Penyebab Mata Silinder Memburuk dan Cara Mengatasinya
Friday, May 17, 2024 | SILC Lasik CenterDalam upaya menghindari dampak jangka panjang yang tidak diinginkan atau bahkan merugikan, penting untuk memahami kondisi mata silinder dan mengobatinya sesegera mungkin. Karena itu, ambillah waktu untuk melakukan riset hingga berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendiskusikan opsi, mendapatkan pemeriksaan rutin, dan memilih perawatan yang tepat dalam menjaga kesehatan mata.
Mengenal Mata Silinder
Secara umum, mata silinder diketahui sebagai salah satu jenis kelainan refraksi mata. Hal ini terjadi ketika permukaan kornea atau lensa mata tidak memiliki lengkungan yang merata dalam satu arah tertentu, sehingga menyebabkan cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan dengan baik pada retina, bagian mata yang bertanggung jawab untuk memproses gambar yang terlihat.
Untuk memahami lebih dalam, mari kita tinjau bagaimana mata normal bekerja. Biasanya, permukaan kornea (lapisan luar mata) dan lensa mata memiliki lengkungan yang merata, sehingga ketika cahaya masuk ke mata, lensa mata memfokuskan cahaya tersebut secara akurat pada retina dan gambar yang dilihat jelas.
Namun, pada mata silinder, lengkungan tidak merata dalam satu arah tertentu. Ini bisa mengakibatkan cahaya yang masuk ke mata difokuskan secara tidak merata dan menyebabkan gambar yang dilihat menjadi buram atau kabur. Dalam hal mata silinder, garis-garis lurus mungkin terlihat bengkok atau melengkung dan detail-detail halus bisa menjadi sulit untuk dilihat dengan jelas.
Mata silinder sering kali terjadi bersamaan dengan miopi (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat). Ketika seseorang memiliki kelainan refraksi ini, dokter mata dapat meresepkan kacamata atau lensa kontak khusus yang disesuaikan dengan tingkat silinder yang dimiliki individu untuk membantu memperbaiki penglihatan. Prosedur bedah refraksi juga bisa saja direkomendasikan oleh dokter mata setelah pemeriksaan menyeluruh.
Faktor Penyebab Mata Silinder Memburuk
Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang mungkin memperburuk mata silinder dan mengelola kondisi kesehatan mata secara menyeluruh dapat membantu menjaga kesehatan mata. Untuk membantu mengurangi risiko yang memperparah kondisi mata silinder, cobalah perhatikan beberapa faktor berikut ini.
1. Genetika
Kecenderungan untuk mengembangkan kelainan refraksi, termasuk mata silinder, dapat diturunkan secara genetik. Jika ada riwayat keluarga dengan mata silinder, seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi tersebut.
2. Perubahan bentuk kornea
Mata silinder sering terkait dengan bentuk kornea yang tidak merata. Perubahan dalam bentuk kornea, yang bisa terjadi karena berbagai faktor seperti trauma, penyakit mata, atau penuaan dapat memengaruhi kondisi mata silinder.
3. Perubahan refraksi
Kadang-kadang, mata silinder dapat menjadi lebih parah seiring berjalannya waktu karena perubahan alami dalam refraksi mata. Ini bisa terjadi secara bertahap seiring penuaan atau karena faktor-faktor lain seperti perubahan berat badan yang signifikan.
4. Aktivitas yang membuat mata lelah
Melakukan aktivitas dengan penggunaan mata yang berlebihan atau ketidakseimbangan dalam waktu penggunaan mata dapat memengaruhi kesehatan mata. Contohnya, menggunakan komputer dalam jangka waktu lama tanpa istirahat mempunyai potensi memperburuk mata silinder.
5. Penyakit mata lainnya
Penyakit mata seperti keratoconus (kondisi ketika kornea menipis dan membentuk cembung), glaukoma (penyakit mata yang merusak saraf optik), atau penyakit mata lainnya dapat memengaruhi kondisi parah mata silinder. Jika mengalami hal ini, konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan penilaian yang lebih akurat dan rekomendasi penanganan yang sesuai.
Perubahan Hormonal dan Dampaknya pada Mata Silinder
Perubahan hormon dalam tubuh ternyata dapat memiliki dampak pada kesehatan mata dan penglihatan, termasuk pada kondisi mata silinder. Dampaknya dapat bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang mungkin tidak mengalami dampak yang signifikan, sementara yang lain mungkin mengalami perubahan yang lebih jelas. Jika mengalami perubahan pada penglihatan yang terkait dengan perubahan hormon, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Ini beberapa dampak perubahan hormon pada mata silinder yang perlu diperhatikan.
1. Perubahan refraksi
Perubahan hormon dalam tubuh contohnya selama masa pubertas, kehamilan, dan tidak haid lagi atau menopause dapat memengaruhi keseimbangan refraksi mata. Hal ini bisa menyebabkan perubahan sementara dalam penglihatan, termasuk perubahan pada mata silinder.
2. Dampak pada kornea
Perubahan hormonal tertentu, seperti fluktuasi hormon selama keadaan hamil atau penggunaan kontrasepsi hormonal dapat memengaruhi keseimbangan cairan di dalam mata. Hal ini bisa memengaruhi bentuk kornea dan kejelasan penglihatan, yang dapat memperburuk kondisi mata silinder.
3. Ketidaknyamanan pada mata
Perubahan hormon juga bisa memengaruhi tingkat ketidaknyamanan pada mata. Contohnya, meningkatnya keadaan kering pada mata atau sensitivitas terhadap cahaya, yang pada akhirnya dapat memperburuk gejala mata silinder.
4. Perubahan penyesuaian lensa
Perubahan hormonal juga bisa memengaruhi elastisitas lensa mata, yang memungkinkan mata untuk fokus pada objek yang berbeda. Keadaan turun-naiknya hormon bisa memengaruhi kemampuan mata untuk menyesuaikan fokus dengan cepat, yang akan berpengaruh pada penglihatan, terutama bagi orang yang memiliki mata silinder.
5. Peningkatan gejala mata silinder
Wanita yang mengalami perubahan hormonal yang signifikan, seperti selama keadaan hamil dan menopause mungkin mengalami peningkatan gejala mata silinder. Contohnya adalah mata kabur atau buram, ketegangan mata, atau kesulitan dalam melihat dengan jelas.
Gejala Penurunan Kondisi Mata Silinder
Gejala penurunan terkait kondisi mata silinder bisa bervariasi tergantung pada tingkat keparahan mata silinder dan seberapa jauh kondisi tersebut memengaruhi penglihatan seseorang. Berikut ini beberapa gejala umum yang bisa muncul ketika mata silinder memburuk atau menjadi lebih parah.
1. Kabur atau buram
Penglihatan yang kabur atau buram adalah gejala utama pada mata silinder. Ketika permukaan kornea atau lensa mata tidak merata, cahaya yang masuk ke mata tidak difokuskan dengan baik pada retina, sehingga menyebabkan gambar yang dilihat menjadi kabur.
2. Kesulitan dalam melihat detail
Mata silinder dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat detail-detail halus atau garis-garis lurus. Hal ini bisa membuat membaca atau melihat objek jarak jauh menjadi sulit dilakukan.
3. Sakit kepala
Penggunaan mata yang berlebihan untuk mencoba menyesuaikan penglihatan yang buram dapat menyebabkan ketegangan pada mata. Selain itu, seseorang dengan mata silinder juga bisa merasa sakit kepala setelah melakukan aktivitas dengan penggunaan mata yang berlebihan.
4. Cahaya silau
Beberapa orang dengan mata silinder mungkin lebih sensitif terhadap cahaya. Ada kemungkinan mengalami silau, terutama dalam situasi dengan pencahayaan yang cerah.
5. Sulit membedakan kontras
Kondisi mata silinder dapat mengurangi kemampuan mata untuk membedakan kontras antara warna atau antara objek dan latar belakangnya.
6. Kesulitan mengemudi pada malam hari
Mata silinder bisa membuat pengemudi kesulitan melihat dengan jelas pada malam hari, terutama dengan lampu penerangan jalan yang berkilauan.
7. Tidak fokus saat bekerja
Kondisi mata silinder dapat membuat seseorang sulit untuk fokus atau konsentrasi pada tugas yang memerlukan ketajaman penglihatan yang baik. Kesulitan untuk fokus bisa saja berdampak buruk karena akan menghambat pekerjaan.
Dampak Jangka Panjang Mata Silinder yang Tidak Diobati
Mata silinder yang tidak diobati dapat memiliki dampak jangka panjang yang signifikan pada kesehatan mata hingga kualitas hidup seseorang. Inilah beberapa dampak jangka panjang yang mungkin terjadi.
1. Kerusakan pada kornea
Ketidakseimbangan refraksi yang tidak diobati dapat menyebabkan tekanan yang tidak merata pada kornea. Pada akhirnya, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan kornea atau perkembangan kondisi yang tidak diharapkan, seperti keratoconus.
2. Ketegangan pada mata
Penggunaan mata yang berlebihan untuk mencoba menyesuaikan penglihatan yang kurang jelas dan buram dapat menyebabkan ketegangan mata yang berkelanjutan. Kondisi ini dapat mengakibatkan beberapa gejala seperti sakit kepala, mata lelah, atau ketegangan di area sekitar mata.
3. Penurunan kualitas hidup
Mata silinder yang tidak diobati dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan tugas sehari-hari dengan nyaman, seperti membaca, mengemudi, atau bekerja di depan komputer. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
4. Mengganggu aktivitas
Mata silinder dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, seperti membaca buku, menonton TV, dan menggunakan komputer. Tidak itu saja, kondisi mata silinder yang tidak diobati bisa membuat seseorang sulit dalam melakukan aktivitas lainnya. Contohnya, berolahraga di luar ruangan atau mengendarai kendaraan pada malam hari akibat penglihatan yang buram atau kabur.
5. Hambatan dalam menikmati hobi
Penglihatan yang buram atau kabur dapat membuat seseorang sulit untuk menikmati hobi dan rekreasi. Contohnya, sulit menyimak pertunjukan seni akibat penglihatan yang tidak jelas.
6. Risiko kecelakaan
Mata silinder yang tidak diobati juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan, terutama saat berkendara atau melakukan aktivitas yang membutuhkan tingkat ketajaman penglihatan yang tinggi.
7. Pengaruh pada pekerjaan dan sekolah
Mata silinder dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja atau belajar secara efektif. Kondisi ini dapat memengaruhi kinerja di tempat kerja atau di lingkungan pendidikan, terutama jika seseorang harus melakukan tugas yang memerlukan ketajaman penglihatan yang tinggi.
8. Kecemasan dan stres
Kesulitan dalam melihat dengan jelas atau melakukan tugas-tugas visual dapat menyebabkan kecemasan dan stres, terutama dalam situasi yang membutuhkan adanya ketajaman penglihatan yang baik.
9. Kerusakan mata jangka panjang
Pada beberapa kasus yang parah, kondisi mata silinder yang tidak diobati bisa menyebabkan kerusakan permanen pada mata, termasuk kerusakan kornea atau gangguan penglihatan yang lebih serius.
Pengobatan Mata Silinder di Klinik SILC
Kacamata dan lensa kontak biasanya menjadi pilihan yang paling umum untuk membantu mengoreksi mata silinder. Prosedur bedah laser refraksi seperti LASIK juga dapat menjadi pilihan untuk orang dengan mata silinder. Para dokter mata yang berpengalaman dalam prosedur LASIK dan memiliki reputasi yang baik di SILC LASIK Center akan melakukan pemeriksaan menyeluruh sebelum melakukan prosedur ini. Tim dokter mata juga akan mendiskusikan hasil yang diharapkan dan menetapkan dengan sungguh hati prosedur yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Didukung dengan teknologi modern dan inovasi di SILC Lasik Center, tim dokter mata akan memberikan informasi yang komprehensif dan pemahaman yang jelas tentang prosedur yang dilakukan. Selain itu, lokasi klinik yang baik letaknya juga mempermudah Anda dalam mempersiapkan diri sebelum operasi dan dalam melakukan proses pemulihan setelah LASIK untuk mata silinder.