam beberapa kasus, prosedur tambahan mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dengan cermat oleh dokter spesialis mata.

Tingkat keberhasilan LASIK pada pasien dengan kondisi mata juling dapat berbeda-beda, tergantung pada kondisi setiap pasien. Meskipun LASIK dapat meningkatkan ketajaman penglihatan dan mengurangi kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak, LASIK tidak secara langsung mengatasi ketidaksejajaran mata.


Karena fokus LASIK adalah mengoreksi kelainan refraksi dan meningkatkan ketajaman penglihatan, maka LASIK secara tidak langsung dapat memperbaiki aspek-aspek tertentu dari penglihatan, seperti kejernihan dan fokus. Tapi, LASIK tidak dapat secara langsung mengatasi masalah yang terkait masalah persepsi kedalaman yang disebabkan oleh strabismus.

Persepsi kedalaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk penglihatan binokular dan kemampuan otak untuk memproses informasi visual secara akurat. Terapi penglihatan atau operasi strabismus mungkin lebih efektif untuk meningkatkan persepsi kedalaman bagi pasien dengan strabismus.

Mata juling dapat mengganggu penglihatan binokular atau koordinasi kedua mata. Meskipun bedah laser dapat membantu meningkatkan ketajaman penglihatan, masalah penglihatan binokular mungkin tidak dapat diatasi.

Seperti halnya prosedur bedah lain, LASIK memiliki potensi risiko dan komplikasi. Beberapa risiko yang terkait dengan LASIK, antara lain mata kering, silau, lingkaran cahaya, dan kelainan refraksi yang kurang terkoreksi atau terkoreksi secara berlebih. Pasien strabismus yang mempertimbangkan LASIK harus mendiskusikan potensi risiko dan komplikasi dengan dokter mata mereka sebelum mengambil keputusan untuk LASIK. Mereka sebaiknya mempunyai harapan yang realistis.

Perlu diingat, LASIK bukanlah solusi yang cocok untuk semua jenis strabismus. Kesesuaian LASIK untuk mengatasi strabismus tergantung pada berbagai faktor, termasuk kestabilan kondisi mata, status refraksi, dan tingkat ketidaksejajaran mata. Pasien harus berkonsultasi dengan dokter mata berpengalaman yang dapat mengevaluasi kasusnya, sehingga dapat merekomendasikan pilihan terapi yang paling tepat untuk jenis strabismus yang dialami pasien tersebut.

LASIK umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak dengan strabismus. Mata anak-anak masih dalam tahap perkembangan. Kondisi kelainan refraksi dan kesejajaran mata mereka masih berubah sejalan dengan bertambahnya usia. Anak-anak dengan strabismus harus mendapatkan evaluasi menyeluruh dari dokter mata anak yang dapat merekomendasikan penanganan yang tepat berdasarkan usia, tingkat keparahan strabismus, dan kebutuhannya.

Persiapan hingga pemulihan

Menemukan dokter bedah LASIK yang berkualitas dan berpengalaman dalam menangani strabismus merupakan langkah yang krusial. Anda dapat memulai persiapan dengan mencari dokter mata atau ahli bedah refraktif yang berspesialisasi dalam strabismus dan prosedur LASIK. Carilah dokter yang memiliki sertifikasi, pengalaman yang luas, dan ulasan pasien yang positif.

Setelah menemukan beberapa dokter, luangkan waktu untuk menjadwalkan konsultasi dengan calon dokter bedah Anda untuk mendiskusikan kasus spesifik Anda. Jangan ragu mengajukan banyak pertanyaan.

Sebelum menjalani operasi LASIK, Anda akan menjalani konsultasi awal dan pemeriksaan mata yang komprehensif. Selama evaluasi ini, dokter mata akan menilai kelayakan Anda untuk menjalani LASIK, serta mendiskusikan harapan dan tujuan operasi. Anda akan menerima instruksi terperinci tentang cara mempersiapkan diri untuk prosedur, termasuk panduan untuk menghentikan penggunaan lensa kontak dan obat-obatan, jika perlu.

Prosedur LASIK terdiri dari beberapa langkah. Pertama, flap tipis dibuat pada kornea dengan menggunakan pisau microkeratome atau laser femtosecond. Flap kemudian diangkat, dan jaringan kornea di bawahnya dibentuk ulang menggunakan laser excimer. Setelah kornea dibentuk ulang, flap diposisikan ulang, yang berfungsi sebagai perban alami.

Setelah operasi, pasien mungkin merasakan sedikit ketidaknyamanan. Pada awalnya, mungkin akan timbul masalah mata kering dan fluktuasi pada penglihatan yang sifatnya sementara. Anda harus mengikuti petunjuk perawatan pasca operasi demi kelancaran pemulihan. Jadwal kontrol secara teratur akan diatur agar dokter bisa memantau kemajuan dan mengatasi masalah apa pun yang mungkin terjadi.

Waktu pemulihan setelah operasi LASIK dapat bervariasi pada setiap pasien. Tapi, sebagian besar pasien mengalami pemulihan yang relatif cepat. Biasanya, pasien dapat kembali beraktivitas normal dalam beberapa hari hingga seminggu setelah prosedur. Asalkan, pasien telaten mengikuti petunjuk perawatan pasca operasi yang diberikan oleh dokter mata dan memenuhi jadwal kontrol lanjutan.

Jika Anda memiliki kondisi strabismus, jangan langsung mengurungkan niat untuk LASIK. Hubungi SILC Lasik Center untuk mencari tahu lebih lanjut dan berdiskusi dengan para dokter ahli di sana. Anda akan mendapatkan jawaban dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.